Anies Sebut 15 Persen Anak-Anak Jakarta Belum Divaksinasi, Orang Tua Belum Izinkan
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan 85 persen anak-anak Jakarta telah menerima vaksin, sementara 15 persen belum menerima vaksin. Salah satu penyebabnya karena orang tua belum mengizinkan vaksinasi.
"Yang 15 persen ini belum tervaksin, umumnya karena orang tua belum mengizinkan," ucap Anies di Kantor DPD Golkar DKI, Sabtu (4/9).
Mendapati data tersebut, Anies berharap seluruh pihak yang menyelenggarakan vaksinasi di Jakarta dapat secara aktif mengimbau para orang tua agar mengizinkan anak-anak mereka mendapatkan suntikan vaksin Covid.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa anak-anak yang belum divaksinasi berisiko tinggi terkena gondongan? Anak-anak yang belum menerima vaksinasi untuk mencegah gondongan berisiko tinggi terinfeksi penyakit ini.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
Sebab, imbuhnya, pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah diimbau seluruh pelajar dan guru telah divaksinasi untuk meminimalisir penularan virus. Jika anak-anak belum menerima vaksin secara tidak langsung proses belajar di sekolah tertunda.
"Sekolah memang tidak diharuskan vaksin karena kalau diharuskan nanti anak bisa kehilangan hak dia, kehilangan hak vaksin lalu kehilangan hak belajar, padahal keputusan tidak vaksin bukan pada dia, keputusan pada orangtua," ujarnya.
Berdasarkan data terakhir dari corona.jakarta.go.id pada 3 September 2021, dosis pertama pada remaja sudah diberikan kepada 656.157 orang dan dosis kedua 468.108 orang.
"Padahal keputusan tidak vaksin bukan pada dia (anak), keputusan pada orang tua," ujarnya.
Selain anak-anak yang belum divaksinasi, Anies mengungkapkan masih ada 2,7 juta rakyat Ibu Kota yang belum divaksin. "Kita berharap ini bisa tuntas dan mengejar 2,7 juta agak berbeda dengan di awal. Kalau di awal mencapai 2,7 itu rasanya cepat karena pada waktu itu banyak orang yang mau datang, kalau sekarang ini 2,7 juta ya dari dulu tidak bergerak sudah berbulan-bulan. Ada vaksinasi juga belum bergerak jadi perlu extra effort," pungkas Anies.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen anak muda di bawah usia 25 tahun memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, hanya 33.590 penyandang HIV atau sekitar 51 persen saja yang rutin mengonsumsi obat hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaBaswedan mengatakan negara mempunyai tanggung jawab untuk membantu generasi sandwich.
Baca SelengkapnyaAnies menilai aturan baru yang dibuat punya dampak langsung ke warga Jakarta.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaPemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.
Baca Selengkapnya