Bus Transjakarta ditempeli atribut Parpol, Sumarsono siapkan sanksi
Merdeka.com - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengaku kaget mendapatkan laporan adanya bus Transjakarta yang ditempeli atribut Partai Politik (Parpol) saat aksi Kita Indonesia, Minggu (4/12) kemarin.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini tengah menyelidiki dugaan penyalahgunaan transportasi milik pemerintah.
"Transjakarta hari ini sedang dimintai keterangan karena dirutnya juga terkejut setelah saya tegur dan ternyata ada beberapa bus Transjakarta juga yang keluar koridor," kata Sumarsono di Balai Kota, Senin (05/12).
-
Siapa yang ikut terdampak fenomena bus telolet di Tangerang? “Wah ini sih nggak bener, nggak bener bocah-bocah rame banget asli (mengejar bus telolet di jalan),“ kata pengguna jalan yang merekam ramainya anak-anak di jalan, sembari menuliskan kata meresahkan.
-
Siapa yang menggagas Transjakarta? Pertama kali digagas tahun 2001 dan ditindaklanjuti saat era Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
-
Apa yang terjadi pada bus Surya Bali? Peristiwa ini menyebabkan enam orang tewas.'Saat ini peristiwa kecelakaan tersebut masih dalam proses penyelidikan, sedangkan olah tempat kejadian perkara (TKP) juga sudah dilakukan guna memastikan penyebab kecelakaan,' kata Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Sonny Irawan saat meninjau lokasi kecelakaan di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Senin (23/9).
-
Kenapa bus Surya Bali menabrak truk? Menurut dia, dari segi infrastruktur lebar jalan dan penerangan sangat baik. Sehingga dugaan sementara penyebab kecelakaan sopir bus mengantuk.Untuk memastikan penyebab sopir mengantuk, kata dia, jajarannya tengah melakukan penyelidikan, apakah mengantuk karena tidak ada istirahat atau jam kerjanya.
-
Bagaimana sopir angkot menunjukkan kemarahannya? Merasa tak terima ditegur, sopir angkot pun lantas melayangkan pukulan kepada pemotor tersebut. Terlebih ia sadar bahwa aksinya itu telah direkam kamera.
-
Gambar apa yang ada di bus? Mulai dari gambar cengkraman kingkong hingga terkaman hiu.
Sumarsono sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi. Menurutnya Transjakarta tidak konsekuen dengan aturan yang ada.
"Belum diketahui kenapa bus Transjakarta tersebut bisa sampai keluar koridor dan turut berpartisipasi dalam aksi Kita Indonesia," ungkapnya.
Sumarsono menilai informasi yang telah didapatkan nantinya akan jadi bahan pertimbangannya untuk menentukan sanksi yang akan diterima Transjakarta.
"Kami belum bisa membicarakan lebih lanjut karena memang masih proses, tetapi, kalau memang bus Transjakarta digunakan sendiri tanpa aturan dan keluar dari rambu yang berlaku, ya kami akan beri tindakan. Tidak boleh seenaknya, harus tertib," tegasnya.
Dari informasi sementara yang didapat Sumarsono, penggunaan bus Transjakarta untuk aksi kemarin karena ada partisipan aksi yang terburu-buru dan busnya mengalami kesulitan memasuki Bundaran HI sehingga tidak bisa jalan.
Akhirnya mereka menggunakan bus Transjakarta untuk menjemput para kader partai peserta aksi tersebut.
"Tapi apapun alasannya saya minta laporan secara konkret dari direktur utama mengenai kasus Transjakarta ini. Yang penting itu milik publik jangan digunakan sembarangan digunakan keluar dari aturan yang ada," keluhnya.
"Disewakan atau dipinjamkan, kami belum tahu, tetapi ini tetap saya kira tidak dibenarkan andaikata itu disewakan," tegasnya.
Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto-foto delapan bus transjakarta yang ditempeli stiker bertuliskan "DPD Partai Nasdem". Bus dalam foto itu disebut-sebut digunakan untuk mengangkut warga menuju aksi "Kita Indonesia" di kawasan Bunderan HI.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seluruh direksi dan operator Transjakarta sudah menandatangani pakta netralitas karena pihaknya merupakan bagian dari Pemprov DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaViral aturan orang dengan pakaian atau baju partai politik dilarang menggunakan Transjakarta.
Baca SelengkapnyaPolisi sebelumnya menelusuri baliho salah satu partai politik yang menimpa pengendara motor di Kembangan.
Baca SelengkapnyaSaat bus membunyikan "telolet", warga langsung berkerumun dan berjoget, sampai mengejar bus .
Baca SelengkapnyaTidak sedikit baliho caleg juga bendera parpol mengganggu pengendara yang melintas
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini, pihaknya saling berkoordinasi dengan pihak Bawaslu dan Satpol PP setempat untuk melakukan penertiban.
Baca SelengkapnyaDi akhir video itu memperlihatkan kondisi salah satu korban mengalami luka di mulut akibat terjatuh dari motornya.
Baca SelengkapnyaTidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi Senin (30/9) sore itu.
Baca SelengkapnyaDugaan pelanggaran yang ditemukan itu berupa dugaan pelanggaran kampanye.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Selasa (23/7) pagi saat Menteri Yaqut Cholil Qoumas hendak menuju kantor Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaAda ratusan bendera parpol terpasang di pembatas plastik jalur sepeda (stick cone) di Jalan Rasuna Said.
Baca SelengkapnyaPemasangan Atribut Peraga Kampanye (APK) Pemilu 2024 tersebut telah melanggar Peraturan KPU.
Baca Selengkapnya