Anies Ungkap Ada Lebih Dari 30 Titik Rawan Banjir di Jakarta
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, saat ini ada lebih dari 30 titik rawan banjir yang dimonitor secara intensif oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA).
"Kita monitor itu dengan ketat. Misalnya kemarin saya mendatangi satu tempat yang setiap tahun itu sering mengalami banjir karena tanggulnya belum dituntaskan. Pembangunan tanggulnya baru berjalan separuh pas di belokan," katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (12/11).
Dia mengungkapkan, pihaknya tengah memulai pekerjaan peninggian tanggul di Kawasan Cipinang Melayu. Tanggul dinaikan satu meter sementara menggunakan batu bronjong.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Bagaimana BPBD mengatasi banjir? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Bagaimana BPBD DKI Jakarta memperoleh informasi potensi cuaca ekstrem? BPBD DKI Jakarta menjelaskan, potensi cuaca ekstrem tersebut berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjelaskan, kemudian air di hulu datang dan kemudian kawasan itu, mengalami banjir kira-kira 50 sentimeter dalam waktu beberapa jam sudah langsung surut.
"Itu contoh bahwa kita sekarang sedang proses InsyaAllah nanti akan sampai dua meter, mudah-mudahan terbebas. Nah di tempat-tempat yang bisa kita lakukan solusi temporer kita kerjakan, seperti ini kita siapkan bronjong," jelasnya.
Anies mengatakan, untuk kawasan lain yang rawan banjir akan dibereskan dalam jangka panjang. Terutama soal memastikan bahwa tanggul-tanggul itu bisa terbangun dengan tuntas.
Selain itu, disiapkan antisipasi penanggulangan dengan menyiagakan lebih dari 1.400 relawan yang sudah terverifikasi untuk melakukan monitoring antisipasi di lapangan, sekaligus memberikan peringatan dini (early warning).
Menurutnya selama ini Pemprov DKI menerima laporan banjir, itu harus diverifikasi. Namun menerima laporan itu tidak tahu validitasnya, dan itu merupakan problem.
"Jadi kemarin dalam review awal tahun ini, saya katakan bahwa tidak bisa lagi ke depan kita menerima laporan secara dari pihak-pihak yang tidak terverifikasi," ujarnya.
Sebanyak 1.400 relawan sekarang sudah terverifikasi orangnya di seluruh wilayah Jakarta. Saat mereka mengirimkan laporan maka laporan itu tidak perlu dicek ulang lagi, karena mereka sudah memiliki pengetahuan informasi cara menyampaikan yang akurat. Informasi yang akurat itu bisa direspon lebih cepat.
"Ini keluhan yang disampaikan oleh teman-teman di 'Smart City'. Terima laporannya banyak, tetapi kredibilitasnya harus diuji dulu," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.
Baca SelengkapnyaGenangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaHujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (17/04) menyebabkan kenaikan status Pos Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) pada pukul 19.00 WIB.
Baca SelengkapnyaBanjir ini membuat status Pos Angke Hulu Siaga 3 (Waspada).
Baca SelengkapnyaWilayah di DKI Jakarta tergenang karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi dari Rabu (29/11) malam hingga Kamis (30/11).
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta
Baca SelengkapnyaTerdapat 22 ruas jalan yang terendam banjir usai diguyur hujan semalaman
Baca SelengkapnyaKenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 pada malam hari.
Baca SelengkapnyaAda pula genangan yang terjadi karena disebabkan oleh banjir pesisir atau Rob
Baca SelengkapnyaHujan yang mengguyur sejak malam hari membuat pemukiman warga di Kelurahan Rawa Terate terendam banjir.
Baca SelengkapnyaSejumlah ruas jalan di Jakarta Utara tergenang banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah ibu kota.
Baca SelengkapnyaIsnawa mengatakan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.
Baca Selengkapnya