Ahok sebut ungkap dana siluman seperti tangkap alien jelma manusia
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menemukan dana siluman Rp 12,1 triliun dalam RAPBD 2015. Temuan ini diduga kuat diusulkan pihak DPRD.
Untuk menyelidiki temuan itu, Ahok, sapan Basuki, sudah melapor ke KPK. Tak cuma itu, Ahok juga mengajak polisi ikut mengusut. Selain lembaga penegak hukum, Ahok juga dibantu masyarakat yang melakukan pengawasan lewat situs rapbd-dki.kawalapbd.org.
Di web kawalapbd itu, Ahok menemukan sejumlah hal mengagetkan. Salah satunya, sejak tahun 2012 total anggaran yang datang dari pokok pikiran atau Pokir. Anggaran dari Pokir inilah usulan DPRD.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa anggota DPD yang memiliki harta Rp15,7 miliar? Mengutip Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), Komeng mengaku memiliki harta senilai Rp15,7 miliar lebih.
-
Bagaimana KPK mengusut kasus suap dana hibah Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. 'Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti,' ujar Alex.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
"e-Budgeting inikan sekarang sudah jalan, kita lagi sisir dari 2012, 2013, perubahan 2014, itu kami lebih kaget lagi. Ternyata total usulan pokir-pokir yang disusun dari DPRD, total dari anggaran 2012 sampai 2015 ini ada Rp 40 triliun lebih," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/3).
"Makanya dengan sistem ini enak banget nyisirnya tahu enggak. Jadi enggak heran bisa naik Range Rover Rp 3-4 miliar kalau mainnya puluhan triliun," sindirnya.
Khusus dana siluman ini, katanya, dari nilai yang dia curigai ternyata malah ditemukan tinggal Rp 10 triliun yang berbeda dengan RAPBD versi pemprov. Dia menduga Rp 2 triliun itu sudah berhasil lolos melebur ke dana lain yang sudah tersusun di RAPBD.
"Jadi, begitu kita masukin ke sistem, ternyata usulan mereka yang Rp 12 triliun itu hanya Rp 10 triliun yang beda. Berarti sudah ada 2 triliun di dalam APBD 2015. Berarti ada SKPD yang main. Saya kan sudah bilang, permainan ini ada SKPD. Kenapa ada Silpa? Terjadi karena ada SKPD yang tidak mau eksekusi," beber Ahok.
Ahok yakin penerapan e-budgeting bisa meminimalisir dana siluman semacam itu. Sebab dia menyadari tanpa sistem itu pengawasan masuknya dana tak bertanggung jawab akan sulit dilakukan.
"Bisa ngawasin berapa puluh ribu nggak? Makanya saya butuh e-budgeting. Sekarang pertanyaan saya, kok saya bisa tau ada 2 triliun? Sistem saya kasih tau. Coba kalau saya enggak ada sistem, tahu enggak ada 2 triliun seperti ini? Nggak tahu. Lolos," katanya.
Dia akan menelusuri ke mana dana Rp 2 triliun itu berlabuh. Dia yakin, mulusnya angka Rp 2 triliun di RAPBD karena kongkalikong SKPD dan DPRD.
"Evaluasi (SKPD). Saya mulai curiga ketika ada titipan, saya enggak tahu apa yang dititip, Anda enggak mungkin tahu orang puluhan ribu butuh apa. Yang paling susah bukan soal nangkap malingnya, kalau penjaga gudang Anda maling Anda bisa enggak? Kalau PRT Anda yang curi, bisa enggak Anda jamin dia enggak nyuri? Itu persoalannya. Ada oknum SKPD yang main dari dulu," ujarnya.
"Kemendagri enggak katakan salah juga. Kemendagri mana tahu UPS, alat olahraga, makanya kita lagi sisir. Yang pasti inikan ada siluman Rp 12 triliun, kok kesisir cuma Rp 10 triliun. Berarti ada Rp 2 triliun dong yang masuk ke dalam. Ini kayak nangkap alien di film-film yang menjelma jadi manusia. Makanya kita lacak. Kita lagi mau lacak," imbuhnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaDiduga, uang yang ditemukan di selokan tersebut merupakan hasil pencurian.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca SelengkapnyaTessa enggan membeberkan lebih rinci materi pemeriksan Gus Muhdlor.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, KPK telah menetapkan Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Siska Wati sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaKPK telah menetapkan SW sebagai tersangka korupsi pemotongan dana insentif ASN Sidoarjo sebesar Rp2,7 miliar.
Baca SelengkapnyaSebagian yang diamankan merupakan aparatur sipil negara (ASN) daerah setempat.
Baca SelengkapnyaAipda M terlibat kasus penjualan ginjal bersama 10 tersangka lainnya.
Baca Selengkapnya