Ahok sebut operasi yustisi agar pendatang tak gelandangan
Merdeka.com - Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemprov DKI akan menggelar operasi yustisi pascaLebaran. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, kegiatan ini bukan bukan untuk merazia dengan memberikan sanksi denda kepada mereka yang terjaring.
"Kita operasi yustisi itu sifatnya bukan razia untuk kasih denda orang. Kita cuma mau ingatkan, kalau Anda mau di Jakarta, harus punya usaha dan tempat tinggal, biar kita kasih KTP Jakarta," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/7).
Ahok menjelaskan, mengacu pada Undang-undang Kependudukan yang baru dengan e-KTP, tidak ada lagi perbedaan nomor KTP bagi semua penduduk di Indonesia. Hanya tinggal mengganti alamat tinggal saja jika mereka pindah domisili.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Dimana Ahok menghabiskan masa kecil? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Bagaimana Pemprov DKI membantu pendatang baru mendapatkan pekerjaan? Pemprov DKI menyediakan 10 pelatihan, misalnya pelatihan tata boga, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan menyetir.
-
Siapa yang menikah dengan Ahok? Puput Nastiti Devi menjadi sorotan publik sejak menikahi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Makanya tidak ada lagi istilah daerah manapun yang tertutup. Jadi semua daerah, dari Sabang sampai Merauke, betul-betul semua orang bisa bebas ke mana saja, cuma perlu lapor," ujar Ahok.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) DKI Edison Sianturi, berkomitmen akan menggelar operasi yustisi kependudukan pada 7 Agustus mendatang. Dirinya menyebut, hal itu guna membendung arus urbanisasi warga desa ke kota, yang selalu ramai pasca lebaran.
Dalam hal ini, Edison menjelaskan, bukan berarti Pemerintah Provinsi DKI melarang untuk warga desa memasuki Ibu Kota. Hanya saja, ada baiknya jika sebelum masuk Jakarta, warga desa itu memiliki keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di kota.
"Batas waktunya 14 hari setelah mereka ada di Jakarta. Tepatnya, 14 hari dari H+7 jadi H+21. Kita lakukan operasi serentak di Jakarta," ujar Edison.
"Boleh, asal punya keterampilan sesuai dengan kebutuhan Jakarta. Sehingga mereka bisa punya pekerjaan, dan tidak tinggal di sembarang tempat. Kalau tidak, pasti mereka akan tinggal di pinggir kali, rel kereta dan ruang hijau. Kalau gitu, nanti pasti akan ditertibkan," ungkapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Tinggal di Jakarta tuh harusnya (pendapatan) Rp5juta sampai Rp10 juta lebih bagus," kata Ahok
Baca SelengkapnyaAhok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca Selengkapnya"Agar tidak mengajak sanak keluarga atau tetangga untuk mengadukan nasibnya ke Jakarta," kata Joko
Baca SelengkapnyaWarga pendatang baru wajib mencatatkan administrasi kependudukan di Dukcapil DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRespons Heru Budi soal penonaktifan NIK warga Jakarta dikritik Ahok
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta mencatat 80 persen sudah kembali ke ibu kota.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI akan Beri Bansos ke Warga Pendatang Ber-KTP Jakarta, Apa Syaratnya?
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengkritik langkah Pemerintah Provinsi Jakarta terkait penonaktifan puluhan ribu NIK KTP
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca Selengkapnya