Beragam cara dilakoni Nenek Sumini untuk dapatkan ijazah SMA
Merdeka.com - Tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu. Begitulah pepatah yang terngiang dibenak Sumini, nenek berusia 60 tahun. Sumini menjadi peserta tertua di lingkungan Sudin Pendidikan 2 Jakarta Selatan yang mengikuti ujian kesetaraan tingkat SMA/sederajat atau paket C.
Kepada merdeka.com, Sumini menceritakan keseriusannya dalam menuntut ilmu. Ia yang merupakan pengajar di salah satu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di daerah Manggarai, Jakarta Selatan ini menyelsaikan pendidikan tingkat SMO nya di Purworedjo, Jawa Tengah di tahun 1973 silam.
Kemudian Sumini hijrah ke Ibu Kota dengan impian melanjutkan pendidikannya. Namun, takdir berkata lain. Tak lama hidup di ibu kota, Sumini dipersunting seorang laki-laki.
-
Kenapa Atta lanjut sekolah? Meski sudah memiliki pekerjaan yang mapan dan dijuluki sebagai salah satu orang terkaya di tanah air, Atta Halilintar tetap memberikan perhatian khusus pada pendidikan.
-
Siapa yang menikah? Pada Minggu sore (7/7/2024), Ibrahim dan Salshabilla membagikan momen indah akad nikah mereka, menunjukkan bahwa mereka kini telah resmi menjadi suami istri.
"Saya dulu sekolah cuma sampai SMP di Purworejo tahun 1973 sebelum ke Jakarta. Penginnya lanjutin sekolah di Jakarta tapi saya langsung menikah," kata Sumini saat ditemui di SMK 29 Jakarta, Selasa (5/4).
Meski sudah memiliki 3 orang cucu, Sumini mengaku tidak malu untuk belajar laiknya siswa sekolah SMA lainnya. Sumini yang tergabung dalam Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Negeri 11 Manggarai Jakarta ini tetap percaya diri saat melaksanakan persiapan menjelang ujian paket C.
"Saya belajarnya enggak lama, sebulan. Itu juga kadang suka enggak ikut karena ada kegiatan di PKK," cerita Sumini.
Ditengah kesibukannya sebagai kader PKK dan kader Jumantik, Sumini masih menyempatkan diri untuk mengikuti pelajaran kesetaraan di PKBM Negeri 11 Jakarta. Selama satu bulan menjelang UN, Sumini harus disibukkan dengan jadwal sekolah dari Senin-Jumat. Waktunya pun tersita banyak lantaran sekolahnya ini dimulai sejak pukul 13.00 Wib - 17.30 Wib.
Meski terdaftar di PKBM Negeri, Sumini tetap harus mengeluarkan biaya Rp. 1,5 juta. Sejumlah uang tersebut dibayarkan untuk biaya belajar dan ujian paket C.
"Iya bayar segitu untuk belajar sama biaya ujian ini," kata dia.
Semangat menuntut ilmu yang dimiliki pun didukung oleh anak-anaknya. Selama ujian berlangsung, Sumini selalu diantar-jemput oleh anak sulungnya dengan menggunakan sepeda motor.
Ibu 5 anak ini mengaku pernah mengikuti ujian yang sama pada tahun 2014. Namun, ia gagal lantaran nilainya saat itu hanya kurang 0,1 dari standar kelulusan yang ditetapkan.
"Pernah ikut tahun 2014 cuma gagal padahal nilainya kurang 0,1," cerita Sumini.
Meski demikian, Sumini tidak patah semangat untuk mendapatkan ijazah setara SMA. Ia berharap, jika tahun ini lulus, ia akan mengurus beasiswa Pemerintah Kota Jakarta Selatan untuk melanjutkan pendidikan S1.
"Ya harapannya bisa lulus ujian tahun ini. Jadi bisa ikutan beasiswa S1 Paud," tutup Sumini.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski kini telah menjadi istri dan ibu, Sonya Fatmala tetap memperhatikan pendidikannya.
Baca SelengkapnyaKisah cinta antara guru dan muridnya yang berujung di pelaminan. Kini menjadi keluarga bahagia.
Baca SelengkapnyaAyah wanita ini baru tahu anaknya ternyata kuliah saat momen wisuda putri tercintanya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, keduanya telah menikah dan dikaruniai seorang anak.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan wanita jadi pramugari ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaSeorang priapengusaha rambut nenek lulusan SD sukses dan berhasil menyekolahkan anaknya sampai sarjana.
Baca SelengkapnyaGadis desa yang bernama Neng Ulma mengungkapkan rasa pilu yang ditinggalkan sang ayah sejak kecil.
Baca SelengkapnyaRupanya sang anak mengikuti jejak sang ayah yang dulu pernah mengenyam pendidikan di sekolah yang berlokasi di Magelang, Jawa tengah tersebut
Baca Selengkapnya