Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bedeng digusur, pengrajin tempe di Tebet susah cari lokasi baru

Bedeng digusur, pengrajin tempe di Tebet susah cari lokasi baru Penertiban bedeng di Tebet. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Penertiban bangunan liar dan bedeng-bedeng kumuh di Jalan Tebet Barat Raya, tepatnya di sebelah Rusun Harum, Jakarta Selatan, menargetkan pembersihan lahan yang sebenarnya merupakan industri pembuatan tempe rumahan di wilayah tersebut.

Salah seorang pengrajin tempe, Warsono (65) mengatakan jika dulunya, asal muasal mereka ditempatkan di area tersebut karena tempat asal mereka di sekitar Rusun Berlian di jalan yang sama, mengalami kebakaran.

Warsono mengaku akibat kebakaran, warga dipindah ke lokasi baru oleh wali kota Jakarta Selatan. Dirinya juga menjelaskan sejumlah ketentuan terkait penyediaan lahan, guna keberlangsungan usaha pembuatan tempe yang menjadi sumber nafkah mereka.

"Abis kebakaran di tempat lama kami itu, kami diberi kompensasi sebesar Rp 300 ribu per-meter, dan direlokasi ke Rusun Harum ini. Tapi kami meminta agar disediakan lahan untuk melanjutkan usaha tempe kami. Karena kan kalau pengolahan tempe itu kita lakukan di bawah rusun bisa mengganggu penghuni lainnya. Maka disediakanlah 14 bedeng pengolahan tempe yang sekarang menjadi bagian yang digusur ini," kata Warsono di lokasi penertiban, Tebet, Rabu (3/12).

Warsono mengaku bahwa sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi oleh pihak wali kota, terkait rencana penertiban lahan ini. Namun ketika pihak koperasi pengrajin tempe ini meminta kelonggaran waktu guna mencari lahan pengganti bagi usahanya, mereka tetap tidak diberikan toleransi sehingga kegiatan produksi tempe mereka berhenti saat ini.

Warsono menyayangkan proses eksekusi lahan yang menurutnya dilakukan dengan terburu-buru. Padahal, hal itu baru disosialisasikan sekitar seminggu lebih yang lalu, sehingga membuat dirinya dan rekan sesama pengrajin tempe lainnya terpaksa harus berhenti berproduksi dan kehilangan pendapatan mereka.

"Jadi memang sejak 22 November kemarin kita sudah disosialisasi bahwa lahan ini akan ditertibkan. Namun ketika pihak koperasi kita mengajukan penangguhan guna mencari lahan pengganti buat usaha tempe ini, ya kita enggak dikasih sampai sekarang dibongkar ini," ujar Warsono.

Warsono dan kawan-kawannya mengaku bingung karena usaha tempenya terancam berhenti, dikarenakan tidak tersedianya lahan untuk melakukan pengolahan. Dirinya juga menjelaskan bahwa pihak koperasi pengrajin tempe mereka itu, sampai saat ini masih belum mendapatkan lahan pengganti untuk mereka melanjutkan usahanya.

"Pihak koperasi sampai saat ini belum menemukan lahan baru untuk pengolahan tempe kita ini. Memang sudah ada di daerah Cikoko, tapi karena enggak terlalu besar, jadi hanya sebagian saja dari kita yang ditampung di sana. Sementara sisanya masih belum bisa berproduksi kembali," kata Warsono.

"Harapannya itu semoga saja kita bisa dapat lahan untuk tempat pengolahan tempe yang baru, dan enggak jauh-jauh dari sini. Karena kan kalau pengolahan tempe itu enggak bisa ditinggal, jadi memang harus berdekatan dengan tempat tinggal kami di Rusun Harum ini," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Depok Teriak, Proyek Jembatan Mampang Tak Kunjung Selesai Bikin Macet Makin Menggila
Warga Depok Teriak, Proyek Jembatan Mampang Tak Kunjung Selesai Bikin Macet Makin Menggila

Dampak lain dari proyek itu adalah bangunan masjid yang ikut retak.

Baca Selengkapnya
Jumlahnya Terus Berkurang dari Tahun ke Tahun, Ini Kisah Para Perajin Tembaga di Desa Tumang Boyolali
Jumlahnya Terus Berkurang dari Tahun ke Tahun, Ini Kisah Para Perajin Tembaga di Desa Tumang Boyolali

Perajin tembaga di Desa Tumang sedang mengalami krisis regenerasi. Para pemudanya dinilai tidak mau repot belajar membuat kerajinan dengan kualitas tinggi.

Baca Selengkapnya
Potret Sopir Truk di Bekasi Pilih Tidur Gara-Gara Terjebak Macet 6 Jam karena Demo Buruh
Potret Sopir Truk di Bekasi Pilih Tidur Gara-Gara Terjebak Macet 6 Jam karena Demo Buruh

Sudah lebih dari enam jam lalu lintas di jalan arteri Kabupaten Bekasi tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Pedagang Pasar Rangkasbitung Bongkar Paksa Penutup Perlintasan Kereta Api
Pedagang Pasar Rangkasbitung Bongkar Paksa Penutup Perlintasan Kereta Api

Pedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.

Baca Selengkapnya
Intip Kesibukan Penjahit Permak Pakaian di Pinggir Jalan Tulungagung Jelang Lebaran, Kewalahan hingga Tolak Pelanggan
Intip Kesibukan Penjahit Permak Pakaian di Pinggir Jalan Tulungagung Jelang Lebaran, Kewalahan hingga Tolak Pelanggan

Pengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.

Baca Selengkapnya
Heboh Penggusuran PKL di Puncak, Ini Solusi dari Bakal Cawabup Bogor
Heboh Penggusuran PKL di Puncak, Ini Solusi dari Bakal Cawabup Bogor

331 Lapak PKL di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ditertibkan oleh Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya
Momen Pedagang di Stadion Kanjuruhan Keluarkan Uneg-Uneg ke Polisi
Momen Pedagang di Stadion Kanjuruhan Keluarkan Uneg-Uneg ke Polisi

Putu menyampaikan, kepolisian akan memastikan agar proses relokasi dilakukan dengan adil dan transparan.

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Para Perajin Tahu di Dusun Kanoman Boyolali, Makin Tercekik Harga Kedelai yang Mahal
Melihat Kehidupan Para Perajin Tahu di Dusun Kanoman Boyolali, Makin Tercekik Harga Kedelai yang Mahal

Industri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya
Pedagang Teras Malioboro Gelar Aksi Demo, Begini Respons Sultan HB X
Pedagang Teras Malioboro Gelar Aksi Demo, Begini Respons Sultan HB X

Sejak awal sebenarnya telah dicapai kesepakatan bahwa Teras Malioboro II hanya ditempati selama dua tahun

Baca Selengkapnya
Pintu Tol Bekasi Barat Diblokade Buruh, Kendaraan Mengular Hingga Jalan Arteri
Pintu Tol Bekasi Barat Diblokade Buruh, Kendaraan Mengular Hingga Jalan Arteri

Mereka menggelar demontrasi menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP).

Baca Selengkapnya
Kios Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Tanah Abang Tetap Ditagih Bayar Retribusi
Kios Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Tanah Abang Tetap Ditagih Bayar Retribusi

Sejumlah pedagang mengaku masih diminta untuk membayar retribusi pasar kepada pengelola, yaitu Pasar Jaya.

Baca Selengkapnya