Bila tak mau kerja, anak jalanan sewaan harus siap kena pukulan
Merdeka.com - Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan berhasil mengamankan 25 PMKS di sekitaran Blok M, Jakarta Selatan. Para anak jalanan ini dipaksa bekerja bila tidak mau dihajar bogem mentah.
Pengungkapan kasus tersebut berawal dari informasi masyarakat tentang adanya eksploitasi terhadap anak-anak di jalanan. "Anak-anak ini kalau enggak mau ngelakuin apa yang disuruh akan dipukul atau istilahnya digaplok," ujar Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, di Mapolsek Jakarta Selatan, Kamis (24/3).
Dari 25 PMKS yang diamankan, 17 diantaranya merupakan anak-anak usia 5-6 tahun. Sementara 8 orang lannya merupakan orang dewasa yang juga menjadi korban eksploitasi dan perdagagan orang. Para korban ini dipaksa untuk mengamen, mengemis dan menjadi joki 3 in 1.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Dimana Tim Patroli menemukan 7 remaja? Sebanyak sembilan anggota tim patroli perintis Polres Bekasi Kota diperiksa oleh Propam Polda Metro Jaya setelah tujuh remaja ditemukan tewas di kali.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa saja yang diperiksa terkait penjualan bayi? Polda Bali dan Polres Depok, Jawa Barat, memeriksa Yayasan Luh Luwih Bali yang berlokasi di Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, terkait sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
"Dalam satu hari pendapatan mereka kira-kira 200 ribu peranak. Mereka bekerja dari pagi sampai malam. Penghasilannya itu dikasih ke orang yang bawa," tambah dia.
Polisi menduga praktik ini sudah berlangaung sejak lama. Lantaran saat diamankan, anak-anak ini sudah berusia 5-6 tahun. Lantaran saat diamankan ada juga anak-anak yang masih bayi yang digendong orang dewasa.
"Sudah lama, anaknya ini sudah 5-6 tahun. Mengenai cara mendapatkan anak-anak masih kita dalami," lanjut dia.
Lebih lanjut Kombes Wahyu mengatakan para PMKS ini akan direhabilitasi oleh dinas sosial dan pihak terkait. Tujuannya untuk menghilangkan trauma tindak kekerasan yang dialami selama dieksplotasi oleh para tersangka.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaKetika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaKelima tersangka pelaku perundungan itu merupakan anak-anak.
Baca SelengkapnyaHasil jualan anak jalanan itu masuk ke kantong si raja tega.
Baca Selengkapnya24 indikator KLA antara lain tentang eksploitasi anak, termasuk cara menurunkan atau menanggulangi situasi pekerja anak.
Baca SelengkapnyaMemang rumah tersebut sebelumnya dimiliki seorang dokter yang terpampang sesuai papan nama Sukita Kurnia dan Santo Kurnia.
Baca SelengkapnyaTetangga kerap mendengarkan suara rintihan dari rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaDari hasil penyisiran, petugas pun menemukan beberapa senjata tajam yang diduga akan digunakan untuk melukai pihak lawan.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA sudah melakukan koordinasi dan pemantauan penanganan peserta unjuk rasa berusia anak di Polda Metro Jaya.
Baca Selengkapnya11 Remaja yang rata-rata masih di bawah umur diamankan saat keliling.
Baca SelengkapnyaDengan memasarkan dua anak tersebut, dua muncikari itu mendapat keuntungan Rp50 ribu-150 ribu.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca Selengkapnya