Banjir Jakarta dan kata maaf dari Ahok tapi salahkan PLN dan warga
Merdeka.com - Setelah dikritik karena ucapannya yang menyebut ada sabotase sebagai penyebab banjir di Jakarta, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku salah dan meminta maaf. Namun Ahok masih menuding PLN menjadi salah satu penyebab banjir karena mematikan listrik di Waduk Pluit yang mengakibatkan pompa listrik tidak bekerja.
Ahok mengaku Pemprov DKI Jakarta sudah maksimal berupaya mengatasi banjir dengan mengerjakan berbagai proyek seperti normalisasi waduk dan sungai serta perbaikan drainase.
Meski begitu, ada beberapa proyek seperti sodetan untuk mengalirkan air dari Ciliwung ke Kanal Banjir Timur terganjal proses pembebasan lahan. Ahok menyalahkan warga yang hingga kini masih enggan memberikan tanahnya dipakai sebagai sodetan.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Bagaimana BPBD mengatasi banjir? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
-
Bagaimana upaya VOC mengatasi banjir Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya. Salah satunya adalah Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang menjabat pada 1619-1623 dan 1627-1629. Jan Pieterszoon membangun sejumlah kanal untuk mengendalikan air dari sungai-sungai yang membelah Jakarta, salah satunya adalah Sungai Ciliwung.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
Selasa (10/2) kemarin, Ahok menghadap Presiden Jokowi. Dia melaporkan penyebab banjir yang terjadi dan menggenang hingga ke Istana.
Apa saja penjelasan Ahok mengenai banjir Jakarta dan penyebabnya? Berikut rangkumannya:
Ahok akhirnya minta maaf
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) menyampaikan permintaan maaf terkait banjir yang terjadi di Jakarta sepanjang hari Senin (10/2) kemarin."Pertama, kita harus meminta maaf kepada masyarakat bahwa fakta DKI itu belum bisa menyelesaikan banjir yang aliran kiri (Kanal Banjir Barat) dan aliran kanan yang sebelah timur (Kanal Banjir Timur)," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (10/2).
Salahkan warga soal sodetan
Ahok menyalahkan warga yang hingga kini masih enggan memberikan tanahnya dipakai sebagai sodetan untuk mengalirkan air. "Kadang masyarakat egois tidak mau ngasih sodetan di dataran tinggi. Saya ngerti ini psikologis. Dulu sebelum Waduk Pluit ada, kamu enggak rela di tempat yang tinggi izinkan sodetan. Karena kamu yakin begitu disodet airnya balik lagi ke tempat kamu. itu kan dulu. Sekarang kami berusaha meyakinkan mereka," paparnya.Kesulitan Pemprov DKI Jakarta saat ini, lanjut Ahok, adalah tidak adanya sodetan yang menyalurkan air menuju pompa seperti di Waduk Pluit. "Kalau enggak dibongkar, air yang disodet enggak bisa masuk ke pompa," pungkasnya.
Salahkan PLN
Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan isi obrolannya dengan Presiden Jokowi di Istana soal banjir.Ahok, sapaan Basuki, juga sempat menceritakan pada Jokowi penyebab Istana dan sejumlah perkantoran di kawasan Medan Merdeka banjir. Salah satunya pompa air yang tidak bisa beroperasi karena listrik dimatikan PLN."Istana gak mungkin tenggelam selama air Waduk Pluit enggak naik ke ketinggian 1,45 juta kubik. kemarin sampai segitu, karena listrik mati pompa enggak jalan dan hujan terus," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/2).Ahok sempat kesal, kenapa listrik untuk pompa harus dimatikan. Harusnya PLN bisa memberikan keringanan pada alat-alat vital seperti pompa. "Saya bingung kenapa Waduk Pluit harus dimatikan listriknya," jelasnya.
Ahok minta Jokowi tegur PLN
Agar kejadian seperti kemarin tak terulang, Ahok meminta Presiden menyampaikan pada PLN bahwa titik-titik alat vital harus tetap beroperasi meski listrik di beberapa daerah harus dimatikan."Saya minta ke presiden agar PLN tidak memutuskan aliran listrik karena jika dimatikan pompa tidak akan berfungsi," tambahnya.
Ahok tantang orang yang bisa selesaikan banjir
Namun dia tak sepakat pada orang-orang yang mencibir kinerja dan proyek yang digagas. Apalagi kalau dikatakan banjir saat ini tak ada bedanya dengan zaman gubernur-gubernur sebelumnya."Mau cibir, mau apa, kita selesaikan. Kalau mau bandingin, bandingin sama yang dulu. Kalau kamu memang lebih pintar, kamu calon gubernur 2017. kalau saya nyalon lagi, saya nantang dengan program Anda," jelasnya.Ahok juga tak peduli komentar pengamat atau politikus yang menilai kerjanya lamban. Buatnya, kerja maksimal tak perlu banyak bicara. "Kita lihat masyarakat lebih percaya omongan bual besar Anda atau saya. Santai saja tapi saya akan tetap bekerja," tambahnya.Dia juga menegaskan, salah besar bila dikatakan Jakarta darurat banjir. Dalam pengamatannya semua masih bisa ditangani. "Menurut saya belum siaga darurat karena masih bisa surut. Masyarakat masih tinggal di rumahnya kok tidak mau dievakuasi," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Semarang sudah melakukan antisipasi dan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca SelengkapnyaMenangani permasalahan banjir Jakarta tak bisa sendiri, perlu kolaborasi pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, hampir semua kepala pemerintahan di dunia menyampaikan hal serupa jelang pensiun.
Baca SelengkapnyaPemerintah berhasil menyelesaikan permasalahan yang muncul akibat pembangunan pengendalian banjir Sungai Sepaku.
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, telah memantau penanganan banjir di Hek Kramat Jati. Dia mengeklaim, saat ini banjir sudah terkendali.
Baca SelengkapnyaGanjar mengunjungi korban banjir di Demak, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaStasiun Pompa Ancol Sentiong, diklaim Jokowi bisa mengurangi banjir DKI Jakarta hingga 62 persen
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengunjungi posko pengungsian warga terdampak banjir di SMK Ganesa Demak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyebut Ahok gubernur paling banyak melakukan penggusuran, bahkan menyebut paling brutal.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca Selengkapnya