Anies Baswedan Evaluasi Pemadaman di Air Pasca-Kebakaran 34 Kapal Nelayan
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut peristiwa kebakaran kapal di Muara Baru, Jakarta Utara dapat dijadikan bahan evaluasi untuk Pemprov DKI dalam mengatasi kebakaran.
Dia mengatakan selama ini mayoritas petugas pemadam kebakaran hanya berfokus pada kebakaran di daratan, seperti halnya gedung-gedung. Sedangkan peristiwa di Muara Baru terjadi di sekitar air.
"Kami dari sisi Pemprov sekaligus ini pelajaran. Kita perlu menambah lebih banyak kekuatan untuk memadamkan di air," kata Anies di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (25/2).
-
Dimana kebakaran kapal itu terjadi? Kebakaran itu diketahui terjadi di Dermaga 3 PPS Cilacap sekitar pukul 18.45 WIB.
-
Bagaimana kebakaran dipadamkan? Sesampainya di lokasi, petugas pun langsung melakukan upaya pemadaman api terhadap bangunan tersebut. Untuk dapat memadamkan api itu membutuhkan waktu selama sekitar tiga jam.'Total pengerahan 20 unit ditambah penunjang. Jumlah personel 95 orang,' ujarnya.
-
Bagaimana kebakaran kapal di Cilacap terjadi? Akan tetapi berdasarkan informasi dari sejumlah saksi mata, tiba-tiba saja terlihat kobaran api di Kapal Mulia 16 GT 50 dan selanjutnya merambat ke kapal-kapal lainnya.
-
Kenapa kapal terbakar di Cilacap? Ia mengatakan bahwa penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
-
Di mana kebakaran hebat terjadi di Jakarta pada masa kolonial? Salah satu momen penerapan kredit rumah terjadi pada 1917, setelah terjadi bencana kebakaran hebat di wilayah Kramat Kwintang.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan memadamkan kebakaran kapal itu memiliki tantangan yang besar. Seperti dalam proses pemadaman yang lebih panjang karena kapal memuat bahan bakar.
Karena hal itu, Anies masih menunggu hasil investigasi dari aparat penegak hukum mengenai peristiwa di Muara Baru.
"Kita kemarin mengerahkan semua tim pemadam kebakaran untuk memadamkan, memang tantangannya cukup besar karena banyak dari kapal-kapal itu yang memuat bahan bakar karena siap untuk digunakan berlayar," ucapnya.
Sebelumnya, sebanyak 34 kapal nelayan terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu 23 Februari 2019. Lokasi terbakarnya kapal tepat berada di depan Kantor Syahbandar Pelabuhan Muara Baru.
"Berdasarkan pengecekan langsung ada 34 kapal yang terbakar. Itu termasuk dengan jumlah bangkai kapal yang tersisa," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisari Besar Reynold Elisa Hutagalung saat dihubungi Liputan6.com, Minggu 24 Februari 2019.
34 kapal yang terbakar tersebut merupakan kapal tradisional. Reynold menjelaskan, kebakaran terjadi pukul 15.16. Api bersumber dari Kapal Motor Artamina Jaya.
"Sebelum kejadian, ada orang yang ngelas di kapal tersebut. Dugaan awal itu pemicunya," ucap Reynold.
Reporter: Ika Defianti
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies berjanji, mencatat semua masalah nelayan itu untuk nantinya dibereskan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan ramai-ramai menyampaikan keluhan kepada Anies.
Baca SelengkapnyaDipastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKapal pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu hangus dilalap si jago merah pada Minggu (10/3).
Baca SelengkapnyaAda 45 personel yang turun berjibaku memadamkan api.
Baca SelengkapnyaKadispenad Brigjen Kristomei Sianturi mengaku tidak menduga gudang peluru bakal terbakar
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran masih diselidiki termasuk nilai kerugian dari peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaAnies menyatakan, kebijakan itu rupanya semakin menyulitkan nelayan.
Baca SelengkapnyaLaporan sementara, kebakaran berada di beberapa blok TN Gunung Ciremai yang berlokasi di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan.
Baca SelengkapnyaGalangan kapal Muara Angke menjadi salah satu ujung tombak industri kemaritiman di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca Selengkapnya