Begini murka Ahok ke BPK karena proyek lahan Sumber Waras era Foke
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kesal setelah hasil audit APBD 2014 yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan menyebut Jakarta mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Apalagi, kata dia, turunnya penilaian turun karena proyek di era Fauzi Bowo yang tak rampung.
Proyek yang dimaksud adalah pembebasan lahan di Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat, yang rencananya akan dibangun menjadi rumah sakit khusus kanker.
"Perjanjian dengan pihak ketiga itu sudah ada dari zaman Pak Foke. Makanya saya minta standar BPK harus jelas juga dalam memeriksa. Kenapa zaman Pak Foke itu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan kasus aset yang sama, sekarang kami sedang perbaiki jadi (dapat) WDP," protes Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/7).
-
Apa harga tanah termahal di Indonesia? Tanah kosong di kawasan ini sudah terbilang sangat jarang karena sebagian besar sudah digunakan untuk membangun gedung mewah yang digunakan oleh perusahaan terkenal baik lokal maupun perusahaan global.
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Di mana harga tanah paling mahal di Indonesia? Wilayah yang berada di sekitar Bundaran HI ini jadi kawasan paling elit dan termahal di Indonesia!
-
Siapa yang menjual sebagian lahan rumah? Sebagai hasilnya, keduanya sepakat untuk memecah lahan yang mereka miliki dan menjual lebih dari sebagian lahan tersebut kepada keluarga yang sekarang menjadi tetangga.
-
Kenapa harga tanah di MH Thamrin mahal? Sebagai pusat Ibukota hingga saat ini, tentu tak heran jika Jakarta menjadi kawasan yang memiliki harga termahal di Indonesia.
-
Siapa yang membeli rumah tersebut? Inilah bagian depan dari rumah milik Frans Faisal kakak dari Fuji dan Fadly Faisal yang baru saja resmi dibeli.
Ahok menilai penilaian itu tak adil. Meski dia coba tak mempermasalahkannya karena yakin kepemimpinannya di Jakarta tak berdasarkan penilaian BPK. "Enggak apa-apa, saya mau disclaimer juga enggak apa-apa kok. Saya enggak masalah, yang menentukan saya jadi gubernur atau tidak adalah warga DKI bukan BPK, disclaimer, WDP atau WTP. Foke yang dapat WTP juga kalah dengan kami. Jadi tidak ada urusan buat saya, yang penting duit pelayanan DKI tidak dicolong," tambahnya.
Ahok kemudian menceritakan awal mula proyek pembebasan lahan di Sumber Waras.
"Yang saya enggak terima adalah kasus rumah sakit Sumber Waras. Saya mau tanya, bisa enggak ada beli tanah (dengan harga) NJOP di tengah kota dan siap bangun? Itu yang terjadi saat Sumber Waras mau jual. Kami mau beli utuh, dia enggak mau dan jual setengahnya dengan perjanjian dia harus kasih jalan masuk kalau setengah dengan menghadap ke jalan raya. Beli lah NJOP, prosedur juga enggak pakai appraisal. Saya enggak tahu pertimbangannya waktu itu apa, karena appraisal sekarang juga lebih mahal dibanding sekarang," beber Ahok.
"BPK sekarang temuannya, beli tanah 3 hektar kemahalan Rp 191 miliar. Dari mana kemahalannya?" sambung Ahok.
Dia mengaku heran dengan penilaian BPK tersebut. Dia merasa tak ada yang aneh dengan nilai Rp 191 miliar untuk luasan tanah yang dibeli seluas 3 hektare.
"Dia bandingkan dengan NJOP di belakang (rumah sakit). Jadi BPK ngotot mau memaksakan NJOP di Sumber Waras harus sama dengan NJOP tanah belakang rumah penduduk. Pertanyaan saya kalau begitu Anda harus periksakan kami ke polisi, apa kami sengaja menaikkan NJOP atau tidak. Kalau kami sengaja menaikkan NJOP untuk keuntungan berarti kami salah, sekarang bandingkan saja kenaikan NJOP dari 2010 sampai sekarang naiknya sesuai enggak? Belakang naik enggak? Sepanjang gedung sama enggak NJOP-nya, mungkin enggak setengah gedung beda-beda wong 1 komplek, enggak mungkin dibedakan toh," ujarnya emosi.
"Sekarang mau enggak sumber waras kembalikan Rp 191 miliar, enggak mau dong. Beli sekarang pakai appraisal sekarang lebih mahal enggak harganya sama yang tahun lalu saya beli? lebih mahal. Kalau saya beli sekarang harga lebih mahal saya dibilang temuan juga. Artinya apa anda ingin buat kami tidak jadi beli tanah itu. Kalau enggak jadi beli tanah itu kita nggak jadi bangun rumah sakit kanker dong," tambahnya.
"Kalau ada temuan dana korupsi tangkap saja. Kalau ada yang salah tangkap aja kenapa ada yang mau ngomong-ngomong kayak gitu," tegas Ahok.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY menyarankan pada masyarakat bila menemukan indikasi ketidakabsahan pada lahannya, sebaiknya laporkan ke pihak kantor ATR/BPN untuk mencabut akta.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perhitungan sementara pihak Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI, korupsi ditelan Luhur mencapai ratusan miliar.
Baca SelengkapnyaDalam kasus tersebut ketiga tersangka telah melakukan tindak korupsi senilai Rp30,2 miliar.
Baca SelengkapnyaMafia tanah terbukti merugikan keuangan negara, menyengsarakan kehidupan rakyat, serta menghambat investasi yang dapat membuka lapangan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaWNA tersebut dicekal terhitung sejak 5 Juli guna mempermudah penyidik
Baca SelengkapnyaLaporan itu bagus apabila diproses oleh Bawaslu, karena sumber datanya dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir pada 25 November 2019.
Baca SelengkapnyaAtas transaksi tersebut, penyidik Kejati Jatim pun menemukan beberapa indikasi penyimpangan.
Baca SelengkapnyaKPK belum mengungkapkan nilai rumah mewah itu dan proses pendataan terhadap aset tersebut masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaSaksi Indra Arharrys, mengatakan harga pembelian tanah untuk proyek rumah DP 0 rupiah sengaja dinaikkan menjadi Rp322 miliar
Baca Selengkapnya