Angkutan umum bobrok di Jakarta solid melawan Jokowi Ahok

Merdeka.com - Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama (AHok) menekankan pentingnya perbaikan sarana transportasi umum. Di antaranya meningkatkan pelayanan bus Transjakarta, Metromini dan angkutan kota lainnya.

Jokowi menyatakan akan melakukan peremajaan rutin terhadap sejumlah armada angkutan umum di ibu kota, sebab moda transportasi itu dianggap sudah tidak memadai lagi untuk mengangkut warga. Tidak hanya itu, mantan wali kota Solo ini ingin menghapus bus kecil.

Kebijakan yang dibuatnya itu tak selalu berjalan mulus, sejumlah sopir angkutan umum lantas menggelar aksi demonstrasi dengan mendatangi kantornya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Setidaknya, demo yang dilakukan para sopir angkutan umum sudah terjadi sebanyak empat kali.

Berikut aksi sopir angkutan umum bobrok melawan Jokowi-Ahok yang dirangkum merdeka.com:

Demo sopir angkot

Selang satu bulan usai dilantik, pasangan Jokowi-Ahok langsung didemo sejumlah sopir angkutan kota. Sejumlah sopir angkot di Jakarta menggelar aksi mogok bersama menolak peremajaan rutin angkutan umum dan penghapusan mobil kecil (mikrolet dan KWK), Selasa (20/10/2012).

Di Jakarta Barat, sopir yang berdemo dari adalah pengemudi B 01 Grogol Muara-Angke, B 02 Cengkareng-Kota, B 03 Ciputra-Meruya, B 10 Taman Kota-Joglo, B 17 Ciputra-Kebayoran Lama, B 04 Meruya-Cengkareng, dan B 11 Rawa Kompeni-Rawa Buaya.

Selain berdemo, para sopir juga mengutus perwakilan ke kantor wali kota Jakarta Barat dan Balai Kota DKI Jakarta untuk menyampaikan aspirasi. Aksi serupa juga berlangsung di Jakarta Utara.

Melihat aksi tersebut, Jokowi langsung keluar dari kantornya dan menemui para demonstran yang menunggunya di luar. Kepada mereka, Jokowi meminta mereka mau diatur Pemprov DKI Jakarta jika tak ingin kehilangan pekerjaannya.

Demo sopir Transjakarta

Serikat Pramudi Transjakarta Busway (SPTB) menggeruduk kantor Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jumat (26/4/2013). Mereka menuntut penyetaraan gaji dengan sopir kontrak baru (Damri) sebesar 3,5 kali Upah Minimum Provinsi.

Dengan UMP DKI tahun 2013 mencapai 2,2 juta. Sementara gaji sopir Transjakarta dengan kontrak baru mencapai hampir Rp 7 juta. Inilah diskriminasi yang mereka protes.

Pramudi DAMRI selaku operator koridor I (Blok M-Kota) dan Koridor XI (Kampung Melayu-Pulo Gebang) mendapatkan gaji lebih besar. Sedangkan pramudi yang tergabung dalam PT JET, PT JMT, PT JTM, PT TB, PT PP, PT Lorena, PT BMP dan PT TMB hanya menerima gaji 1 kali UMP.

Atas alasan itu, SPTB meminta Jokowi dan Ahok mendengarkan masalah mereka. Yakni penyetaraan gaji pramudi transjakarta busway sebesar 3,5 kali UMP secara menyeluruh. Sebagai mediator, mereka juga mengajak mantan Gubernur Sutiyoso.

Demo sopir bajaj

Ratusan pengemudi Bajaj berbahan bakar bensin menggeruduk Kantor Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/7/2013). Mereka menuntut Jokowi memecat Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono.

Menurut mereka, program kebijakan Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DKI diduga kuat terjadi praktik kongkalikong dengan pengusaha pengadaan Bajaj. Hal ini terkait seleksi atau pelelangan paket investasi jasa Bajaj 2 tak menjadi Bajaj BBG dengan 4 tak.

Kemudian, mereka juga menuntut Jokowi-Ahok untuk menetapkan tata cara persyaratan petunjuk teknis (Juknis) dan petunjuk pelaksanaan (Juklak) sebagai payung hukum pelaksanaan peremajaan Bajaj 2 tak.

Walaupun hujan, ratusan pengemudi Bajaj masih bertahan di gerbang Balai Kota. Puluhan personel polisi berjaga-jaga dan mengamankan arus lalu lintas yang terlihat padat merayap.

Demo sopir metromini

Ratusan sopir dan kernet Metromini berdemo di depan Kantor Balai Kota DKI, Kamis (1/8/2013). Mereka resah dengan rencana Pemprov mendatangkan Metromini baru yang akan beroperasi mulai September tahun ini.

Demonstran datang dengan membawa Metromini dari berbagai trayek seperti Metromini 10 jurusan Senen-Sunter, 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang dan 506 Kampung Melayu-Pondok Kopi. Dampaknya, arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan, macet parah.

Dalam aksinya para sopir membentangkan spanduk berukuran 1x1 meter bertulisan 'Jokowi yes Ahok dan Pristono No', 'Keluarkan semua Metromini yang dikandangin oleh Pristono Cs'. Mereka juga melakukan orasi.

Setelah melakukan negosiasi, 10 orang perwakilan sopir diizinkan bertemu dengan Gubernur DKI Joko Widodo. Hingga pukul 11.30 WIB, pertemuan itu masih berlangsung.

Aksi yang berjalan damai ini dijaga sekitar 100 aparat gabungan dari polisi dan Satpol PP. Rencananya mereka akan terus melakukan aksi sampai tuntutan dipenuhi. (mdk/tyo)