Aksi brutal geng bocah SMP bully anak SD di Thamrin City
Merdeka.com - Menjadi pelajar sudah semestinya bisa menunjukkan sikap lebih baik. Menyandang beban sebagai penerus bangsa, tidak seharusnya bertindak brutal. Apalagi sampai melakukan perundungan atau bully. Aksi itu menjadi tindakan keji dan tidak patut dilakukan.
Kelakukan brutal itu ternyata masih ada. Malah ini terjadi di ibu kota. Para pelaku bully justru masih menyandang status SMP. Lebih parahnya, mereka melakukan tindakan keji tersebut kepada bocah SD. Para pelaku memanfaatkan pusat perbelanjaan Thamrin City sebagai arena menganiaya.
Kasus tersebut viral di media sosial. Dalam video itu, tampak sejumlah siswa SMP sedang mengelilingi satu siswi dengan seragam putih. Para pelaku dikabarkan merupakan sebuah kelompok bernama Geng Brother Of Santay (BOS).
-
Kenapa bullying di sekolah berbahaya? Bullying di sekolah dapat memiliki berbagai dampak negatif yang serius, baik bagi korban maupun pelaku.
-
Bagaimana mengajarkan anak agar tidak menjadi tukang bully? Tunjukkan Minat pada Kehidupan Anak Ajarkan Menghormati Orang Lain Penting untuk mengajarkan anak-anak Anda bahwa semua orang berbeda dan harus diperlakukan dengan baik. Ajarkan kepada mereka bahwa penting untuk menghormati orang lain, terutama mereka yang berbeda dalam beberapa hal.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Apa kata-kata bullying yang harus dihindari? Jangan biarkan kata-kata kasar menguasai kita. Bersikaplah ramah dan bijak kepada semua orang di sekitarmu. Keberanian sejati adalah melindungi yang lemah, bukan mendominasi mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan perilaku bullying? Bullying adalah masalah serius yang dapat mempengaruhi anak-anak di sekolah dan dalam kehidupan mereka.
-
Kenapa anak menjadi pelaku bullying? Mereka yang sering terlibat dalam perilaku ini mungkin memiliki masalah emosional atau sosial yang mendasari tindakan mereka.
Adapun sembilan orang masih diperiksa. Mereka terdiri dua orang laki-laki dan tujuh orang perempuan. Para pelaku, di antaranya AS siswi dari SMPN 273 Jakarta, HR dari SMP Muhammadiyah 6, RA dari SD Muhamadiyah 56, RZ dari SDN Kebon Melati 03, RN dari SDN Kebon Melati 02, SA dari SDN Kebon Kacang 01. Selanjutnya, AA dari SDN Kebon Kacang 03, SN dari SDN Kebon Kacang 01 dan F siswi dari SDN Kebon Kacang 01.
Pembullyan terhadap siswi SD berinisial SW, ini diawali adanya kesalahpahaman antara korban dengan salah satu diduga pelaku berinisial F. Hal ini didapatkan usai memeriksa para pelaku pembullyan. Kala itu F dan SW masih duduk di bangku Sekolah Dasar Kebon Kacang 01, Jakarta Pusat.
"Pada Selasa (11/7), awalnya F mengeluarkan kata-kata kepada SW, ' kok sombong sekarang nggak pernah main ke Boncang (Kebon Kacang). Tapi SW malah membalas berkata ingin mengajak duel F," kata
Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol Mustakim, di kantornya, Selasa kemarin.
Namun, saat itu belum terjadi perkelahian antara keduanya. F malah mengadu ke delapan temannya lain dengan memanaskan situasi. "Sampai pada akhirnya pada Jumat (14/7) sekitar pukul 13.30 WIB di lantai 3A, Thamrin City, Jakarta, SW bertemu dengan F dan delapan rekannya lainnya. Saat itu terjadi bullying terhadap SW," jelasnya.
Mustakim menjelaskan, sembilan pelaku lainnya hanyalah teman bermain di daerah Kebon Kacang dan Kebon Melati, Jakarta Pusat. "Teman sepermainan aja mereka. Ada juga teman sekolah dan juga teman dari Facebook. Juga ada yang tetangga anak Kebon Melati dan Kebon Kacang. Saat ini masih proses pemeriksaan masih berjalan ya," ujarnya.
Sebelum melakukan bully, para pelaku membohongi seluruh orang tua mereka. Karena sembilan anak tersebut mengaku akan ada ekstrakurikuler. "Mereka mengaku kepada orang tuanya saat itu sedang mengikuti kegiatan ekskul," kata Wakapolsek Tanah Abang, Kompol Eko Prasetyo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto, mengatakan dalam instruksi Gubernur DKI Jakarta No 15 Tahun 2016 dijelaskan devinisi dari bullying yang dibagi menjadi menjadi dua yakni verbal dan non verbal.
Untuk verbal berbentuk kekerasan, non verbal yang nonton, diam-diam merekam dan share bagian dari bentuk bullying.
Terkait pelaku sendiri telah dikembalikan ke orangtua karena ini baru masuk pelajaran baru. "Belum belajar secara intens. Kok sudah buat gaduh belum apa-apa. Dikasih ke orang tua secara formalitas. Kita kan gak tau ini sebenarnya ini masalah apa kita engak tau masalahnya apa," ujar Sopan.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga berkomentar terkait masalah ini. Dia telah memerintahkan dinas pendidikan untuk melakukan investasi. "Saya sudah perintahkan dinas pendidikan untuk investigasi dan kasih sanksi yang tegas. (Dikeluarkan) Nanti saya tanyakan ke dinas pendidikan," terang Djarot.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban FF yang dipukul dan ditendang korban sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaSiswa Binus Simprug RE mengalami beragam bentuk perundungan oleh teman-temannya yang diduga anak-anak pejabat.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja melakukan aksi perundungan sambil live TikTok
Baca SelengkapnyaKasus bullying itu terjadi pada Senin (20/5) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca SelengkapnyaKorban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
Baca SelengkapnyaViral video bullying anak perempuan yang diduga masih pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan juga terungkap, salah satu pelaku sempat berpindah sekolah karena terlibat kasus perkelahian.
Baca Selengkapnya