Blusukan cek taman Hayam Wuruk, Ahok marah banyak puntung rokok
Merdeka.com - Sudah berminggu-minggu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menahan kesal karena tumpukan sampah di Taman Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Hari ini, dia memboyong Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Nandar Kusnandar, untuk melihat langsung kondisi taman tersebut.
Setibanya di sana, Ahok sapaan Basuki, melihat beberapa puntung rokok dan plastik berserakan. Padahal ada petugas kebersihan di lapangan.
"Taman kita ini lucu bersihin taman masih ada puntung rokok, botol aqua, sedotan dibiarin. Itu namanya bukan ngurus taman, ngurus taman itu bukan buat tanaman aja tumbuh harus jaga kebersihan," kata Ahok selepas blusukan, Jakarta, Selasa (26/5).
-
Siapa yang dipecat dari pekerjaannya? Pada 19 September, bank tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja Shi dan pengeluaran dirinya dari Partai Komunis China setelah dilakukan penyelidikan terkait masalah tersebut, menurut laporan dari media China, Securities Times.
-
Siapa yang ingin ditinggal Pratama Arhan pergi kerja? Zize keliatannya ga mau ditinggal sama Pratama Arhan yang mau mulai kerja.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
-
Siapa yang dipecat? Dari tujuh orang tersebut, dua orang polisi dipecat positif mengonsumsi narkoba.
-
Siapa yang pecat Jokowi? Pengumuman tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Jakarta.
Dia pun mengancam akan memecat petugas kebersihan manapun yang malas bekerja. "Dulu petugas taman cuma dibayar di bawah UMP karna kerjanya cuma 2 jam 3 jam sekarang kita bayarnya UMP, kerjanya harus fulltime, kalau kerja enggak mau penuh kita mau pecat ganti aja orang," ancam dia.
Blusukan hari ini adalah buntut kekesalan Ahok kepada Dinas Pertamanan. Ahok bercerita saat melewati taman di Hayam Wuruk dia menemukan sampah berserakan.
"Saya BBM itu tolong tukang sampah itu dinas kebersihan bisa enggak sampah jangan ditinggal, boleh enggak tetap dipungut, " cerita Ahok kemarin (25/5).
Ahok kesal karena kepala dinas berdalih bawahan tersebut bukan bekerja untuk memungut sampah. "Apa sih susahnya dipungut," kesal dia.
Seminggu kemudian keadaan sama masih terjadi, Ahok semula mengaku ingin marah-marah kepada kepala dinas. "Saya tadinya mau BBM itu tukang kebersihan buta apa matanya sampai enggak kelihatan ada sampah tapi saya tahan saya BBM tolong deh itu ada sampah itu belum diangkut,"kata Ahok menggebu-gebu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Ancol mogok usai dihina Lurah Ancol.
Baca SelengkapnyaPetugas PPSU lainnya, Pipit Mulyaningsih menambahkan, Sekretaris Lurah kalau bicara selalu menyakitkan dan selalu berkata miskin ke PPSU.
Baca SelengkapnyaViral seorang pria ngamuk usai ditegur merokok oleh pemotor lain. Begini kronologinya.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan kenaikan penerimaan cukai sebesar 5,9 persen menjadi Rp244,198 triliun.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, perbincangannya dengan kelompok pelaku usaha sejauh ini positif.
Baca SelengkapnyaPemerintah diingatkan untuk tidak mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan apabila masih terdapat pasal-pasal yang merugikan para pedagang.
Baca SelengkapnyaPengetatan iklan di luar ruang berpotensi untuk memukul kinerja industri rokok dan olahan tembakau turunannya hingga memicu PHK massal.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaKementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa 46.240 pekerja di Indonesia mengalami PHK selama periode Januari hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSampai sapu dibanting karena kesal lihat kelakuan pengawal Istana.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang dikhawatirkan yakni kenaikan cukai 2025
Baca SelengkapnyaRencana kenaikan tarif cukai rokok bakal menjadi beban tambahan Industri Hasil Tembakau.
Baca Selengkapnya