Bawa perahu, nelayan Jakarta dengarkan putusan PTUN soal reklamasi
Merdeka.com - Ratusan nelayan dari pantai Jakarta berkumpul di halaman Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur, jelang putusan vonis gugatan Reklamasi Pulau G. Para nelayan yang datang sambil membawa berbagai atribut, salah satunya keranda mayat.
Pantauan merdeka.com, para nelayan datang bersama istri-istri mereka dan langsung meneriakkan yel-yel menolak reklamasi. Nelayan menurunkan dua replika keranda mayat dan sebuah replika perahu nelayan dan mengusungnya ke depan kantor PTUN di Jalan Sentra Primer Baru Timur, Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Kedatangan ratusan nelayan tersebut langsung disambut oleh puluhan personel polisi gabungan yang membentuk baris pengaman di pintu masuk PTUN. Di depan PTUN, para nelayan meneriakkan penolakan terhadap reklamasi.
-
Apa yang ditemukan di pemakaman? Penduduk setempat di Tarsus, Turki sangat gembira ketika secara tak sengaja menemukan sebuah guci keramik kuno yang lebih dari 1.100 koin perak kuno saat tengah melakukan penggalian pemakaman.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Di mana mayat ditemukan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Dimana mayat ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
"Tolak.... tolak... tolak reklamasi... tolak reklamasi, sekarang juga..," ucap para nelayan sambil bernyanyi di halaman PTUN, Jakarta Timur, Selasa (31/5).
Nelayan juga melakukan beberapa adegan teatrikal di halaman depan PTUN. Aksi tersebut menggambarkan pengembang reklamasi yang mengusir nelayan. "Pak Hakim jangan sia-siakan nelayan kecil ini. Kita makan dari hasil lautan dan sekarang enggak ada," ungkap seorang pengunjuk rasa.
Para nelayan pun membawa berbagai spanduk tuntutan menolak reklamasi. Di antaranya bertuliskan "Jangan tunda lagi stop komersialisasi dan privatisasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil" dan "Jangan tunda lagi 2,7 juta nelayan menolak reklamasi wilayah pesisir Jakarta". (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca SelengkapnyaNadran laut merupakan wujud syukur antara manusia, alam serta Tuhan atas keberkahan laut yang melimpah.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaKeseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaWarga sekitar masih memanfaatkan jasa penyeberangan perahu eretan untuk memangkas jarak dan waktu ke tempat tujuan.
Baca SelengkapnyaAndika M Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) menegaskan komitmennya pada peningkatan kesejahteraan nelayan.
Baca SelengkapnyaKPU Jakarta kembali menggelar debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 yang digelar malam ini pada Minggu, 17 November 2024 di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengharapkan pemerintah Jakarta bisa membantu modal bagi mereka.
Baca SelengkapnyaMomen Pegi Setiawan dan rombongan berlibur di Bali naik kapal pesiar Bounty Cruises.
Baca SelengkapnyaMahfud MD bertemu dengan para nelayan di Perkampungan Marunda, Kepu, Cilincing, Jakarta Utara,
Baca Selengkapnya