Andalkan CSR, Ahok kini tak ambil pusing serapan APBD kecil
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengakui jika banyaknya program corporate social responsibility (CSR) yang memberikan sejumlah hibah kepada Pemprov DKI Jakarta, membuat penggunaan APBD DKI tak maksimal. Namun dirinya mengaku, tak terlalu memusingkan mengenai serapan APBD oleh SKPD DKI tersebut.
"Bagi saya, bukan portofolio berapa banyak serapan anggaran. Tapi, berapa banyak warga DKI menikmati pelayanan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/6).
"Sekarang DKI dapat bus begini, serapan anggaran DKI berapa? Nol, enggak ada," katanya menambahkan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
Sampai saat ini, Pemprov DKI sendiri terhitung sudah mendapatkan banyak sumbangan hibah dari pihak swasta. Mulai dari bus single Transjakarta, bus tingkat wisata, truk sampah, tong sampah, pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), dan lain sebagainya.
Selain itu, lanjut Ahok, semua hibah pemberian dari pihak swasta ini, oleh Pemprov DKI juga kerap dijadikan standar ukuran harga jika Pemprov DKI ingin melakukan pengadaan barang dan jasa. Karena, selama ini dalam setiap proses pengadaan barang dan jasa di Pemprov DKI Jakarta, selalu saja terjadi penggelembungan (mark up) anggaran. Maka sumbangan pihak swasta inilah yang akan dijadikan harga satuan, sebagai patokan untuk pembelian barang dan jasa yang serupa di lain waktu.
"Kalau ada yang melihat keberhasilan saya dari cara menghabiskan anggaran, saya memang gagal. Enggak apa-apa, lebih baik saya beri PSO ke BUMD. Tapi menurut saya, DKI untung dong kalau ada yang mau ngasih barang, ngapain kami beli lagi," pungkasnya.
Pernyataan Ahok berbeda dengan 3 hari sebelumnya. Pada Selasa (23/6), Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku serapan APBD DKI tahun 2015 ini sangat rendah. Salah satu penyebabnya, masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, karena kerja PNS yang tak maksimal.
"Buat apa ada 72 ribu PNS kalau beli tanah saja nggak bisa? Kan lucu. Kita pangkas 40 ribu PNS juga gak masalah, gak akan ganggu pelayanan," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (23/6).
Persoalan pembelian tanah selalu terkendala tiap tahunnya. Ahok, menduga penyebabnya karena pejabat DKI 'bermain' dengan cara menjadi calo dan mempersulit pembelian tanah, yang ujung-ujungnya meminta suap kepada pihak tertentu.
"Logikanya, kalau kamu punya uang, orang mau jual tanah, sertifikat resmi, pasti gampang bayarnya. Tapi kenapa Pemda tidak gampang? Karena pejabat ini minta komisi" ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAnies merasa tak perlu memberikan penilaian terkait Pemprov DKI.
Baca SelengkapnyaAhok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir pada 25 November 2019.
Baca SelengkapnyaMenurut AHY, jumlah tersebut masih lebih kecil dibanding usulan tambahan anggaran dari Menko lain.
Baca SelengkapnyaBobby masih menyembunyikan kriteria seperti apa yang bakal menjadi pasangan di Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaAhok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaHeru pun mempersilakan calon yang ingin berkontestasi di Pilkada Jakarta berlaga dengan cara yang sehat
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca Selengkapnya