Airlangga Sebut Tingkat Kepatuhan Memakai Masker di DKI Jakarta 65 Persen
Merdeka.com - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto meminta warga DKI Jakarta meningkatkan kepatuhan dalam menggunakan masker. Dari data, baru 65 persenwarga DKI Jakarta yang patuh memakai masker.
"Arahan bapak presiden untuk mengumumkan tingkat kepatuhan masyarakat, dilihat bahwa tingkat kepatuhan masyarakat menggunakan masker yang tadi disampaikan. DKI 65 persen jadi DKI masih perlu ditingkatkan," katanya usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/5).
Tidak hanya DKI Jakarta yang masyarakatnya belum patuh mengenakan masker. Airlangga menyebut Riau dan Sumatera Utara pun perlu perhatian agar patuh menggunakan masker.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Setelah semua bahan masker tercampur dengan baik, aplikasikan masker secara merata ke seluruh wajah yang telah dibersihkan sebelumnya. Pastikan untuk menghindari area sekitar mata dan bibir, karena kulit di daerah tersebut lebih sensitif terhadap bahan-bahan yang digunakan.
-
Aturan apa yang dicabut tentang masker? Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
"Riau 67 persen, Kepri 70 persen, dan Sumatera Utara 62,76 persen. Jadi ini yang harus diingatkan nanti pak kepala Satgas akan menyampaikan terkait hal tersebut," bebernya.
Airlangga menyebutkan daerah dengan tingkat kepatuhan memakai masker tertinggi. Bali sudah mencapai 89 persen. Sedangkan Jawa Timur mencapai 87 persen. Disusul Jawa Barat 73 persen.
Ketidakpatuhan menggunakan masker memengaruhi tren peningkatan kasus penyebaran Covid-19.
"Riau 67 persen, Kepri 70 persen, dan Sumatera Utara 62,76 persen. Memang yang terlihat di bawah 70 persen itu tingkat aktifnya tinggi," bebernya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kualitas udara Jakarta yang tidak sehat memaksa orang-orang kembali memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Berikut fotonya!
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaData terupdate pukul 08.42 Wib, Palembang menjadi kota dengan kualitas udara sangat buruk se-Indonesia di level 181 AQI US.
Baca SelengkapnyaDilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di Jakarta pada Senin (1/7) pagi masih masuk kategori tidak sehat.
Baca SelengkapnyaJakarta rangking lima kota udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 160.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca Selengkapnya