Arist Merdeka: Kalau korbannya anak-anak, pelaku pasti orang dekat!
Merdeka.com - Masih teringat jelas ingatan bagaimana pelaku menghabisi nyawa bocah Neng, yang jasadnya dimasukkan dalam kardus dan diletakkan di sebuah gang di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Kemarin, ibu dan anak berusia 5 tahun dibunuh dengan sadis di sebuah perumahan di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Berkaca pada dua kasus pembunuhan sadis yang melibatkan anak-anak, Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) menduga kuat para pelaku adalah orang dekat.
"Pasti, kalau korbannya anak-anak, itu pasti orang dekat," jelas Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (9/10).
-
Apa yang diminta polisi ke korban? Setelah itu, ia melaporkan peristiwa tersebut ke polsek terdekat. Beberapa hari kemudian, ia iseng melihat forum jual beli di media sosial Facebook. Tanpa sengaja, ia menemukan ada akun yang menjual motornya. Keesokan harinya, ia melaporkan hal itu ke Polsek. Namun, seusai membuat laporan, ia dimintai uang oleh anggota kepolisian untuk beli bensin dan makan.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Siapa yang meminta polisi prioritaskan kasus pelecehan anak? Ke depan polisi juga diminta bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak. Polisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar Polisi menangkap SN, pria yang tega melakukan dugaan tindak pidana pencabulan terhadap anaknya sendiri yang berusia 5 tahun. Tidak hanya diminta menghukum berat pelaku, polisi diminta juga mendampingi psikologis korban dan ibunya. 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4). Di sisi lain, Sahroni juga memberi beberapa catatan kepada pihak kepolisian, khususnya terkait lama waktu pengungkapan kasus. Ke depan Sahroni ingin polisi bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak.'Dari yang saya lihat, rentang pelaporan hingga pengungkapan masih memakan waktu yang cukup lama, ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Ke depan harus bisa lebih dimaksimalkan lagi, diprioritaskan untuk kasus-kasus keji seperti ini. Karena korban tidak akan merasa aman selama pelaku masih berkeliaran,' tambah Sahroni.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Sayang dia tak menjelaskan lebih detail dari hasil analisa yang dia kemukakan soal anak-anak yang menjadi korban kejahatan.
Dia meminta polisi segara mengungkap dua kasus besar yang kini menyita perhatian publik. Tak hanya pada polisi, lanjutnya, masyarakat yang mempunyai informasi juga diminta berperan aktif.
"Saya mengajak masyarakat untuk ikut bantu polisi, biar cepat terungkap. Tidak bisa kita hanya bertumpu(mengandalkan) pada polisi, masyarakat harus ikut bantu," pintanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban ancaman pembunuhan oleh orang tak dikenal itu merupakan perempuan.
Baca SelengkapnyaMenteri Arifah meminta agar masyarakat makin peduli dengan kondisi anak-anak di sekitarnya. Jika kepedulian masyarakat terbentuk, anak-anak akan lebih terjaga.
Baca Selengkapnya