Begini suasana pengaduan ala Djarot yang bikin beda dengan Ahok
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap membuka layanan pengaduan warga di pendopo Balai Kota DKI Jakarta. Namun ada sedikit modifikasi yang dilakukan oleh Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, ada lima meja pengaduan yang dibagi berdasarkan kategorinya, pendidikan, rusun, kesehatan, perizinan dan umum. Warga yang ingin menyampaikan pengaduan mengantre di balik meja dan akan dilayani oleh petugas Pemprov DKI.
Salah satu warga yang akan melakukan pengaduan adalah Afong (49). Warga Kalideres, Jakarta Timur ini mengaku ingin mengajukan permohonan untuk mendapatkan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa).
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Apa yang diminta DPRD DKI Jakarta terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Gimana Kemensos menangani aduan masyarakat? 'Ini prestasi luar biasa, bukan WTP yang kami bangga. Tapi respon ibu sangat cepat. Jumat saya WA (Whatsapp) ibu, dan sabtu sudah salur,' katanya.
-
Bagaimana DKI Jakarta membuat program Kelurahan Sadar Hukum? 'Melalui pelaksanaan pembinaan kelompok keluarga sadar hukum (Kadarkum), pengembangan kelurahan binaan, sampai dengan terbentuknya kelurahan sadar hukum,' tambahnya.
-
Siapa anggota DPRD Jawa Tengah? Wafa dipastikan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, sedangkan Luthfi dipastikan terpilih menjadi anggota DPRD Rembang.
-
Bagaimana cara petugas damkar menyampaikan kritiknya? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri memperlihatkan seorang petugas damkar bernama Sandi yang memberikan pertanyaan perihal tanggapan wakil wali kota Depok tentang kerusakan alat dan mobil damkar.
"Mau mengajukan rusunawa biar saya pindah ke Rusun Pesakih. Ngontrak sudah 30 tahun lebih. Enggak apa bayar yang penting agak ringan. Kami ngontrak bisa Rp 500 ribu belum listrik kalau di rusun kan kurang lebih Rp 300 ribu," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/5).
Warga nantinya tidak akan bertemu dengan Djarot ketika melakukan pengaduan, kecuali ada beberapa masalah pelik maka politisi PDI Perjuangan itu akan langsung mendatanginya. Tetapi ternyata Afong tidak masalah dengan konsep baru ini.
"Saya belum pernah melakukan pengaduan, tetapi mending kayak begini ya lebih teratur," ujarnya.
Namun pandangan berbeda disampaikan oleh warga Pejompongan, Jakarta Pusat, Yusni (60). Dia memang telah melakukan pengaduan melalui sistem cluster tersebut, tetapi tetap ingin bertemu dengan mantan Wali Kota Blitar itu. "Ini masih tunggu Pak Djarot, pinginnya langsung ketemu," tutupnya.
Untuk diketahui, Plt Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat akan mengubah sistem aduan warga yang datang ke Balai Kota. Dia akan menerapkan sistem 'cluster', yaitu aduan akan ditempatkan terpisah sesuai dengan masing-masing bidang.
"Kita akan sampaikan ubah (sistem aduan warga) untuk bisa tertib dan tertangani dengan rapi. Kita akan bikin cluster, bidang masing-masing, pengaduan masing-masing," kata Djarot di Balai Kota, Rabu (10/5).
Nantinya, akan ada cluster seperti rumpun pendidikan dengan meja tersendiri. Akan ada juga meja aduan untuk masalah kesehatan, perumahan, pelayanan masyarakat dan masalah lain baik yang bersifat umum maupun khusus.
Tidak seperti Gubernur nonaktif Basuki T Purnama (Ahok) yang sekaligus menerima aduan warga, Djarot nantinya akan menghampiri meja aduan satu per satu sesuai bidangnya. Gaya Ahok yang menghampiri warga satu per satu untuk menerima aduan memang menjadi ciri khas kepemimpinannya.
"Kami akan tetap mengikuti itu, tetapi kami akan pindah-pindah dari satu meja ke meja yang lain. Jadi tidak satu per satu (warga) dan berbagai macam, supaya tidak crowded. Mereka kita tangani dari meja ke meja," ujar Djarot.
SKPD yang bertugas menerima aduan setiap hari pun harus tetap dan tidak boleh diganti. SKPD ini dipilih, kata Djarot, berdasarkan bidangnya untuk membantu menangani keluhan warga.
"Yang menerima pengaduan tidak ganti-ganti. Ada SK penunjukan instruksi dari pimpinan SKPD-nya supaya gampang dilacak siapa yang bertanggung jawab," sebutnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca SelengkapnyaProgram serupa juga pernah Ridwan Kamil terapkan di rumah dinas saat menjabat Gubernur Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaHeru mengaku akan menelusuri aduan tersebut dan menindak oknum tersebut jika seorang aparat.
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaHari ini menjadi perdana program kerja aduan tersebut berlangsung.
Baca SelengkapnyaPuan menyebut aspirasi tersebut telah diteruskan kepada Kelengkapan Dewan (AKD) terkait untuk ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca Selengkapnya