Anies Usul Nama Kota Tua Kembali Menjadi Batavia
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta berencana mengubah nama Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi Batavia. Hal itu disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam pidatonya di acara penandatanganan pembentukan Joint Venture Kota Tua - Sunda Kelapa.
Hadir dalam kegiatan itu, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hingga Dirut PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo.
"Sepanjang acara, saya tergelitik dengan tulisan Batavia di sebelah podium ini. Mengapa tidak nama Kota Tua kita kembalikan menjadi Batavia? Batavia mempunyai sejarah panjang," kata Anies, pada Rabu (28/4).
-
Kapan Kota Tua Kalianget mulai dibangun? Mengutip dari Instagram @kominfosumenep, kota ini mulai dibangun pada tahun 1705 Masehi.
-
Kapan pembangunan Kebayoran Baru dimulai? Pembangunan kemudian mulai dilaksanakan usai peletakan batu pertama pada 8 Maret 1949.
-
Mengapa Kali Angke jadi penghias Batavia? Walau tak luput dari bencana banjir, namun Kali Angke bisa dikatakan sebagai penghias wajah ibu kota. Ini terlihat dari banyaknya flora yang tumbuh di Kali Angke seperti rengas yang biasa digunakan untuk furniture, pandan kapur, bambu tali, putat, pulai, kecapi dan waru.
-
Bagaimana Kota Bagansiapiapi jadi kota modern? Berkat adanya penghasil ikan ini membuat perekonomian dan peradaban di Bagansiapiapi berkembang pesat dan menjadi kota modern.
-
Kapan Kota Tua Jakarta berganti nama? Lalu pada 1942, tepatnya selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.
-
Siapa yang membangun Kota Tua Kalianget? Saat itu Sumenep berada di bawah pemerintahan Pangeran Rama alias Cakranegara II.
Anies menyebut, bila mencari kata Batavia dalam mesin pencarian Google, akan menampilkan berbagai link yang menarik.
Bahkan, kata dia, link tersebut menggunakan berbagai bahasa, mulai Indonesia, Inggris, hingga Belanda.
"Berlatar abad 16-18, yang menggambarkan bahwa Batavia adalah sesuatu banget. Silakan nanti tim JV melakukan sesuatu dan memutuskan," ucapnya.
Lanjut dia, transformasi kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa sudah pernah dicanangkan sejak masa Gubernur Ali Sadikin. Namun upaya tersebut baru terlaksana saat ini dengan cara baru.
Cara baru tersebut yakni kolaboratif, masif dan terstruktur. Kolaboratif adalah melibatkan banyak pihak. Yakni pemerintah pusat, daerah, swasta, UKM, dan pakar.
"Lalu, masif dengan yang dikelola bukan sejumlah bangunan saja, tetapi kawasan seluas 240 hektar dari Sunda Kelapa, hingga Kota Tua. Kemudian, terstruktur adalah melalui pembentukan JV yang diberi banyak fleksibilitas dan otoritas untuk mengelola," ucapnya.
Selain itu, Anies juga menyatakan bila masa lalu bukan untuk bernostalgia. Namun untuk menciptakan peluang ekonomi sekaligus memberi kesempatan bagi generasi mendatang untuk belajar.
Sebab, dia tidak ingin menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata saja. Tetapi juga sebagai ekosistem ekonomi yang dinamis yang menarik orang untuk berkarya.
"Ada kehidupan di Kota Tua, dan kehidupan itulah yang menarik wisatawan untuk datang. Kita tidak ingin desain Kota Tua nanti penuh dengan copy paste dari tempat lain di dunia, tetapi Kota Tua harus memiliki narasi, ciri, dan keunikan tersendiri," jelas Anies.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakarta sudah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitektur peninggalan Belanda dan berbagai benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum-museumnya menawarkan pengalaman wisata yang tak telupakan.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSekilas tentang Stasiun Tanjung Priok yang konon atapnya terinspirasi dari stasiun besar di Amsterdam.
Baca SelengkapnyaPenetapan cagar budaya Betawi di Condet sendiri sebelumnya dilakukan oleh Gubernur Ali Sadikin.
Baca SelengkapnyaRencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.
Baca SelengkapnyaKota Tua Jakarta menawarkan petualangan yang memikat bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah dan menikmati arsitektur kolonial.
Baca SelengkapnyaAnies menjawab perubahan bukan soal melanjutkan atau tidak melanjutkan program pemerintahan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAnies yakin bisa melakukannya karena berhasil membangun JIS di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaat itu pembangunan dilakukan untuk menunjang Jakarta sebagai ibu kota negara. Kota satelit kemudian dirancang, salah satunya Kebayoran Baru dengan alat modern
Baca SelengkapnyaNama kota ini sudah tertulis sejak adanya Perang Padri yang berlangsung di Sumbar dan di masa Hindia Belanda menjadi Ibukota Karesidenan Tapanuli.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan hal itu usai melaksanakan konsolidasi dengan Warga Kota di Kantor Jakarta Inisiatif, Jakarta Selatan, Jumat (21/6).
Baca Selengkapnya