'Anak Kombes' Diduga Pukuli Calon Taruna Akpol hingga Babak Belur di PTIK
Merdeka.com - Seorang pria mengaku anak perwira tinggi (pati) Polri menganiaya remaja hingga babak belur. Kasus ini dilaporkan oleh korban ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Ibu korban Yusna menerangkan, anaknya MFB (16) awalnya dengan terduga pelaku ERB sedang sama-sama mengikuti Bimbel. Persiapan masuk Akademi Kepolisian (Akpol).
Dia kaget, melihat anaknya saat pulang ke rumah dengan kondisi babak belur. Pengakuanya, baru saja dipukuli oleh temannya yang merupakan salah seorang anak dari petinggi Polri. Kejadian pemukulan di kawasan PTIK, pada Sabtu (12/11).
-
Siapa putri korban bom Surabaya yang jadi Bintara Polisi? Aqiella Nadya berhasil meneruskan karier ayahnya sebagai anggota polisi usai lolos pada seleksi Bintara Polda Jawa Timur.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Apa yang membuat Ibu dan anak polisi berdebat? 'Dukanya punya anak sama profesinya. Kaos kaki hilang,' tulis unggahan TikTok @hennyspdtwap Iptu Heny menuduh anaknya itu telah menggunakan kaos kaki miliknya karena kaos kakinya banyak yang hilang di lemari.
"Dia (korban) 3 kali dipukulnya (lokasi), di tempat parkir, lapangan tempat lari, dan di samping mobil. Iya (pakai tangan kosong. Anak saya juga ditendang. Mobil kita juga dirusak," kata dia di Polda Metro Jaya, Selasa (15/11).
Yusna menerangkan, pemukulan gegara persoalan sepele. Anaknya, dituduh mengambil topi milik terduga pelaku. Padahal, anaknya bukan yang meminjam topi itu, tapi temen-temannya yang lain.
"Anak saya terakhir yang pakai. Nah topi itu disimpan di mobil temannya, karena dia kan tidak menginap di camp. Mobil itu mau pulang ke camp, jadi topi itu dititip di mobil itu," ujar Yusna.
Yusna menerangkan, pemilik topi yang merupakan terduga pelaku menghubungi anaknya via WhatsApp dengan nada kesal.
"Malamnya chat 'maksud lu apa gas ambil topi gue'." dalam chat tersebut.
"Anak saya jawab 'sorry kalau itu topi kamu, saya tidak tahu kalau itu topi kamu. Tapi sudah saya titip di mobil Gani'." jawab korban, ditirukan sang ibu.
"Terus ternyata, topi itu sudah disuruh temannnya ngambil. Dia sudah tahu kalau mobil itu sudah diambil, tapi besoknya dia tetap pukul anak saya di tempat latihan," ujar ibu korban.
Yusna menerangkan, yang paling bikin miris pelatih tahu kalau anaknya dibuat bonyok. Tapi, disuruh minta maaf ke terduga pelaku.
"Padahal dia sudah lihat anak saya sudah dipukuli. Dan ketika anak saya minta maaf, anak itu tidak mau terima maaf saya. Terus dipaksain ‘itu si Bagas sudah minta maaf’. Jadi dia tepis tangan Bagas ‘oke kali ini saya maafin tapi besok gue habisini lu'," ujar Yusna menirukan percakapan saat itu.
Yusna menerangkan, penganiayaan yang dialami anaknya mengakibatkan sejumlah tubuh mengalami memar. Bahkan, anaknya menjadi trauma.
"Sudah visum, di sini berdarah semua (area muka) memar di sini, ulu hatinya juga. Sekarang yang paling parah anak saya sudah ketakutan, soalnya kan sudah diancam mau dihabisin. Dia tidak mau keluar rumah," ujar dia.
Yusna menerangkan, orangtua terduga pelaku diduga seorang anggota Polri berpangkat Kombes yang bertugas di Polda Kaltara. Sebab, setiap terlibat masalah anak tersebut selalu mencatut nama orangtuanya.
"Karena di mana-mana dia membuat masalah, dia selalu membawa nama anak kombes ‘saya ini anak kombes'," ujar Yusna.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus penganiayaan yang diduga dilakukan Bripka M terhadap MF juga telah dilaporkan di Direskrimum dan Propam Polda Sulsel.
Baca SelengkapnyaMM melakukan pemukulan terhadap anak AKBP S. Akibat pemukulan tersebut, MM harus mendekam di tahanan Polsek Maritengngae.
Baca SelengkapnyaBripka M menjalani Patsus sembari menunggu sidang etik yang akan dilakukan Propam Polda Sulsel.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kepolisian sudah berkoordinasi ke Bapas, Dinas Sosial, juga Perlindungan Perempuan dan Anak dan ke psikolog untuk tahu latar belakang pelaku.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan tahanan di Sidrap itu melibatkan dua orang polisi yakni Brigpol AA dan AKBP S
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaAksi ini dilakukan oleh dua siswa SMK inisial AP (17) dan PAF (17) kepada korban MR saat ketiganya hendak terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaGogo juga menyebut telah menerima hasil visum dari RE.
Baca SelengkapnyaRahman mengatakan untuk hasil luka yang dialami korban D masih menunggu visum et repertum diajukan penyidik
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang pria pengemudi mobil Alphard mengancam warga dengan pisau.
Baca Selengkapnya