Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Jakarta Keruk Kali Mookevart
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) menggelar program Gerebek Lumpur di Kali Mookevart. Saluran air ini dikeruk sebagai salah satu upaya mengantisipasi ancaman banjir.
Pengerukan Kali Mookevart diharapkan dapat membantu menurunkan tinggi muka air banjir dan mengurangi genangan di wilayah permukiman yang ada di sekitarnya. Daerah yang sangat dipengaruhi kali ini adalah Semanan, Rawa Buaya, Duri Kosambi, dan Kalideres.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, Kali Mookevart saat ini hanya bisa menampung debit maksimal 91,37 m3/detik. Jumlah itu lebih rendah dari debit desain Kali Mookevart, sehingga diperlukan pengerukan untuk mengembalikannya ke rancangan semula yaitu 125 m3/detik.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Bagaimana DKI Jakarta mengendalikan polusi udara? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
-
Bagaimana upaya VOC mengatasi banjir Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya. Salah satunya adalah Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang menjabat pada 1619-1623 dan 1627-1629. Jan Pieterszoon membangun sejumlah kanal untuk mengendalikan air dari sungai-sungai yang membelah Jakarta, salah satunya adalah Sungai Ciliwung.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
"Saat ini Sudin SDA Jakarta Barat menargetkan Kali Mookevart segmen Jalan Semanan hingga Cengkareng Drain untuk dilakukan pengerukan lumpur sedalam 1 meter dengan panjang 4,4 Km dengan volume lumpur diperkirakan 154.000 m3,” kata Yusmada dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (2/10).
Yusmada memaparkan, pengerukan akan dilakukan ke dalam 3 segmen selama 129 hari kerja. Segmen 1 yaitu Jalan Semanan-Daan Mogot City sepanjang 950 m, akan dilakukan selama 28 hari mulai dari 2 Oktober-30 Oktober 2021. Segmen 2 yakni Daan Mogot City-JORR sepanjang 1.600 m, yang akan dilakukan selama 37 hari, mulai dari 31 Oktober-6 Desember 2021. Segmen 3 yakni JORR-Cengkareng Drain sepanjang 1.850 m, akan dilakukan selama 64 hari, mulai dari 7 Desember 2021–6 Februari 2022.
"Program Gerebek Lumpur Kali Mookevart dimulai pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021, dengan jumlah personel yang diturunkan sebanyak 415 orang dan menggunakan 10 unit alat berat, serta 30 unit dump truck," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Gerebek Lumpur di Kali Mookevart ini merupakan kolaborasi antarinstansi di bawah koordinasi Wali Kota Jakarta Barat, seperti Suku Dinas SDA Jakarta Barat dibantu Suku Dinas Lingkungan Hidup (UPK Badan Air), Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Pertamanan, Suku Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan PPSU kecamatan/kelurahan.
Selain Gerebek Lumpur yang dilakukan di Kali Mookevart, juga dilakukan Gerebek Lumpur/kerja bakti secara manual di Saluran Penghubung (Phb) RW 01 Semanan. Tujuan utama kerja bakti ini adalah melancarkan akses aliran menuju Kolam Olakan Pompa RW 01 Semanan dan mempercepat waktu pengeringan di wilayah RW 01 Semanan.
"Semoga dengan adanya Gerebek Lumpur di Kali Besar (Mookevart) dan kerja bakti di saluran penghubung ini, wilayah Semanan dan Kalideres siap dalam menghadapi musim hujan mendatang. Kolaborasi ini juga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran kita semua bahwa permasalahan Jakarta bisa diatasi bersama. Harapannya, Pemprov DKI dan masyarakat tetap aktif bersama-sama menjaga kebersihan Kali Mookevart dan saluran penghubung kali," pungkas Yusmada.
Sebagai informasi, Kali Mookervart adalah sebuah saluran di Provinsi DKI Jakarta yang menghubungkan Aliran Sungai Cisadane ke kanal-kanal di Kota Batavia. Saluran dengan lebar 40-45 meter, panjang 13 kilometer (km), dengan Daerah Pengaliran Sungai (DPS) seluas 67 km2 dengan debit puncak 125 m3/detik ini dirancang oleh ahli hidrologi pada tahun 1678-1689. Kali Mookevart merupakan salah satu saluran penting dalam sistem pengendali banjir untuk mengalirkan sepertiga aliran sungai Cisadane dan menambah suplai air di Kota Jakarta. (mdk/yan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJakarta dan sekitarnya telah masuk musim penghujan. Tak jarang di sejumlah titik ibu kota tergenang banjir.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta juga menyiapkan tangki-tangki air bersih
Baca SelengkapnyaWaduk Melati menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaProyek pengerjaan perbaikan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman banjir.
Baca SelengkapnyaWaduk Lebak Bulus diharapkan mampu menampung luapan debit air bertambah akibat curah hujan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaPengerjaan saluran air berpotensi membuat Jalan Ciledug Raya sejak 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaHendri berujar, sarana dan prasarana juga disiagakan.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebanyak 50 petugas Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sedang melakukan pembersihan tumbuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI menetapkan waktu minimal banjir surut di wilayahnya kurang dari dua jam
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca Selengkapnya