Bangun pengolah sampah jadi listrik, DKI gandeng investor Finlandia
Merdeka.com - DKI Jakarta sebagai Ibu Kota kini sedang berbenah diri untuk menjadi kota dengan pembangunan yang berstandar international. Salah satunya adalah dengan membangun pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.
Nantinya dengan ITF, DKI bisa mengolah sampah menjadi listrik. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Tidak main-main, DKI menggandeng langsung investor asal Finlandia yang dinilai telah berpengalaman dalam bidang pembangunan tersebut.
Penandatanganan perjanjian dalam rangka pembangunan ITF antara Dinas Kebersihan DKI Jakarta dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Head of Agreement antara PT Jakpro dengan Forum Finlandia berlangsung di Balai Kota, Jumat (16/12).
-
Siapa yang menandatangani perjanjian kerja sama? Pada akhir acara penandatangan Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerjasama ditandatanganisecara langsung oleh Dekan FH UMY dan Ketua PTUN Yogyakarta.
-
Siapa yang menandatangani kerja sama ini? Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Direktur Jenderal Pembinanan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kemnaker, Fahrurozi dan President of KOSHA, Ahn Jongjoo di Jakarta, Selasa (25/6).
-
Siapa yang menandatangani nota kesepahaman? Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Alsintan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Muhammad Hatta dan Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM Eni Harmayani.
-
Siapa yang menandatangani MoU kerja sama? Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Indonesia Comnets Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya, disaksikan oleh Nokia Asia Paific Enterprise Lead, Stuart Hendry di Mobile World Congress, Barcelona, hari ini.
-
Dimana penandatanganan MoU dilakukan? Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Indonesia Comnets Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya, disaksikan oleh Nokia Asia Paific Enterprise Lead, Stuart Hendry di Mobile World Congress, Barcelona, hari ini.
-
Siapa yang menandatangani perjanjian JV? Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Bobby Rasyidin, Direktur Utama PT Len Industri (Persero) / Holding DEFEND ID dan Nicolas Bouverot, Vice President Thales Asia di Jakarta.
Proyek pembangunan ITF ini diprediksi akan menelan biaya investasi hingga Rp 3 triliun dimana pola investasi menggunakan sistem Built Operated Transfer (BOT) yang dapat bertahan selama 25 tahun.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono berharap nantinya pembangunan ITF ini bisa diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia.
"Ini ITF pertama kali ada di Jakarta dan diharapkan bisa menjadi panutan. Sisa sampah kita buang di Bantar Gebang, nanti akan ada investor lainnya buat lokasi yang lainnya," kata Sumarsono, di Balai Kota, Jumat (16/12).
Sumarsono menambahkan, bahwa pengerjaan proyek ITF dengan kapasitas pengolahan sampah cukup besar sekitar 2.000-2.200 ton per hari ini akan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 40 Mega Watt.
"Pada proyek ITF ini, yang mengelola dan mengoperasikan penuh adalah pihak Fortum Finlandia dana selama proses operasi berlangsung, akan ada perwakilan dari Jakpro yang tidur serta mengerjakannya agar belajar cara pengoperasian dari teknologi tersebut," terangnya.
Pemilihan investor ini berdasarkan hasil konsultasi dengan BPPT dan terdapat lebih dari 140 proposal yang masuk meminta untuk menjadi partner. Sehingga akhirnya dipilih Fortum Finlandia yang sanggup menginvestasikan uangnya tanpa jaminan apapun serta teknologi mereka susah teruji di kancah internasional.
Vice President Jakpro, Satya Heragandhi mengaku sangat optimis bisa bekerja sama dengan baik dengan Forum Finlandia.
"Nomor satu forum itu satu-satunya perusahaan yang mampu melakukan optimalisasi yang besar, jadi dengan lokasi yang sama beberapa tahun yang lalu itu hanya bisa memproses 1.000 ton tapi dengan kondisi yang saat ini di lokasi yang sama menawarkan 2.000-2.200 ton jadi luar biasa sekali terobosannya," kata Satya di Balai Kota, Jumat (16/12).
Pembangunan ITF Sunter ini merupakan salah satu realisasi dari UU No 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah yang diterapkan pada tujuh kota di Indonesia.
Sejalan dengan UU tersebut, DKI telah menerbitkan Pergub No 50 Tahun 2016 tentang Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota dengan menunjuk Jakpro sebagai pelaksananya.
Rencananya, setelah proyek ITF Sunter rampung akan dibangun empat ITF di lokasi yang berbeda. Empat proyek tersebut tidak akan ditangani oleh Jakpro lagi, melainkan akan dilelang kepada perusahaan swasta.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suntikan modal tersebut turun karena anggaran untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) dibatalkan.
Baca SelengkapnyaProyek ITF sendiri merupakan rencana pembuatan fasilitas pengolahan sampah menjadi tenaga listrik alias ITF yang sebelumnya telah dibatalkan oleh Heru.
Baca SelengkapnyaPengolahan limpah alat kampanye itu dilakukan berdasarkan jenisnya. Untuk bambu dan kayu akan didaur ulang menjadi kompos.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI kekurangan pembiayaan untuk membangun RDF Plant dalam penyusunan APBD tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PT Bengkulu Mandiri Saud El Hujaj menyampaikan harapanya akan kemajuan Bengkulu sebagai Provinsi dengan basis ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaPembebasan ini merupakan insentif untuk mendorong warga Jakarta agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.
Baca SelengkapnyaBPKAD DKI mengklaim penyusunan anggaran 2024 sudah melewati penghitungam yang matang dan realistis
Baca SelengkapnyaSelain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaPendanaan tersebut digunakan untuk pengembangan sejumlah infrastruktur kelistrikan hijau menuju swasembada energi nasional yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Bangun RDF Plant Senilai Rp1,2 T di Rorotan, Apa Kelebihannya?
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca Selengkapnya