Begini pembelaan High Scope soal adanya siswa yang dibully
Merdeka.com - Menanggapi berita yang beredar di media tentang tindak bullying yang dilakukan siswa High Scope Indonesia, Vice Principal K-9, High Scope Indonesia, Dimas Hartono angkat bicara. Kepada para wartawan pihaknya menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi.
"Ini terjadi di luar sekolah dan di luar jam sekolah. Hari Sabtu sekolah kami libur," jelas Dimas kepada wartawan di High Scope Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat (18/3).
Dia menjelaskan, kejadian tersebut bukanlah tindakan bullying. Pada hari sabtu (5/3), F memang bersitegang dengan seorang temannya karena suatu masalah. Namun, terkait jumlah kata dia tidak sebanyak yang diberitakan di media.
-
Siapa yang punya pengaruh terhadap anak pelaku bullying? Anak yang cenderung berteman dengan teman-teman yang juga menunjukkan perilaku negatif, seperti suka berkelahi atau mengejek orang lain, lebih berisiko menjadi pelaku bullying.
-
Kenapa anak-anak jadi korban bullying di sekolah baru? Memulai sekolah baru bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi anak-anak. Selain harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mereka juga harus menghadapi kemungkinan menjadi korban bullying. Hal ini rentan dihadapi ketika mereka memasuki situasi baru yang tidak familiar sebelumnya.
-
Kenapa anak menjadi pelaku bullying? Mereka yang sering terlibat dalam perilaku ini mungkin memiliki masalah emosional atau sosial yang mendasari tindakan mereka.
-
Kenapa bullying berdampak buruk pada kesehatan mental anak? Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus karena menjadi target dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Kapan anak rentan jadi korban bullying? Di Indonesia, kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat, dan banyak di antaranya terjadi di lingkungan sekolah.
"Satu anak klarifikasi ke satu anak. Nah satu anak itu mengajak dua temannya yang lain dan tidak ada tindak bullying," jelas dia.
Dimas menjelaskan, usai kejadian tersebut F tidak langsung menceritakan hal yang menimpanya ke orang tuanya, melainkan bercerita kepada gurunya di sekolah pada hari Senin(7/3). Orangtua F baru mengetahui kejadian tersebut dari guru anaknya pada hari rabu (9/3).
"Langkah-langkah yang diambil yaitu kita buat kronologi dan konfirmasi dengan semua pihak terkait. Orangtua dipanggil secara terpisah," tutur dia.
Setelah peristiwa ini, pihak sekolah mengaku telah melakukan berbagai tindakan agar tidak lagi terjadi kejadian yang sama.
"Konsekuensi yang kami berikan konsekuensi logis. Seusia dengan peraturan, karena tujuannya mendidik kami berikan surat peringatan dan surat permintaan maaf," papar dia.
Sementara itu, untuk F pihak sekolah telah memberikan pendampingan dari departemen psikologi sekolah. Dari hasil pendampingan itu, F katanya sudah tidak mengalami trauma.
"Dia sudah jauh lebih tenang dan tidak lagi merasa terancam. Anak itu sudah oke kata psikolog," dia mengakhiri.
Sebelumnya, ayah korban Irsan Gading menjelaskan anaknya yang sedang menonton pertandingan futsal tiba-tiba digiring oleh 10 temannya ke belakang sekolah lantaran disangka merebut pacar siswa lainnya. Aksi pembully-an dan pemukulan tersebut terjadi pada 5 Maret 2016 di belakang sekolah High Scope TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Dari penjelasan anaknya, Farsha ditarik kebelakang sekolah saat sedang menonton futsal. Sesampainya di sana ia langsung dikelilingi lebih dari 10 siswa dan langsung menanyakan status hubungannya dengan seorang gadis. Diduga, gadis ini merupakan kekasih dari salah satu siswa yang mengerubunginya itu.
"Awalnya di tanya-tanya apakah dia berhubungan dengan seorang temen perempuan? Which is itu perempuan pacar salah seorang dari yang narik dia kebelakang sekolah. Sambil mereka teriak dengan sekeras-kerasnya menanyakan hal tersebut," cerita Irsan.
Tiba-tiba lanjut dia, satu orang maju dan memukul mata anaknya. Lalu memberikan pukulan kedua sampai terjatuh kesakitan. Tak berhenti disitu, wajah anaknya itu kembali dipukul berkali-kali.
"Seorang anak maju lagi untuk menendang kakinya dengan lutut, sampai 3 kali," kata dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kejadian ini bukanlah bullying atau perundungan dan hanya perkelahian antar siswa.
Baca SelengkapnyaBinus selaku pihak sekolah akan memprioritaskan perhatian dan upaya untuk mendukung pemulihan korban bulllying secara fisik, psikis maupun emosional.
Baca SelengkapnyaRE mengaku masih menjadi anak baru di sekolah tersebut sehingga belum mengenal siswa lain
Baca SelengkapnyaMendapat perlakuan kasar, korban menangis histeris
Baca SelengkapnyaGogo juga menyebut telah menerima hasil visum dari RE.
Baca SelengkapnyaSiswa SMA Binus School Simprug berinisial RE (16) bercerita kesedihannya selalu dibully sejak November 2023 oleh teman-temannya.
Baca SelengkapnyaDia pastikan pihak sekolah tidak melakukan DO terhadap para siswa terlibat aksi perundungan.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan di Binus dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaBinus International School berada di Serpong, Tangerang. Biaya pendidikan di sana tergolong mahal jika membandingkan sekolah swasta lain di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKombes Ade mengatakan kasus tersebut sempat lama diproses, karena mediasi antara pelaku dan korban tak menemukan titik terang.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh RE dalam rapat.
Baca Selengkapnya