Ahok sudah berulangkali ancam, Transjakarta nyatanya tetap bobrok

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama selalu gembar gembor soal rencananya membebani transportasi di Jakarta. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan dan menambah armada angkutan massal berbasis bus rapid transit Transjakarta.

Dia menilai Transjakarta menjadi moda transportasi yang tepat untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Tapi sayang tak dikelola manajema yang baik.

Itu sebabnya banyak sekalian terjadi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta. Mulai dari terbakar di jalan, sampai sopir ugal-ugalan yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Seperti yang terjadi pada Sabtu lalu. Bus Transjakarta koridor 8 menabrak kereta rel listrik commuter line. Menurut Adi Prayitno (35), selaku penjaga pintu perlintasan, dirinyasempat meminta sopir bus Transjakarta untuk berhenti. Namun, si sopir tetap saja memaksa melintas.

"Saya sudah teriak dan aba-aba dua jari (dua kereta lewat), palang juga masih ditutup tapi dia maju," ujar Adi di lokasi, Jakarta Barat, Sabtu (28/11).

"Waktu itu saya lihat dia lagi maen handphone. Pada sudah kejadian saya tanya, dia ngaku iya maen handphone. Padahal dia sudah tahu ada tanda stop sebelum perlintasan," tambahnya.

Mengetahui hal itu Ahok, sapaan Basuki, geram. Dia mengancam akan mengganti seluruh manajemen Transjakarta.

"Payah lah, direksi kita ini payah. Pasti evaluasi, tahun depan semua. Kalau enggak bisa kasih yang opini betul, cuci gudang semua," ujar Basuki kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/11).

"Kalau direksi lebih gampang, karena 100 persen punya kita, tinggal saya tanda tangan aja selesai. Enggak perlu rapat-rapat, pokoknya bisa kita panggil," tegasnya.

Tak cuma memecat kalangan direksi, Ahok akan mengevaluasi kontrak operator bus Transjakarta. Ancaman ini, kata dia, tak main main sebab kasus sebelumnya tak dijadikan pelajaran.

"Jadi sanksi yang tepat itu harusnya dicabut kontak operator ini. Cuma kan dihitung, kalau kamu cabut, terbengkalai enggak pengangkutan? Terbengkalai," ungkapnya.

Sebelumnya, serentetan kasus Transjakarta membuat mengambil kebijakan menggabungkan perusahaan Transjakarta menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Bus ini dodol semua, tempe semua. Satu sudah kebakar, terus ngapain masih beli bus merk enggak jelas? Anak kecil juga ngerti, mau beli bus Weichai apa Mercedes Benz. Anak kecil juga pasti pilih Mercedes Benz, orang cuma beda dikit duitnya kok," ujar Ahok.

"Makanya saya sekarang putuskan, enggak ada yang boleh beli bus aneh-aneh. Jakarta harus beli bus yang terbaik," pungkasnya.

Sayangnya, berbagai luapan emosi Ahok tak membuat keadaan lebih baik. Termasuk iming-iming gaji tinggi melebihi UMP yang dijanjikan untuk para sopir. Sebab sejumlah persoalan Transjakarta masih saja terlihat jelas.

Tak cuma sopir ugal-ugalan, headway bus dan armada yang sudah bobrok juga masih menjadi PR besar Ahok. Saatnya Baik memikirkan solusi lebih baik lagi daripada sekadar marah-marah dan mencopot direksi.

"Saya tahun ini akan PMP-kan uang besar-besaran kepada Transjakarta. Kami suruh produsen siapin mobil. Kami siapin uang, kami beli saja, jadi enggak usah ngancam-ngancam kami lagi,” klaim Ahok.