Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

APBD DKI cepat diketok karena Sumarsono dinilai akomodir proyek DPRD

APBD DKI cepat diketok karena Sumarsono dinilai akomodir proyek DPRD Serah terima Plt Gubernur DKI. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Pembahasan hingga pengesahan APBD DKI tahun 2017 berjalan begitu cepat. Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono dan DPRD DKI sepakat tetapkan Perda APDB DKI senilai Rp 70,19 triliun.

Berbeda dengan yang terjadi saat Basuki T Purnama (Ahok) membahas bersama DPRD DKI 2016 lalu. Anggaran hingga tertunda karena Ahok temukan banyak kejanggalan. Saat itu bahkan muncul istilah dana siluman triliunan rupiah di DKI Jakarta.

Koordinator Forum Masyarakat Perduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Sebastian Salang mengatakan, pembahasan yang begitu cepat karena DPRD DKI merasa semua keinginannya diakomodir oleh Sumarsono. Menurut dia, jika tidak diakomodir, maka akan terjadi tarik menarik seperti pada masa Ahok lalu.

Orang lain juga bertanya?

"Kalau prosesnya itu berjalan begitu cepat, maka bisa saja DPRD melihat usulan proyek yang mereka inginkan terakomodasi, tanpa ada catatan (dari Sumarsono). Maka kemudian kalau semua usulan DPRD diakomodasi, berarti mereka punya kepentingan bersama untuk segera mengesahkan supaya tidak keburu dipereteli," kata Salang saat dihubungi merdeka.com, Kamis (22/12).

Dia meragukan jika Sumarsono memeriksa secara detail mata anggaran yang dialokasikan dalam APBD tersebut. Namun dia menekankan, Sumarsono menjadi orang yang bertanggung jawab jika dikemudian hari ditemukan anggaran atau proyek fiktif dalam APBD nanti.

"Saya kira plt paling bertanggung jawab terhadap anggaran ini, mudah-mudahan dikemudian hari, tidak ditemukan anggaran yang dimarkup, tidak ditemukan terjadi pemborosan, tidak ditemukan proyek fiktif," jelas dia.

Salang mengatakan, hanya dari satu anggaran saja di Sekretariat DPRD, sudah terjadi lonjakan yang begitu hebat. Dia curiga, ini sebagai salah satu alasan kenapa cepat sekali APBD diketok.

Dia khawatir, jika ditelusuri lebih jauh, maka akan muncul banyak kejanggalan. Misalnya, seperti double anggaran, proyek fiktif dan lain sebagainya.

"Misal di sekretariat dewan sudah ada lonjakan. Ini salah satu bentuk ini, memang bentuk akomodasi untuk DPRD dari eksekutif. Kalau ditelusuri mungkin banyak sekali, model kayak gini dan riskan. Menurut saya, lagi-lagi ini Plt akan bertanggungjawab terhadap anggaran. Dia yang mempertanggungjawabkan jika setelah ditelusuri ternyata memang ada kejanggalan," tutur dia.

Menurut Salang, seharusnya Sumarsono lebih hati-hati dan waspada dalam menentukan anggaran DKI, terlebih mantan Plt Gubernur Sumut itu dinilai masih memiliki karir yang panjang. Jika APBD DKI 2017 ternyata bermasalah, maka akan berdampak pada karir Sumarsono.

"Jika dia meninggalkan anggaran bobrok di DKI, terkesan bagi-bagi proyek, maka ini jadi catatan buruk dan ini akan jadi anggaran bersmalah."

"Ketegangan antara Pak Ahok dan DPRD dulu kan karena satu per satu mata anggaran dicermati oleh guernur dan ditemukan anggaran yang menunjukkan ada markup, pemborosan Rp 12 triliun, proyek siluman, nah maksudnya ketika itu dicemati dan dinyatakan bermasalah, DPRD tidak terima. Sekarang pertanyaannya kenapa begitu cepat, prasangka positif mungkin sudah dicemati tapi bisa juga sebalikya, terjadi kesepakatan anggaran yang diusulkan DPRD diakomodasi, termasuk banyak kepentingan kontraktor, DPRD diuntungkan, pejabat DKI diuntung, maka ini prosesnya cepat," pungkasnya.

Seperti diketahui, Jika melihat rincian anggaran yang telah disahkan, dewan ternyata cukup mendapatkan porsi istimewa dari Sumarsono. Beberapa pos anggaran dewan yang sebelumnya sudah ditetapkan Ahok mengalami kenaikan signifikan di tangan Sumarsono.

Hal itu terlihat dari draf anggaran yang diterima merdeka.com. Dalam draf Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2017 yang disusun Ahok,total anggaran per komisi senilai, Rp 34.271.164.554.556, kemudian direvisi oleh Soni turun menjadi Rp 33.827.802.886.042. Namun setelah dibahas oleh DPRD, anggaran naik menjadi Rp 35.352.275.916.091 dan nilai itulah yang disahkan.

Jika dihitung, selisih kenaikan anggaran khusus untuk lima komisi di DPRD DKI saja antara anggaran yang dirancang Ahok dan direvisi oleh Soni kemudian disahkan DPRD mencapai Rp 1.524.473.030.049.

