Ahok sebut Dinsos DKI mark up kursi roda Rp 800.000 jadi Rp 2,7 juta
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menemukan kejanggalan terhadap pengajuan kebijakan umum anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Dalan KUA-PPAS Dinas Sosial DKI pembelian kursi roda Rp 2,7 juta untuk 30 unit.
"Itu kan gila, aku saja sering beli kursi roda diam-diam saya beli Rp 800.000, ini kursi roda Rp 2,7 juta kan gila. 30 buah, belum yang Sudinnya," kata pria disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (25/11).
Menurut Ahok, pembelian kursi roda seharga Rp 2,7 juta tidak wajar. Sebab, kursi roda tersebut belum tentu ada fungsinya.
-
Bagaimana kursi roda Hawking terjual? Kursi roda Hawking yang digunakannya pada pertengahan tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an sebelum kehilangan kendali atas tangan-tangannya akibat Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), terjual dengan harga USD387.480 pada 2018.
-
Di mana kejadian pencurian kursi roda terjadi? Sebagaimana tertulis di keterangan, kejadian ini berlangsung di kawasan ruko wilayah Bekasi Utara.'Terjadi di area depan Ruko Telagamas, Duta Harapan, Bekasi Utara,' keterangan dalam video.
-
Kenapa kursi di Panggung Krapyak jadi misteri? Banyak orang yang coba menerka-nerka kenapa kursi itu ada di sana.
-
Siapa yang menolak dibantu membawa kursi? Politikus sekaligus pebisnis Hashim Djojohadikusumo menjadi sorotan usai menolak dibawakan kursi yang ia gunakan sendiri.
-
Kenapa Hashim Djojohadikusumo menolak dibantu membawa kursi? 'Saya masih kuat kok,' kata Hashim Djojohadikusumo.
-
Dimana kursi itu disimpan? “Tempat duduk nya sultan dulu itu,“ tulis akun Tiktok no name
"Kalau ada duit baru ikut, wajar atau tidak. Kalau enggak ada fungsi. Contoh ada pelatihan, latih 50 orang habisin Rp 1 milyar. Apa yang mau dilatih?," kata dia.
Selain itu, dirinya juga mencoret pelatihan cara membayar pajak bumi bangunan sejumlah ratusan juta. Bahkan peserta pelatihan tersebut yakni Ketua RT dan Ketua RW.
"Pajak juga coret. Pemahaman cara bayar PBB. Berapa ratus juta, apa yang harus mau dipahami. Terus saya tanya siapa yang mau kamu latih? RT/RW. Lu yakin? Kasih pemahaman ke masyarakat," kata dia.
Lebih jauh, dirinya juga mencoret biaya alat tulis (ATK) kantor sebesar Rp 400 juta. Menurut dia, jumlah sebesar itu untuk alat tulis kantor sangat tidak efektif. Menurut Ahok, angka buat ATK seharusnya bisa Rp 50 juta.
"ATK itu, dalam sarana kantor, makan minum, beli piring gelas di situ juga. Ada lagi yang ciptain ATK itu, flashdisk macam-macam. Aku enggak mau lagi. Mesti pisah dan bisa baca sudin ini sudin ini. ATK rata-rata diajuin Rp 400 juta. Engga bisa 50 juta saja saya bilang. Maksimal lihat kondisi besar kecil," tandasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nantinya baik Dinas Sosial (Dinsos) maupun Suku Dinas Sosial (Sudinsos) akan melakukan asesmen atau pengumpulan dan pengolahan informasi.
Baca SelengkapnyaSepeda motor listrik dinilai masih sepi peminat. Untuk itu, pemerintah kini mengkaji persyaratan pemberian subsidi motor listrik. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaTersangka memasarkan mobil bekas taksi dengan harga berkisar Rp30 juta sampai Rp100 juta.
Baca SelengkapnyaViral biaya hidup di IKN lebih mahal dari Jakarta.
Baca SelengkapnyaBagi Moeldoko, penggunaan dana APBN bagi kebutuhan perayaan hari nasional di Indonesia tidak ada yang mahal.
Baca Selengkapnya