Apa yang Harus Dilakukan saat Sungai-Sungai di Jakarta Tercemar?
Merdeka.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mempublikasi temuan mereka, pencemaran di sungai-sungai di Jakarta ada di fase sedang dan berat. Kualitas air dari sungai-sungai tersebut untuk kehidupan warga Jakarta, patut diteliti.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, menegaskan bahwa Pemprov DKI secara rutin melakukan pemantauan kualitas lingkungan air yang ada di sungai-sungai di Jakarta.
Kepala Bagian Humas Dinas Lingkungan Hidup, Yogi Ikhwan menyampaikan bahwa pemantauan kualitas air sungai di Jakarta dilakukan minimal dua kali dalam satu tahun.
-
Bagaimana DKI Jakarta mengendalikan polusi udara? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Bagaimana cara meningkatkan sanitasi dan air bersih? Meningkatkan akses dan kualitas sanitasi serta air bersih agar masyarakat tidak hanya mendapatkan air minum yang aman, tetapi juga memiliki lingkungan yang mendukung kesehatan.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Bagaimana Gus Ipul menghimbau warga untuk meningkatkan kesadaran lingkungan? 'Prestasi harus dibuat dengan kerja keras, semuanya melalui proses yang membutuhkan konsentrasi, konsistensi, kedisiplinan, kolaborasi dan kebersamaan. Mari kita mulai dari diri kita agar Pasuruan ini menjadi berbeda', ajaknya.
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan? 'Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu.' (HR. At- Tirmidzi)
Namun, ia mengakui, masih ada terdapat sejumlah kandungan yang belum masuk dalam inventaris Dinas Lingkungan Hidup sebagai jenis limbah.
"Memang mikroplastik merupakan emerging polutan yang belum diatur bakumutunya," kata Yogi kepada merdeka.com, Rabu (13/4).
Selain itu, upaya Dinas Lingkungan Hidup dalam memulihkan dan menjaga kualitas air sungai memberikan edukasi kepada warga agar tidak membuang sampah.
Dari belasan sungai, Sungai Ciliwung menjadi salah satu titik fokus Dinas Lingkungan Hidup dalam menangani sampah badan air khususnya sampah plastik.
Dia berujar, penanganan sampah sepanjang aliran Sungai Ciliwung hingga ke muara dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan alat secara teknis.
"Berbagai metode penanganan mulai dari penyisiran, menggunakan sekatan, saringan sampah, kapal dan alat berat dilakukan," imbuhnya.
Pencemaran sungai di Jakarta tidak hanya soal limbah plastik. Dari temuan WALHI, air dari sungai-sungai di Jakarta juga terkontaminasi bakteri e-coli. Diduga, hasil ekresi ikan sapu-sapu yang dikonsumsi oleh manusia.
Bagaimana, pandangan pakar gizi mengenai konsumsi ikan sapu-sapu?
Ahli gizi masyarakat dr Tan Shot Yen menjelaskan bahwa ikan sapu-sapu masih satu keluarga dengan jenis lele atau catfish.
Karakteristik ikan sapu-sapu merupakan ikan yang tergolong kuat. Itu sebabnya, ikan tersebut mampu beradaptasi dengan baik meski di lingkungan tercemar.
"Hal ini yang mempengaruhi daging ikan sapu-sapu mengandung berbagai jenis logam berbahaya tingkat tinggi, misalnya seperti merkuri, timbal, dan logam berat lainnya. Dan tentu cemaran E-Coli, bakteri penanda cemaran tinja," kata Tan.
Menurutnya, ikan sapu-sapu, dapat dikonsumsi jika ikan tersebut dibudidayakan, bukan hasil tangkapan dari sungai.
Dia kemudian menegaskan, bahwa sungai yang terdapat ikan sapu-sapu bukan sebagai indikator sungai tersebut dapat dipastikan sungai tercemar.
"Tidak sebagai indikator sungai itu tercemar, karena ikan tersebut memakan lumut juga, ganggang di sungai," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD DKI, Ida Mahmudah turut menanggapi temuan WALHI tentang pencemaran sungai. Dari sejumlah temuan penyebab pencemaran sungai, Ida menyayangkan limbah tinja dari beberapa warga Jakarta yang diduga tidak memiliki septik tank.
Dia mendorong agar Pemprov DKI Jakarta membantu warga untuk membangun septic tank.
"Kami dorong buat bantu warga yang belum punya septic tank komisi sudah minta Dinas Sumber Daya Air wajib bantu membuatkan terutama buat padat penduduk," ujar Ida.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTanpa data dan literasi terhadap data, tidak akan ada kesadaran publik, permintaan kepada pemerintah dan aksi-aksi udara bersih dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaSungai Cileungsi mulai menghitam, mengeluarkan bau tak sedap hingga matinya ikan-ikan di sana diduga disebabkan tercemar.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca Selengkapnyakrisis air terjadi lantaran penurunan kualitas air baku di IPA Hutan Kota PAM Jaya
Baca SelengkapnyaJakarta dan sekitarnya telah masuk musim penghujan. Tak jarang di sejumlah titik ibu kota tergenang banjir.
Baca SelengkapnyaHal itu setelah dirinya mendapat masukan warga yang ingin ada pengerukan rutin di sungai-sungai seperti era Ahok.
Baca SelengkapnyaHal itu tercatat pada situs pemantau kualitas udara IQAir
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca SelengkapnyaJakarta ada diposisi ke-4 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia
Baca SelengkapnyaAksi susur sungai ini dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya volume debit air Kali Ciliwung saat intensitas hujan tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca Selengkapnya