Banyak OTG, Alasan Dinkes DKI Dorong Puskesmas Lebih Aktif Lakukan Tes PCR
Merdeka.com - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari membenarkan adanya target yang diberikan kepada Puskesmas di tiap tiap wilayah untuk melakukan tes dan pelacakan penyebaran Covid-19. Berdasarkan surat edaran tersebut, total sampel yang didapati oleh Puskesmas di lima wilayah administrasi Jakarta sebanyak 2.230 sampel.
"Iya, sekarang diminta lebih intensif mencari kasus baru, karena untuk meyakinkan apakah benar-benar Jakarta sudah 'aman' dengan semakin banyak melakukan tes, bisa untuk angka statisnya lebih bagus," kata Erizon, Rabu (10/6).
Dia menampik jika sebelum ada surat edaran Puskesmas lamban dalam melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Menurutnya, saat ini, fasilitas dan alat yang dibutuhkan bagi Puskesmas untuk melakukan tes terpenuhi dengan baik. Untuk itu, ujarnya, semakin banyak alat yang dimiliki semakin intens pula tes serta pelacakan yang dilakukan oleh Puskesmas.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Kenapa tes kesehatan penting untuk Pilkada Jakarta? Maka dari itu, tes Kesehatan ini menjadi sangat penting, karena seorang pemimpin harus sehat secara jasmani dan rohani.'ini juga mengindikasikan para pemimpin warga Jakarta harus sehat salah satunya olahraga mengkonsumsi makanan yang baik,' sambung RK.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
Dia menambahkan alasan Dinkes mendorong Puskesmas untuk semakin intens melakukan tes dan pelacakan dikarenakan banyak kasus positif Covid-19 berasal dari Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Kalau sekarang banyak dites, enggak ada keluhan taunya hasilnya positif, begitu aja. Kalau kemarin kan banyak yang di rumah sakit, atau puskesmas lagi sakit demam kita periksa, begitu ketahuan hasilnya kita telusuri keluarga, sekarang yang enggak ada gejala juga kita tes. Mungkin itu analoginya," jelas Erizon.
Secara teknis, kata Erizon, pihak Puskesmas memprioritaskan pelacakan dan pengambilan sampel terhadap warga yang tinggal di zona merah. Sebagaimana diketahui, terdapat 66 RW masuk sebagai kategori zona merah di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Atau, imbuhnya, pengambilan sampel dilakukan berdasarkan angka statistik kasus positif Covid-19 di tiap wilayah
"Pertama kita tentukan tempat-tempat yang kemarin RW merah. Jadi penentuannya, bukan asal sampling, tapi berdasarkan data statistik kasus otomatis yang berisiko kita telusur. Kalau seluruh warga belum cukup juga, belum cukup kuat. tapi kan bisa lebih invasif atau pengamatan Kepala Puskesmas yang dicurigai potensial. Kan di lapangan mereka, bisa saja beda dengan data," jelasnya.
Diketahui, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Surat Edaran Nomor 94/SE/2020 tentang pelacakan penyebaran Covid-19 secara aktif.
Surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti pada 4 Juni itu berisi imbauan bagi seluruh Puskesmas di setiap kelurahan untuk aktif melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) setiap hari.
Nantinya, sampel tersebut dikirim ke jejaring laboratorium yang ditetapkan. Setiap Puskesmas memiliki kuota tes bervariatif.
Puskesmas juga diminta mengisi formulir penyelidikan epidemiologi yang terdapat di website Dinkes Jakarta yaitu http://pelaporan-covid19.jakarta.go.id
Surat edaran juga melampirkan kuota tiap Puskesmas untuk melakukan tes PCR setiap harinya.
Jakarta Pusat
1. Gambir 40 sampel
2. Sawah Besar 40 sampel
3. Kemayoran 50 sampel
4. Senen 40 Sampel
5. Cempaka Putih 40 sampel
6. Johar Baru 40 sampel
7. Menteng 40 sampel
8. Tanah Abang 40 sampel
Total sampel wilayah Jakarta Pusat sebanyak 330 per hari
Jakarta Utara
1. Penjaringan 60 sampel
2. Pademangan 50 sampel
3. Tanjung Priok 60 sampel
4. Koja 60 sampel
5. Kepala Gading 50 sampel
6. Cilincing 60 sampel
Total sampel wilayah Jakarta Utara sebanyak 340 sampel per hari
Jakarta Barat
1. Cengkareng 60 sampel
2. Kalideres 60 sampel
3. Grogol Petamburan 60 sampel
4. Palmerah 60 sampel
5. Taman Sari 50 sampel
6. Tambora 60 sampel
7. Kebun Jeruk 60 sampel
8. Kembangan 60 sampel
Total sampel wilayah Jakarta Barat 470 sampel per hari
Jakarta Selatan
1. Tebet 60 sampel
2. Setia Budi 50 sampel
3. Mampang Prapatan 50 sampel
4. Pancoran 50 sampel
5. Pasar Minggu 60 sampel
6. Jagakarsa 60 sampel
7. Kebayoran Baru 50 sampel
8. Kebayoran lama 60 sampel
9. Pesanggrahan 50 sampel
10 Cilandak 50 sampel
Total sampel wilayah Jakarta Selatan 540 per hari
Jakarta Timur
1. Matraman 50 sampel
2. Pulogadung 60 sampel
3. Jatinegara 60 sampel
4. Duren Sawit 60 sampel
5. Kramat Jati 60 sampel
6. Pasar Rebo 50 sampel
7. Ciracas 50 sampel
8. Cipayung 50 sampel
9. Cakung 60 sampel
10. Makasar 50 sampel
Total sampel wilayah Jakarta Timur 550 per hari
Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu Utara 0
Kepulauan Seribu Selatan 0
Sehingga, total sampel yang harus dilakukan pemeriksaan oleh Puskesmas di 5 wilayah administrasi Jakarta sebanyak 2.230 sampel setiap harinya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaHingga bulan Juli 2024 sudah ada sekitar 60 juta penduduk Indonesia yang melakukan skrining kesehatan berdasarkan by name by address.
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan tahun 2019 yang didominasi penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes.
Baca Selengkapnya