Buntu soal RAPBD 2015, DPRD DKI dituding Fitra tak peduli rakyat
Merdeka.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyayangkan sikap anggota DPRD DKI Jakarta, yang tak sepakat RAPBD versi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Fitra menilai sikap yang ditunjukkan anggota DPRD tak mencerminkan peduli rakyat.
"Peristiwa ini sangat disayangkan, dimana DPRD sebagai wakil rakyat tidak memperjuangkan aspirasi dengan menyetujui APBD dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda)," kata Koordinator Bidang Hukum Fitra, Apung Widadi kepada merdeka.com, di Jakarta, Minggu (22/3).
Fitra menilai desakan politikus kebon sirih agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan peraturan gubernur (pergub) terkait APBD DKI Jakarta Tahun 2015 bisa menjadi solusi akhir agar APBD segera disahkan. Salah satunya rencana belanja birokrasi 'gaji selangit' DKI Jakarta 2015 khusus TKD Rp 10 Triliun dan dugaan adanya anggaran siluman Rp 12,1 Triliun otomatis gugur sesuai review dari Kemendagri.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Dimana Dita dilecehkan? 'Aku sering datang ke stadion mepet (waktu pertandingan), di lokasi cek tiket pasti sedang ramai dan desak-desakan. Itu dimanfaatkan (pelaku) untuk grepe-grepe (memegang area sensitif korban), terus mereka bilang enggak sengaja,' ungkap Dita saat dihubungi Merdeka melalui panggilan WhatsApp, Kamis (31/8/2023) malam.
-
Kenapa Firli digugat? Ia pun menggugat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto. Dalam gugatan ini, pemohonnya adalah Ketua KPK Firli Bahuri yang diwakilkan oleh penasihat hukumnya, Ian Iskandar dan kawan-kawan.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Apa yang membuat Andika sedih? Andika sangat sedih melihat kelemahan mental anaknya, bahkan ia meneteskan air mata. Bagi Andika, melihat putranya dihina adalah luka yang paling menyakitkan.
-
Siapa yang merasa sakit hati? Ruben mengaku bahwa konflik ini sangat mendalam dan membuatnya merasa sakit hati.
Karena menggunakan asumsi tahun 2014, lanjut dia, bisa jadi duplikasi anggaran UPS sekitar Rp 5 Triliun masih teralokasi pada APBD. Bahkan anggaran-anggaran pengadaan aneh yang lain bakal terjadi dan bisa menghambat beberapa program Pemprov DKI Jakarta seperti pelayan publik.
"Potensi korupsi lebih tinggi jika menggunakan asumsi APBD DKI Jakarta 2014, karena beberapa proyek sebelumnya terindikasi korupsi dan sudah diproses hukum, selain itu potensi SILPA yang tinggi juga menjadi celah korupsi," ujar dia.
Seperti diketahui Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta tidak menemukan kata sepakat untuk RAPBD DKI Jakarta 2015. Akhirnya Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan pagu anggaran APBD DKI Jakarta 2014 sebesar Rp 72,9 triliun untuk membangun ibu kota.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu warga juga mengeluh banyak anggota DPR yang tidak hadir untuk mendengar keluhan warga Parung Panjang.
Baca SelengkapnyaCinta Mega Dilaporkan Buntut Diduga Main Slot, BK DPRD DKI Ungkap Aturan yang Dilanggar
Baca SelengkapnyaKritik ini muncul setelah Nabilah menerima banyak keluhan warga di daerah pemilihannya di Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPDIP Bela Heru Budi soal Angket ITF Sunter: Apa yang Diharapkan, Datanya Belum Punya
Baca SelengkapnyaPolitisi Golkar itu menyampaikan dalam rapat terkait kebocoran data di Pusat Data Nasional (PDN) Sementara
Baca SelengkapnyaPersoalan kabel semerawut masih menjadi PR bagi Pemprov DKI Jakarta. Tidak sedikit warga menjadi korban akibat buruknya tata utilitas tersebut.
Baca Selengkapnya"Bapak stres tak punya tenaga datang ke sini," kata anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca SelengkapnyaMantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menolak mediasi yang diinisasi pimpinan pusat Asosiasi Pemerintah Desa Serluruh Indonesia (Apdesi)
Baca Selengkapnya"Enggak ada guna, laporannya lecehkan kita seolah-olah tak ada persoalan," tegas Anggota Komisi VI DPR, Deddy Sitorus.
Baca SelengkapnyaZita absen dalam rapat terkait Penyampaian Jawaban Penjabat Gubernur atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Raperda tentang P2APBD.
Baca SelengkapnyaHeru berujar, dia belum membaca RUU yang dimaksud.
Baca Selengkapnya