Bayi yang diculik di Senen dijual Rp 2,5 juta
Merdeka.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Metro Jaya membeku empat pelaku penculikan bayi berusia empat bulan Suci Sobari, Selasa (1/3) dini hari. Keempatnya diketahui menjual bayi tersebut dengan harga Rp 2,5 juta.
Keempatnya yakni Uripah alias Desy (33), Sri Mulyaningsih (39), Kokom (43) dan Mini (56). Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Krishna Murti menjelaskan, bayi tersebut didapati dari Mini. Sedangkan Mini mengaku membeli bayi melalui Desy.
"Peristiwa penculikan bayi saat kami selamatkan telah berpindah tangan ke tangan Mini. Dibeli dengan harga Rp 2,5 juta. Mini ini seorang janda tak punya anak," Kata Krishna di Polda Metro Jaya, Selasa (1/3).
-
Bagaimana penjualan bayi di Depok? Polda Bali dan Polres Depok, Jawa Barat, memeriksa Yayasan Luh Luwih Bali yang berlokasi di Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, terkait sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Siapa yang mendapatkan hasil penjualan barang? Hasil penjualan barang-barang karya warga binaan selanjutnya diserahkan kepada anak istri saat mereka membesuk.
-
Bagaimana pembagian hasil penjualan rumah? Kediaman yang terletak di Bogor ini akan segera dijual, dan setelah penjualan, hasilnya akan dibagi rata 50% untuk masing-masing pihak.
-
Apa itu pembagian pecahan? Pembagian pecahan adalah suatu proses matematika yang melibatkan pembagian suatu kuantitas atau bagian menjadi sejumlah pecahan atau bagian-bagian yang lebih kecil.
Krishna menjelaskan, dari penjualan tersebut, hasil pun dibagi tiga dengan pembagian Desy mendapat Rp 2,2 juta, serta Sri dan Kokom masing-masing mendapat Rp 150 ribu.
"Ketiga pelaku tersebut merupakan ibu rumah tangga. Kasus ini terungkap saat tim Subdit V Renakta Polda Metro Jaya secara jeli mendatangi lokasi atau TKP dan mencari sejumlah informasi. Dari olah TKP, kemudian pihak kami menemukan alamat Kokom, salah satu pelaku," ujarnya.
Pihaknya pun langsung menyambangi rumah Kokom dan bertemu dengan suaminya. Suami Kokom tidak mengakui adanya perdagangan anak tersebut. Namun setelah diperiksa dan dia mengakui kalau istrinya melakukan hal itu.
"Dari penangkapan Kokom, selanjutnya kamu menangkap semua pelaku. Para pelaku mengakunya hanya sekali melakukan aksinya ini, tapi kalau dilihat kayanya enggak sekali. Nanti kita kembangkan ada korban lain atau tidak," tutupnya.
Terhadap pelaku kita kenakan pasal 328 KUHP dan Pasal 83 junto pasal 76 F undang-undang RI No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengamankan empat wanita pelaku penculikan bayi perempuan berusia empat bulan, Selasa (1/3) pagi. Keempatnya beraksi di Atrium Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (29/2) malam.
"Kami mengamankan Uripah alias Desy (33), Sri Mulyaningsih (39), Kokom (43) dan Mini (56). Keempat pelaku ini menculik bayi perempuan bernama Suci Sobari berusia 4 bulan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, Selasa (1/3).
Krishna mengungkapkan, keempat pelaku menculik sang bayi dari tangan ibunya yakni saudari Dian Ekawati (29) dengan modus ingin mencarikan korban kerjaan. "Kronologis penculikan ini berawal dari korban atau pelapor yakni Ibu Eka bertemu dengan pelaku di halaman museum fatahilah pada saat dagang kopi kemudian terlapor atau pelaku menjanjikan korban pekerjaan dan belikan baju buat keduanya," ungkapnya.
Setelah berhasil diming-imingi, kemudian korban diajak oleh pelaku ke Stasiun Senen menggunakan angkot M12 dan kemudian membeli baju dan diajak ke Atrium Senen. Pada saat ke Atrium, bayi di gendong oleh salah satu korban. "Selanjutnya mereka membeli bahan kue di sana, setelah itu mereka keluar Atrium mampir ke pedagang minuman di Proyek Senen, lalu korban dikasih ATM oleh pelaku dan diminta untuk ambil uang di ATM BRI Atrium," jelasnya.
Lanjut Krishna, korban lagi - lagi tanpa rasa curiga langsung mempercayai pelaku. Namun pada saat mengambil uang, korban tak bisa bertransaksi sebab PIN ATM yang diberikan pelaku salah. "PIN yang diberikan salah dan korban kembali ke pelaku, namun pelaku dan bayi korban sudah tak ada. Atas hal itu, korban langsung lapor ke SPKT Polda Metro Jaya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayi tersebut diantar dari Sukoharjo ke Malang. Tiga orang diamankan dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaKarena tak kunjung dibayar, ibu korban melapor ke polisi dengan dalih anak hilang.
Baca SelengkapnyaIbu berinisial T awalnya melaporkan bayinya diculik. Namun akhirnya terungkap fakta bayinya dijual.
Baca SelengkapnyaJika ada yang mau menjual bayi maka akan diberikan sejumlah uang. Kisarannya antara Rp 10-15 juta yang dijual di Bali.
Baca SelengkapnyaMotif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaEM dapat membeli kelima bayi itu setelah bergabung ke dalam sebuah grup WhatsApp adposi anak.
Baca SelengkapnyaBermula dari pelaku membeli seorang bayi di Jakarta Barat seharga Rp4 juta
Baca SelengkapnyaBayi tak berdosa yang baru berusia 11 bulan itu dia jual senilai Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu muda tega menjual bayinya demi bisa pulang kampung.
Baca SelengkapnyaBayi-bayi malang itu dijual ke warga Indonesia yang bermukim di Jawa dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut bermula saat pelaku RA melihat sebuah postingan di media sosial (medsos) facebook.
Baca SelengkapnyaRD mengaku sempat putus asa setelah mengetahui suaminya menjual darah dagingnya.
Baca Selengkapnya