Beredar isu ada ancaman, cuma 30 KK di Kalijodo siap hijrah ke rusun
Merdeka.com - Seiring rencana penertiban kawasan Kalijodo, Pemerintah Provinsi DKI menawarkan pilihan pada warga untuk pindah ke Rumah Susun (Rusun). Dari data Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, baru 30 Kepala Keluarga (KK) yang bersedia pindah ke rumah susun. Padahal, setidaknya ada 1.340 kepala keluarga yang mendiami wilayah kalijodo.
Dari pantauan merdeka.com, pos pendataan yang berlokasi di Kecamatan Penjaringan, terlihat sepi. Petugas kecamatan Penjaringan, Suyanto menuturkan, awalnya ada 31 kepala keluarga yang menyatakan siap pindah ke rusun.
"Ternyata satu kepala keluarga mengundurkan diri. Jadi sekarang tinggal 30 KK saja yang terdaftar," kata Suyanto di Posko Penjaringan, Kamis (18/2).
-
Di mana Kalijodo berada? Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menemukan lapak jualan yang padat, bangunan retak, hingga sampah yang menggunung.
-
Apa yang dibangun di Kalijodo? Hingga pada tahun 2014, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, menyulap Kalijodo menjadi RTH dan RPTRA.
-
Siapa yang mengubah Kalijodo? Hingga pada tahun 2014, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, menyulap Kalijodo menjadi RTH dan RPTRA.
-
Kapan Kalijodo dibenahi? Kalijodo setelah 5 tahun yang lalu kita benahi menjadi RTH-RPTRA.
-
Siapa yang mengelola Kilangan? Produksi gula masa Kesultanan Banten banyak dipegang oleh warga Tionghoa. Mereka lah yang kebanyakan memiliki ruang kilangan untuk memeras tebu menjadi air kilang.
-
Mengapa Kalijodo diubah? Kawasan Kalijodo sebelumnya dikenal sebagai sarang judi dan prostitusi.
Suyanto mengatakan, satu KK yang membatalkan diri tersebut beralasan memilih pulang ke kampung halamannya. Namun, isu beredar, para warga mendapat ancaman agar tidak pindah ke rusun. Karena itu warga takut mendaftarkan diri.
"Saya juga enggak tahu pasti kenapa dia membatalkan diri dan masih sedikit yang mendaftarkan rumah susun. Kemungkinan iya ya (ancaman)," katanya.
Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya nampak ragu-ragu ketika dikonfirmasi perihal ancaman ke warga jika memilih pindah ke rumah susun. Namun dia tidak menyebutkan secara tegas perihal ancaman itu. "Tahu dari mana mas?" singkatnya.
Dia mengaku sudah 20 tahun menetap di Kalijodo. Dengan rencana penertiban ini, dia dan keluarga memilih pulang ke kampung halamannya.
Lain lagi dengan Payini. Dia mengaku tak tahu soal ancaman pada warga agar tak pindah ke rumah susun. "Saya enggak tahu, dan memang saya enggak daftar rusun. Tetap di sini saja," ucapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.
Baca Selengkapnya"Hampir 400KK yang sudah mendaftar sukarela. 27 KK sudah berada di rumah transit sementara dan sisanya masih proses," kata Bahlil
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang gencar membenahi administrasi kependudukan (adminduk).
Baca SelengkapnyaKeberangkatan ribuan jemaah calon haji diiringi isak tangis keluarga
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca SelengkapnyaSuasana kampung di pagi hari cukup sepi. Yang terdengar nyaring hanyalah suara jangkrik.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak.
Baca SelengkapnyaBelakangan berembus kabar, 1 kamar di apartemen tersebut akan diisi 6 PNS/ASN. T
Baca SelengkapnyaSelain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.
Baca Selengkapnya