Ahok: Sudah lazim di seluruh dunia bebankan pembangunan ke pengusaha
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok selalu mengandalkan uang swasta atau pengusaha untuk pembangunan ibu kota. Biasanya Ahok meminta dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembangunan infrastruktur.
Terbaru, Ahok mengambil langkah membuat perjanjian dengan para pengembang pemegang izin reklamasi Teluk Jakarta. Perjanjian tersebut mengatur pengembang untuk menyerahkan kontribusi tambahan terlebih dahulu agar izin pelaksanaan dan izin prinsip dapat diperpanjang.
Menurut Ahok, tidak ada yang keliru dengan keputusannya untuk menarik kontribusi tambahan sebesar 15 persen dari nilai jual objek pajak (NJOP). Sebab pembangunan menggunakan dana pengusaha sudah lazim dilakukan negara lain. Namun Ahok mengaku tidak bermaksud membuat pengusaha rugi.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
"Kami itu menambahkan beban kepada dia (Pengusaha), pasti mengurangi keuntungan dia pasti, tapi bukan merugikan dia. Untuk membangun infrastruktur dengan cara itu lazim dilakukan di seluruh dunia," katanya di Balai Kota Jakarta, Jumat (20/5).
Dia mencontohkan Malaysia. Di Malaysia, pemilik gedung yang ada di sepanjang kota punya kewajiban membangun trotoar. Dengan begitu uang negara bisa dibagi rata untuk membiayai kebutuhan lain yang bersifat prioritas. Sistem semacam ini bisa diterapkan di Jakarta.
"Kalau kita mau beresin trotoar di Jakarta dengan panjang 1.300 kilometer dikali dua kanan kiri total 2.600 kilometer. Kalau kita hanya anggarkan Rp 50 miliar atau Rp 100 miliar tiap tahun, butuh 25-50 tahun baru selesai," ungkapnya.
"Makanya memang sudah seharusnya di seluruh dunia pembangunan infrastruktur dibebankan kepada pengusaha, dibebankan kewajiban jadi menguntungkan dia juga," tutup mantan Bupati Belitung Timur ini.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pramono Anung berjanji bakal menindak pengembang nakal bila diberi mandat memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menyoroti persoalan lingkungan hidup yang terjadi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, jangan sampai negara melihat masyarakat sebagai konsumen untuk seluruh urusan.
Baca SelengkapnyaPasangan AMIN bakal menagih pajak 100 orang terkaya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih ada pemilik usaha yang takut dikejar pajak
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaSaat berbicara di depan para CEO, Presiden lantas meminta maaf kepada Menteri BUMN Erick Thohir
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan swasta.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaKata Anies, pelayanan BUMN tidak serta merta menegasikan untuk mendapatkan keuntungan.
Baca SelengkapnyaBakal Calon Presiden yang juga Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan blak-blakan, ungkap bobrok ibu kota Indonesia.
Baca Selengkapnya