Butuh Kerja Sama Atasi Macet Jakarta
Merdeka.com - Sejumlah warganet mengeluhkan macet parah di berbagai ruas jalan Jakarta pada Senin (3/4). Meski geram, pengendara tak bisa berbuat banyak selain mengelus dada.
Kondisi yang dihadapi hari ini bukan kali pertama. Sudah lelah membicarakan macet Jakarta yang semakin hari kian menggila.
Data terakhir Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kemacetan di Jakarta saat ini berada di angka 48 persen. Sementara mengutip daftar kota termacet yang dirilis TomTom Traffic Index baru-baru ini, Jakarta berada di posisi ke-29 dari 389 kota di dunia. Bahkan di ASEAN, Jakarta menempati urutan pertama kota paling macet.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta jadi semakin kompleks? Sedangkan sejak 1990 hingga saat ini, kemacetan semakin kompleks akibat meningkatnya jumlah kendaraan, ketidakdisiplinan pengemudi, dan tingginya kendaraan pribadi.
-
Siapa yang menilai kemacetan di Jakarta? Tomtom International BV adalah lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia mencatat peringkat kemacetan di Jakarta naik menjadi 29 pada 2022.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Apa yang Heru sebut sebagai penyebab kemacetan di Jakarta? “Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta.“
Pengamat Tata Ruang Kota, Nirwono Joga, coba melihat permasalahan macet di Jakarta dari segala sisi. Salah satunya pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi di Jakarta. Tak bisa dipungkiri, macet saat ini disumbang dari kendaraan pribadi warga Jakarta maupun penghuni daerah penyangga yang mengais rezeki di ibu kota.
"Penggunaan kendaraan pribadi mobil dan terutama motor terus meningkat pesat," kata Nirwono dalam pesan singkat kepada merdeka.com.
Masyarakat memilih membeli kendaraan pribadi baru, dari pada beradaptasi dengan angkutan umum yang disediakan pemerintah. Secara biaya, menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum, nominalnya tidak terlalu berbeda. Apalagi secara efisiensi, lebih mudah menggunakan kendaraan pribadi karena tidak berpindah tempat.
Tetapi, kondisi itu tak bisa terus dibiarkan. Dia sangat berharap pemda DKI Jakarta terus melakukan inovasi pada transportasi publik dengan sistem terintegrasi. Jika semua angkutan umum sudah terhubung dengan baik, dia optimis perlahan warga mau beralih dan meninggalkan kendaraan pribadi.
Terpisah, Pakar Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Revy Petragradia, menjelaskan salah satu penyebab macet Jakarta karena pola tata ruang yang salah di masa lalu. Di mana pusat kegiatan dan ekonomi berada di lokasi sentral. Sehingga pergerakan menjadi sangat terpusat ke satu wilayah.
Ditambah lagi, pembangunan infrastruktur tak tumbuh berbarengan dengan jumlah kendaraan masyarakat.
©Liputan6.com/Faizal Fanani
Melihat kompleksnya masalah yang melatarbelakangi kemacetan di Jakarta, Nirwono berpendapat semua pihak harus bertanggung jawab atas kondisi ini.
Agar waktu kendaraan berhenti di jalan karena macet tak terus bertambah parah, sambungnya, tak ada cara lain memaksa masyarakat menggunakan transportasi publik saat beraktivitas sehari hari. Karena menurutnya, kemacetan yang terjadi tidak bisa dilepaskan dari keengganan masyarakat meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah.
"Semua bertanggung jawab, yakni masyarakat harus tetap didorong mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih naik transportasi publik dalam beraktivitas harian. Sementara Pemda DKI mempercepat pengembangan transportasi publik terpadu didukung infrastrukturnya," kata Nirwono.
Kemudian untuk program pembatasan kendaraan yang sudah dilakukan, seperti ganjil genap, harus terus berjalan. Bahkan bila mungkin juga diberlakukan pada kendaraan roda dua.
Sembari semua upaya itu dilakukan, perbaikan transportasi umum dalam segala hal diharapkan terus dilakukan. Sebab perbaikan pada layanan transportasi umum diyakini akan berdampak positif mengurangi macet Jakarta. Meski tak bisa instan, tetapi usaha itu harus dilakukan.
Reporter Magang: Azizah Paramayu
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heru Budi mengatakan, lalu lintas di Jakarta pada pagi hari seperti air bah. Kondisi ini perlu dievaluasi bersama.
Baca SelengkapnyaRano Karno mengakui masalah banjir di ibu kota tidak bisa diselesaikan oleh Pemprov DKI saja.
Baca SelengkapnyaTingginya polusi di Indonesia, khususnya di Jakarta, masih jadi perhatian pemerintah.
Baca Selengkapnya"Kami dan Pemda belum menemukan formula yang tepat bagaimana mengatasi kemacetan," kata Karyoto
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui kemacetan lalu lintas kini merata di semua kota
Baca SelengkapnyaKata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca SelengkapnyaPolusi di Jakarta makin parah dan ini masih menjadi PR pemerintah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca SelengkapnyaKabel semrawut yang menjuntai hingga jalanan kerap menjadi momok menakutkan bagi pengendara di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembatasan kendaraan pribadi di Jakarta bertujuan untuk mendorong penggunaan transportasi umum, mengatasi kemacetan, dan mengurangi emisi gas buang.
Baca SelengkapnyaBukan memaksa warga beralih ke transportasi umum, namun ini solusi yang ditawarkan.
Baca SelengkapnyaJumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca Selengkapnya