Beda cara Anies dan Ahok kelola dan biayai tim gubernur
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat terobosan dengan meningkatkan anggaran bagi Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), dari Rp 2,35 miliar menjadi Rp 28,99 miliar. Namun sampai saat ini, pasangan dari Sandiaga Uno itu masih belum menjelaskan mengenai berapa jumlah orang yang berada di tim tersebut.
Anies merencanakan akan menggabungkan TGUPP dengan Tim Walikota Untuk Percepatan Pembangunan (TWUPP). Sehingga mereka akan bekerja membantu gubernur, menyusun kebijakan, membantu untuk percepatan pembangunan Jakarta dibiayai sepenuhnya oleh APBD.
-
Siapa yang Anies ajak untuk bekerja sama? 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
-
Siapa yang mendukung gagasan Anies tentang pembangunan? 'Mungkin kita bangga dengan sebuah kota terbangun di pulau kita, tapi akankah kebanggaan itu mengubah nasib kita? Bereskan kebutuhan dasar, bereskan hal-hal yang fundamental, dari situ Kalimantan akan maju, rakyatnya akan sejahtera,' kata Anies menambahkan.
-
Bagaimana Anies ingin mewujudkan perubahan? 'Bagi semuanya siap untuk kerja bersama, siap untuk menjangkau semua, siap untuk mendatangi tetangga, siap mendatangi keluarga kerjakan sekarang. Supaya Insya Allah 14 Februari Republik Indonesia akan menyaksikan perubahan,' kata Anies memungkasi.
-
Kenapa PDIP mempertimbangkan Anies untuk Pilgub Jakarta? 'Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua,' jelas dia.
-
Siapa yang memimpin Tim Sukses Anies? Mantan Jaksa Agung HM Prasetyo dan mantan Kepala Pusat Pidana Khusus Kejaksaan Agung Edwin Pamimpin Situmorang ditunjuk sebagai dewan pembimbing.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
Anies Baswedan ©2017 Merdeka.com
Berdasarkan penelusuran merdeka.com melalui apbd.jakarta.go.id, terdapat nomenklatur belanja barang dan jasa di Biro Administrasi Sekretaris Daerah dalam APBD DKI Jakarta 2018. Dengan berlandaskan Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 163 Tahun 2015 tentang Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan yang ditandatangani Basuki Tjahaja Purnama.
Dalam data apbd.jakarta.go.id, honorarium anggota TGUPP sebanyak 60 orang akan mendapatkan gaji sebesar Rp 24.930.000. Sehingga dalam setahun akan menghabiskan anggaran hingga Rp 19.445.400.000.
Kemudian terdapat honorarium Ketua TGUPP sebanyak 14 orang dengan pendapatan perbulan Rp 27.900.000. Sehingga dalam setahun akan menghabiskan APBD DKI hingga Rp 5.077.800.000.
Melihat angka tersebut maka untuk memberikan gaji bagi honorarium TGUPP dalam setahun akan menghabiskan APBD DKI Jakarta 2018 sebanyak Rp 24.523.200.000.
Perjalanan hidup Ahok ©2017 Merdeka.com/
Sedangkan, pada era kepemimpinan Basuki atau akrab disapa Ahok sangat berbeda. Honorarium anggota TGUPP sebanyak 6 orang dengan gaji setiap bulannya Rp 24.900.000. Dengan kontrak selama lima bulan akan menyerap APBD DKI Jakarta sebesar Rp 747.900.000
Sedangkan, honorarium Ketua TGUPP sebanyak satu orang dengan gaji Rp 27.900.000. Dengan kontrak selama lima bulan akan menyerap APBD DKI Jakarta sebesar Rp 139.500.000.
Melihat angka di atas maka untuk memberikan gaji bagi honorarium TGUPP pada era Ahok dalam setahun akan menghabiskan APBD DKI Jakarta 2018 sebanyak Rp 2.127.600.000.
Perbedaan lainnya adalah, kontrak kerja untuk para honorarium pada masa Anies langsung dilakukan untuk 12 bulan. Bahkan mereka mendapatkan gaji 13. Sedangkan pada masa Ahok, honorarium ini hanya dikontrak perlima bulan.
Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Percepatan Pembangunan (TGUPP) Muhammad Yusuf memberikan penjelasan terkait naiknya anggaran untuk timnya dari Rp 2,35 miliar menjadi Rp 28 miliar dalam RAPBD 2018.
Yusuf mengatakan total Rp 2,35 miliar itu hanya untuk non-PNS yang berjumlah 5 orang, plus biaya makan dan minum mereka. Sedangkan jumlah PNS berjumlah 8 orang.
"Delapan dikalikan Rp 28 juta karena kan tunjangan Rp 24 juta dirata-ratakan nih dengan gaji Rp 4 juta, jadi Rp 28 juta. Kali 12 bulan, itu akan ketemu sekitar Rp 2,688 miliar. Jadi TGUPP saja sekitar Rp 5,038 miliar," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/11).
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika menjadi gubernur, Anies merekrut puluhan orang sebagai anggota TGUPP
Baca SelengkapnyaKeberadaan TGUPP di Pemprov DKI Jakarta juga sempat menjadi perdebatan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara terkait tuduhan TGUPP sebagai bentuk orang dalam.
Baca SelengkapnyaAndre menyebut, Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus terus bekerja keras untuk mengunci kemenangan RIDO.
Baca SelengkapnyaAnies tidak pernah melakukan hal itu saat menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaChico Hakim mengungkapkan cara mendekati anak abah bukan hanya menpel kepada Anies.
Baca SelengkapnyaPKB menyambut baik terkait PDIP yang ingin kerjasama di Pilkada salah satunya rencana mengusung Anies
Baca SelengkapnyaPenyusunan ini sebelumnya dibahas di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.
Baca SelengkapnyaTidak benar jika Anies nantinya terpilih menjadi presiden, seolah-olah semua program dan kebijakan pemerintahan saat ini akan diubah secara serampangan.
Baca SelengkapnyaRano Karno mengaku sudah membaca visi misi Anies dan siap menampungnya.
Baca SelengkapnyaJuru bicara RK-Suswono, Mulya Amri menegaskan konsep perubahan yang diusung Anies juga digunakan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya