Amunisi baru Ahok, tuding BPK main proyek & sekongkol dengan DPRD
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus menabuh genderang perang menghadapi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ahok begitu geram setelah BPK memberikan nilai Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas APBD DKI 2014.
Ahok menyangsikan nilai yang diberikan BPK. Ahok yakin BPK tidak bekerja dengan baik dan tidak transparan.
Sepekan berdebat kusir di publik, Ahok tak henti-hentinya menyerang BPK. Pada Selasa (14/7) kemarin, Ahok memberikan pernyataan keras. Dia menuding BPK main proyek.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana Kemnaker evaluasi BLKK? Ia menjelaskan, setiap tahun Kemnaker selalu mengevaluasi kebermanfaatan dari program BLK Komunitas.
Menurut Ahok, penyalahgunaan aset pemerintah yang sebelumnya disewakan swasta ada sangkut paut keterlibatan BPK. Salah satunya aset pemerintah di daerah Pulomas Jakarta Timur.
"Itu enggak heran. Kalau mengajukan ke pengadilan bisa menang atau tidak, saya juga bisa lihat orang BPK main juga," kata Ahok di Balai Kota Jakarta Pusat.
Dia menambahkan kasus penyalahgunaan lahan sulit diselesaikan melalui jalur Pengadilan Negeri Jakarta. Karena, Ahok menemukan keberadaan mafia hukum di sana. "Ada mafia pengadilan, kamu enggak ada surat di pengadilan DKI dan enggak bisa memberikan surat yang asli dan hanya ada fotokopian. Terus hakim putusan kamu menang. Lucu nggak tuh," ungkap Ahok.
Ahok menuding kecurangan tersebut terjadi karena ada persekongkolan antar pihak pengadilan, BPK dan perusahaan swasta. Kata dia, saat Gubernur Sutiyoso menjabat ada masalah alih fungsi aset pemerintah daerah Kuningan Jakarta Selatan.
"Yang di Kuningan di jual-jualin ke grup Bakrie, tapi tidak jelas perjanjiannya seperti apa. Jualnya ke LKPP dan KPK, ngajak perusahaan Pertamina lagi," terangnya.
Sebelumnya, berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK, DPRD melakukan inspeksi mendadak ke PT Korea World Center Indonesia (KWCI) di Jalan Kayu Putih Raya No. 1, Pulomas, Jakarta Timur, Senin (13/7).
Sidak dilakukan karena adanya laporan masyarakat yang diterima terkait aset pemprov yang disewa swasta, namun disalahgunakan. Awalnya, aset pemerintah itu akan dibangun pusat kebudayaan Korea. Namun kenyataannya, lahan seluas 2,1 hektare ini digunakan demi kepentingan komersil. Berupa pasar swalayan, kafe, dan live music.
BPK Sekongkol dengan DPRD
Ahok juga menemukan kesepakatan terselubung antara DPRD DKI dengan BPK terkait Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) keuangan Pemprov DKI 2014. Kesepakatan itu berupa surat dengan Nomor 497/KB/I-XIII.2/12/2010 tentang Penyerahan Hasil Pemeriksaan BPK kepada DPRD DKI Jakarta.
"Ini tidak lazim, ada surat kesepakatan supaya tidak menyerahkan hasil pemeriksaan ke gubernur. Terus mereka menyangkal telah memberikannya ke sekretaris daerah (Sekda)," kata Ahok.
Menurutnya, BPK baru menyerahkan LHP setelah dirinya melayangkan protes ke lembaga pemeriksa keuangan tersebut. Dia menduga ada maksud tidak baik atas kesepakatan tersebut.
"Sudah saya protes baru kasih ke Sekda makanya saya tanya BPK ini ada apa? Saya mengkritisi mereka, kayaknya ada oknum yang main di sana," kata dia.
Ahok menduga ada permainan politik antara BPK dan DPRD DKI karena penyerahan LHP dilakukan secara diam-diam melalui Sekda DKI Saefullah. Ahok menilai DPRD DKI dan BPK tidak suka kepada dirinya. Terutama dalam persoalan gaya memimpin di Ibu Kota.
"Kalau enggak demen sama sama saya, saya juga seneng aja. Kalau kamu enggak demen ketahuan 2014 banyak maling kan. Itu masih terlalu kecil malingnya padahal dia belum periksa semua," pungkasnya.
Sebelumnya BPK mengungkap 70 temuan dalam laporan keuangan Pemprov DKI yang disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD. Temuan itu senilai Rp 2,16 triliun, terdiri atas program yang berindikasi kerugian daerah senilai Rp 442 miliar dan berpotensi merugikan daerah sebanyak Rp 1,71 triliun. kemudian, kekurangan penerimaan daerah senilai Rp 3,23 miliar, belanja administrasi sebanyak Rp 469 juta, dan pemborosan senilai Rp 3,04 miliar. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaJaksa menyebutkan Achsanul mempunyai tugas untuk memeriksa keuangan negara.
Baca SelengkapnyaAchsanul Qosasi diduga telah menerima uang kurang lebih Rp 40 miliar dari Irwan Hermawan.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaUang tersebut diberikan oleh Irwan, melalui perantara tersangka korupsi BTS 4G.
Baca SelengkapnyaKejagung memastikan tidak memiliki hubungan buruk dengan BPK RI.
Baca SelengkapnyaBPK menemukan kelemahan dalam penggunaan langsung penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tanpa melalui mekanisme anggaran.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAlex meminta masyarakat bersabar menunggu kinerja tim penyelidik yang tengah mengumpulkan bukti.
Baca Selengkapnya