Ahok telah revisi Pergub 228 tentang Demo, begini isinya
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja mengatakan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 228 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka telah direvisi. Ahok begitu sapaannya, mengakui bahwa dalam beberapa isi Pergub terdapat kesalahan.
"Kita sudah revisi. Kita menyadari ada kesalahan," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (13/11).
Ahok mengatakan dalam penyusunan Pergub 228 tahun 2015 itu, Pemprov DKI hanya berpedoman pada UU No 9 Tahun 1998. Dalam UU tersebut, dirinya menilai massa tidak boleh menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Oleh sebab itu, Ahok memberikan opsi agar aksi dilakukan di Silang Monas Selatan.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
"Kita kan berpikir mau menyediakan tempat daerah sini, pikiran saya mau enggak kamu demo di Taman Mini? Enggak mau kan. Kan Istana tidak boleh demo, kalau Istana enggak boleh demo kamu harus cari tempat yang sambil lewat Istana terus bisa nongkrong gitu loh. Makanya kita sediain Monas," jelasnya.
Dengan direvisinya Pergub tersebut, mantan Politisi Gerindra ini mempersilakan bagi siapapun untuk menyampaikan pendapat dimanapun. Meskipun memiliki kebebasan mengenai tempat, namun Ahok memberikan syarat bagi para pendemo agar aksi demonstrasi tidak membuat kemacetan, kemudian tidak di tempat ibadah dan sekolah.
"Oiya, berarti ini kesalahan. Kita revisi. Revisi berarti kami menyediakan 3 lokasi, kalau kamu mau pakai lokasi lain silakan, tapi kamu harus gak boleh melanggar UU 9 tahun 1998. Itu aja," tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Kamu harus enggak boleh buat macet. Enggak boleh di tempat ibadah. Enggak boleh di tempat sekolah. Enggak boleh di ring 1," tutupnya pada wartawan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penelusuran merdeka.com, ketika menjadi Wagub Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok tercatat sebagai kader Gerindra.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, hampir semua kepala pemerintahan di dunia menyampaikan hal serupa jelang pensiun.
Baca Selengkapnya"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat akan tetap menjalankan program yang baik dari pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Pramono, Ahok merupakan sosok yang tegas dan berani dalam mengambil suatu kebijakan.
Baca SelengkapnyaKoordinator Divisi Data dan Informasi KPU, Betty Epsilon Idroos mengakui banyak kesalahan data Dapil di Pileg DPR 2024.
Baca Selengkapnya