Selain itu, di tangan Sumarsono, Sekretariat DPRD DKI juga mendapatkan dana tambahan. Semula dirancangan versi Ahok, sekretariat hanya mendapat Rp 100.133.883.034, kemudian dinaikkan sedikit oleh Soni sedikit menjadi Rp 100.797.658.783, setelah dibahas di DPRD DKI, disahkan menjadi Rp 143.615.667.751. Total kenaikan anggaran Rp 43.481.784.717.

Dalam dokumen itu juga dijelaskan secara rinci, kegiatan apa saja yang dianggarkan DPRD DKI untuk operasional di gedung parlemen tingkat provinsi. Misalnya saja, penyedia jasa telepon air dan internet yang mendapat kucuran dana senilai Rp 29.373.483.125.

Penyediaan makanan dan minuman bagi anggota DPRD DKI sebesar Rp 11.020.320.450. Pakaian dinas dan atribut untuk pimpinan dan anggota DPRD DKI dianggarkan senilai Rp 1.387.779.250.

Sementara untuk rapat-rapat, seperti Badan Legislasi Rp 5.828.004.000, rapat di Badan Anggaran Rp 3.206.670.000. Ada pula anggaran untuk pendidikan dan pelatihan anggota DPRD DKI yang dialokasikan sebesar Rp 3.600.754.000

Anggaran yang lebih 'wah' lainnya yakni untuk kunker 106 anggota dewan dan para stafnya diberikan Rp 45.501.998.000. Sementara untuk kunker komisi beda lagi, dialokasikan senilai Rp 12.579.624.000. Untuk pelaksanaan reses, anggota DPRD DKI dapat Rp 38.090.397.114.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heru Budi Jawab Kritikan PSI soal Transparansi Dokumen APBD DKI: Sudah Dikasih Soft Copy
Heru Budi Jawab Kritikan PSI soal Transparansi Dokumen APBD DKI: Sudah Dikasih Soft Copy

Heru mengatakan, seluruh anggota DPRD sudah memiliki salinan rincian dokumen anggaran.

Baca Selengkapnya
APBD Perubahan DKI Jakarta 2024 Jadi Rp85,1 Triliun, Ini Rinciannya
APBD Perubahan DKI Jakarta 2024 Jadi Rp85,1 Triliun, Ini Rinciannya

DPRD DKI Jakarta mengesahkan Raperda tentang Perubahan APBD tahun anggaran 2024 menjadi peraturan daerah (Perda) dengan besaran Rp85.190.596.577.676.

Baca Selengkapnya
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Bungkam Seusai Diperiksa KPK
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Bungkam Seusai Diperiksa KPK

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).

Baca Selengkapnya
KPK Bahas Peluang Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Jadi Tersangka Pemotongan Dana ASN
KPK Bahas Peluang Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Jadi Tersangka Pemotongan Dana ASN

Ketika penyidik merasa telah terpenuhi alat bukti, maka tentu kedua penyelenggara negara itu akan ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya
Anies Jawab Soal Proyek Sodetan Ciliwung Mangkrak di Era Kepemimpinannya: Silakan Diaudit
Anies Jawab Soal Proyek Sodetan Ciliwung Mangkrak di Era Kepemimpinannya: Silakan Diaudit

Anies menantang untuk dilakukan audit pembangunan Sodetan Ciliwung.

Baca Selengkapnya
Hari Ini, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali
Hari Ini, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali

Ahmad Mudhlor Ali akan diperiksa sebagai saksi untuk para tersangka lain

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Sepakati APBD Perubahan 2024 Naik Jadi Rp85,1 Triliun
DPRD DKI Sepakati APBD Perubahan 2024 Naik Jadi Rp85,1 Triliun

Sebelum besaran APBD Perubahan (APBD-P) disepakati, lima komisi di DPRD DKI Jakarta telah melakukan pembahasan selama empat hari, sejak 9-12 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Dicegah ke Luar Negeri
Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Dicegah ke Luar Negeri

KPK menetapkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya
Gibran Minta DPRD Segera Eksekusi APBD untuk Kepentingan Warga
Gibran Minta DPRD Segera Eksekusi APBD untuk Kepentingan Warga

Penggunaan anggaran tersebut harus tetap dilakukan secara hati-hati seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
KPK Amankan 4 Koper Usai Geledah Rumah Dinas Bupati Sidoarjo Terkait Korupsi Dana Insentif
KPK Amankan 4 Koper Usai Geledah Rumah Dinas Bupati Sidoarjo Terkait Korupsi Dana Insentif

Dari yang terlihat, setidaknya ada 4 koper yang dibawa oleh petugas KPK

Baca Selengkapnya
APBD Kutai Timur Naik, Bupati Targetkan Percepatan Pembangunan
APBD Kutai Timur Naik, Bupati Targetkan Percepatan Pembangunan

Dengan alokasi dana yang lebih besar, Ardiansyah yakin sejumlah proyek pembangunan strategis dapat terealisasi dengan cepat.

Baca Selengkapnya
DPRD dan Pemprov DKI Sepakati Plafon Prioritas Sementara APBD 2024 Rp81,5 Triliun
DPRD dan Pemprov DKI Sepakati Plafon Prioritas Sementara APBD 2024 Rp81,5 Triliun

Pras berharap, Pemprov DKI dapat menggunakan anggaran itu sebaik mungkin.

Baca Selengkapnya