Anak diduga digergaji kerap pergoki Sharon teler saat pulang
Merdeka.com - GT (12), anak yang diduga sering disiksa ibu kandungnya Laesa Sharon Rose (LSR) di rumahnya kawasan Cipulir Permai, Jakarta Selatan, mengaku kalau hampir setiap hari melihat ibunya meminum minuman keras di dalam rumah. Berdasarkan pengakuan yang diutarakan psikolog yang mendampingi GT, anak itu hampir setiap hari mendapati ibunya sedang merokok di depannya.
"Bahkan ibunya sering pulang larut malam. Saya tak tau alasannya pulang larut malam," kata psikolog dari Kementerian Sosial, Euis Heni Mulyani di Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (8/8).
Selain sering meminum miras, GT juga bercerita kalau ia tidak pernah diajak pergi keluar rumah oleh orang tuanya. GT 'cemburu' karena kedua saudara kandungnya selalu diajak bepergian oleh ibunya sedangkan ia sendiri tidak pernah diajak.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Apa saja dampak trauma pada anak? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Siapa yang bisa mengalami trauma? Trauma ini bisa saja muncul tak hanya pada mereka yang menyaksikan bunuh diri secara langsung saja, namun juga pada mereka yang menyaksikan videonya.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
-
Mengapa anak korban kekerasan rentan panik? Kekerasan yang dialami anak tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga dapat menimbulkan trauma yang mendalam pada aspek psikologis mereka. Trauma ini berpotensi menyebabkan masalah mental, seperti serangan panik dan depresi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak.
"Jadi anak ini selain mengalami trauma fisik ia juga mengalami trauma psikis. Keduanya membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhannya," kata Euis.
Sementara itu, seorang tetangga LSR, berinisial K mengaku sering melihat sang anak dipukuli bahkan dimaki-maki oleh ibu kandungnya. LSR pun menurutnya tak malu-malu lagi melakukan kekerasan terhadap anaknya.
"Pernah GT saya ajak ke rumah untuk saya berikan makan. Namun ibunya malah mendatangi rumah saya dan mengancam akan melaporkan saya ke polisi karena dituduh 'menculik anaknya'," kata wanita yang rumahnya hanya berjarak seratus meter dari rumah GT.
Selain itu, U tetangga samping rumah korban juga mengakui kalau GT suka meminta uang untuk ongkos pergi ke rumah neneknya. Karena, anak kecil yang menempuh pendidikan Home Schooling ini sangat dekat dengan sang nenek.
"Namun kami tak berani memberinya ongkos karena ibunya ini sering melakukan ancaman," kata U seraya menutup wajahnya dengan handuk karena khawatir mendapat ancaman dari keluarga LSR.
Para tetangga sekitar rumah mengakui kalau LSR merupakan pribadi yang tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga sekitarnya. Sehingga para tetangga tak mengetahui apa yang terjadi di rumah itu.
"Tahu-tahu anak ini babak belur saja. Bahkan mulutnya pun terluka karena pukulan benda tumpul sehingga kesulitan untuk makan dan minum," ujarnya.
Oleh sebab itu, para tetangga pun sepakat melaporkan hal ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia kemudian diteruskan ke Polres Jakarta Selatan untuk dilanjutkan proses hukum.
Sharon diketahui aktif sebagai aktivis yang peduli soal kehidupan anak-anak jalanan. Ia pun menepis tudingan bahwa ia sering berperilaku kasar terhadap sang putranya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaAtas perbuatannya itu, RY saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat diperiksa polisi, pelaku alias ibu kandung korban kerap tertawa sendiri
Baca SelengkapnyaAksi biadab dilakukan seorang anak terhadap ibu kandungnya sendiri di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024) lalu.
Baca SelengkapnyaIver Son menyampaikan si ibu saat ini telah diproses oleh Unit PPA Polres Metro Jakarta Utara setelah dilimpahkan dari Polsek Koja.
Baca SelengkapnyaPengakuan korban dan luka-luka di tubuhnya direkam guru menggunakan kamera ponsel. Videonya pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSekali anak mengalami kekerasan, hal ini akan menempel di otak mereka dan menimbulkan dampak yang tak bisa disepelekan.
Baca Selengkapnya