Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begini pembelaan High Scope soal adanya siswa yang dibully

Begini pembelaan High Scope soal adanya siswa yang dibully Ilustrasi Bullying. ©2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Menanggapi berita yang beredar di media tentang tindak bullying yang dilakukan siswa High Scope Indonesia, Vice Principal K-9, High Scope Indonesia, Dimas Hartono angkat bicara. Kepada para wartawan pihaknya menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi.

"Ini terjadi di luar sekolah dan di luar jam sekolah. Hari Sabtu sekolah kami libur," jelas Dimas kepada wartawan di High Scope Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat (18/3).

Dia menjelaskan, kejadian tersebut bukanlah tindakan bullying. Pada hari sabtu (5/3), F memang bersitegang dengan seorang temannya karena suatu masalah. Namun, terkait jumlah kata dia tidak sebanyak yang diberitakan di media.

"Satu anak klarifikasi ke satu anak. Nah satu anak itu mengajak dua temannya yang lain dan tidak ada tindak bullying," jelas dia.

Dimas menjelaskan, usai kejadian tersebut F tidak langsung menceritakan hal yang menimpanya ke orang tuanya, melainkan bercerita kepada gurunya di sekolah pada hari Senin(7/3). Orangtua F baru mengetahui kejadian tersebut dari guru anaknya pada hari rabu (9/3).

"Langkah-langkah yang diambil yaitu kita buat kronologi dan konfirmasi dengan semua pihak terkait. Orangtua dipanggil secara terpisah," tutur dia.

Setelah peristiwa ini, pihak sekolah mengaku telah melakukan berbagai tindakan agar tidak lagi terjadi kejadian yang sama.

"Konsekuensi yang kami berikan konsekuensi logis. Seusia dengan peraturan, karena tujuannya mendidik kami berikan surat peringatan dan surat permintaan maaf," papar dia.

Sementara itu, untuk F pihak sekolah telah memberikan pendampingan dari departemen psikologi sekolah. Dari hasil pendampingan itu, F katanya sudah tidak mengalami trauma.

"Dia sudah jauh lebih tenang dan tidak lagi merasa terancam. Anak itu sudah oke kata psikolog," dia mengakhiri.

Sebelumnya, ayah korban Irsan Gading menjelaskan anaknya yang sedang menonton pertandingan futsal tiba-tiba digiring oleh 10 temannya ke belakang sekolah lantaran disangka merebut pacar siswa lainnya. Aksi pembully-an dan pemukulan tersebut terjadi pada 5 Maret 2016 di belakang sekolah High Scope TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Dari penjelasan anaknya, Farsha ditarik kebelakang sekolah saat sedang menonton futsal. Sesampainya di sana ia langsung dikelilingi lebih dari 10 siswa dan langsung menanyakan status hubungannya dengan seorang gadis. Diduga, gadis ini merupakan kekasih dari salah satu siswa yang mengerubunginya itu.

"Awalnya di tanya-tanya apakah dia berhubungan dengan seorang temen perempuan? Which is itu perempuan pacar salah seorang dari yang narik dia kebelakang sekolah. Sambil mereka teriak dengan sekeras-kerasnya menanyakan hal tersebut," cerita Irsan.

Tiba-tiba lanjut dia, satu orang maju dan memukul mata anaknya. Lalu memberikan pukulan kedua sampai terjatuh kesakitan. Tak berhenti disitu, wajah anaknya itu kembali dipukul berkali-kali.

"Seorang anak maju lagi untuk menendang kakinya dengan lutut, sampai 3 kali," kata dia.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP