Bullying SMA 3, Kepsek klaim berdamai, orangtua membantah
Merdeka.com - Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Jakarta, Ratna Budiarti menyatakan kasus bullying antara senior dan junior di sekolah tersebut sudah berakhir damai. Baik pelaku maupun korban yang terekam dalam video berdurasi 37 detik tersebut telah sepakat untuk saling memaafkan.
"Kami sudah memberikan arahan kepada semuanya, baik orangtua maupun siswa terkait hal ini. Mereka sudah saling memaafkan satu sama lain," ujar Ratna usai rapat bersama orangtua murid di ruangannya di SMA N 3 Jakarta, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (3/5).
Ratna mengaku terkejut saat video bullying terhadap anak didiknya beredar di media sosial. Dia mengklaim sudah berupaya keras untuk meniadakan perbuatan tersebut dari lingkungan sekolah, namun tetap ada yang lolos dari pantauan para guru. Sehingga, ia merasa ditampar oleh siswa-siswanya.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Dimana bullying itu terjadi? Kasie Humas Polres Tangsel, Iptu Wendi Afrianto menuturkan proses penyidikan polisi terkait laporan perundungan di warung depan Binus School Serpong, masih terus berlanjut.
-
Siapa yang menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain.
"Alhamdulillah masalah ini udah beres. Semua bisa memahami dan ini jadi pembelajaran bagi orangtua dan kami. Padahal selama ini kami telah berupaya untuk meniadakan adanya bullying di sekolah," tuturnya.
Dengan adanya sikap saling memaafkan, Ratna beranggapan kasus bullying tersebut sudah selesai. Kedua belah pihak juga sudah menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.
Ratna melanjutkan, penahanan ijazah tetap berlanjut sampai tidak ada lagi yang menuntut para pelakunya. "Sanksinya berupa penahanan ijazah sampai tidak adanya lagi tuntutan terkait masalah ini dari pihak manapun," ungkap Ratna.
Berbeda dengan pengakuan Ratna, Reza, salah satu orangtua siswa, membantah sudah terjadi perdamaian antara pelaku dan korban. Sekolah hanya memberikan solusi terbaik untuk menengahi kasus bullying tersebut.
"Jadi enggak ada istilah damai Pak, jujur enggak ada istilah damai. Yang ada hanyalah solusi dari semua pihak dari kepala sekolah, guru-guru dan semua pihak orangtua serta anak-anak," ungkap Reza kepada wartawan.
Reza melanjutkan, tidak ada satu pun siswa yang ditahan ijazahnya, terutama untuk siswa kelas XII. Dia menyebut peristiwa tersebut sebagai pembelajaran baik dari pihak sekolah, siswa, guru maupun orangtua agar tidak terulang lagi.
"Tidak ada sanksi. Semua adalah kebaikan buat anak-anak. Tidak ada penahanan ijazah dan sanksi. Tidak ada kesepakatan. Apa yang terjadi di SMA 3 itu bukan aib tapi pembelajaran. Hikmah yang baik buat kita semua khususnya kami sebagai orangtua," tutup Reza.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendapat perlakuan kasar, korban menangis histeris
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaViral seorang kakak curhat adiknya jadi korban bullying di sekolah, tingkah pelaku bikin geram.
Baca SelengkapnyaKasus bullying itu terjadi pada Senin (20/5) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPelaku bullying SMP di Cilacap kini tengah diamankan. Ibu korban bullying tak mampu tahan emosi saat bertemu pelaku.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaSebuah video menunjukkan seorang guru pria diduga menghina pekerjaan orang tua siswa sebagai petani.
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD viral di media sosial karena berkata kotor dan mencoba memukul gurunya. Namun, belakangan justru sang guru yang meminta maaf.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di dalam kelas saat jam istirahat
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus perundungan, yang dilakukan oleh gerombolan siswa SMA Binus BSD Serpong.
Baca Selengkapnya