Cakupan Layanan Air Perpipaan di Jakarta Masih 65 Persen
Merdeka.com - Direktur Utama PAM Jaya, Bambang Hernowo mengatakan cakupan layanan air perpipaan di Jakarta hingga Juli 2020 masih sebesar 65 persen. Ditargetkan, pada 2030 layanan air perpipaan sudah mencapai 100 persen.
"Kita lihat bahwa saat ini cakupan layanan kita adalah 65 persen sementara jumlah pelanggan adalah 907.000 pelanggan sampai Juli," ucap Bambang dalam webinar, Rabu (1/9).
Dia menyebutkan, meskipun Jakarta dilintasi belasan sungai dan waduk namun hanya 6 persen yang dapat dijadikan sebagai air baku untuk diolah menjadi layak minum. Sementara 81 persen kebutuhan air baku Jakarta berasal dari Waduk Jatiluhur.
-
Dimana sumber air bersih yang tersedia di Jateng? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,“
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Di mana air bersih semakin menipis? Contohnya, di Australia sebagian besar airnya berasal dari air hujan yang masuk ke saluran air utama yang mereka miliki.
-
Bagaimana sumber air bersih Dusun Sikatok? Air dari gunung dialirkan melalui pipa-pipa menuju rumah-rumah warga. Air itu tampak jernih.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Mengapa air bersih penting bagi Indonesia? Warga Indonesia membutuhkan air yang cukup tinggi dalam penggunaan sehari-hari hingga untuk kebutuhan industri. Tidak hanya sebagai kebutuhan yang berguna bagi kehidupan manusia, air juga dapat menjadi sumber bencana yang tidak dapat dihindari jika tidak dikelola dengan baik dan benar.
Bambang menjelaskan, minimnya pemanfaatan air dari sungai-sungai melintasi Jakarta karena mutu dari air tersebut di bawah standar. Sehingga, kata dia, ini penyebab cakupan layanan air perpipaan di Jakarta belum mencapai angka ideal yakni 85 persen.
Dia menyebutkan, per hari air yang mengalir di Jakarta di tiap detiknya sebanyak 20.725 liter. Jika untuk memenuhi standar cakupan layanan 100 persen pada 2030 nanti, maka air yang dibutuhkan per detiknya sebanyak 33.735 liter.
"Air yang mengalir ke Jakarta itu kurang lebih 20.725 liter per detik. Dari ini semua kita masih kekurangan kurang lebih 13.000 liter per detik," ujarnya
Lebih lanjut, Bambang menuturkan, dari lima kota administrasi di Jakarta, Jakarta Barat dan Utara merupakan zona merah. Artinya, daerah tersebut tidak memiliki akses perpipaan. Banyak faktor penyebab daerah tersebut tidak memiliki akses, salah satunya tidak adanya sumber alternatif air baku.
"Kita tahu daerah yang merah itu adalah daerah Barat dan Utara DKI Jakarta di mana tidak ada sumber alternatif air yang bisa dipakai. Sehingga sampai dengan saat ini kami kemudian prioritas bagaimana melayani daerah-daerah yang saat ini berwarna merah tersebut. Dan tentunya ini sebuah kerja yang tidak biasa-biasa saja," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia ini menekankan, pentingnya memperhatikan isu-isu semacam ini dalam kepemimpinan di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaHampir setiap tahun Jakarta dilanda banjir. Salah satu penyebabnya minim kawasan resapan air.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pembangunan jaringan perpipaan untuk transmisi dan distribusi di Distribution Center (DC) Cilincing dan Pondok Kopi hampir rampung.
Baca SelengkapnyaReservoir komunal dibangun Perumda PAM Jaya dalam target mencapai 100 persen cakupan pelayanan air perpipaan pada 2030.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaSalah satu masalah yang dirasakan warga Jakarta adalah sulitnya mendapatkan air bersih. Apalagi untuk mereka yang tinggal di kawasan pesisir dan pemukiman kumuh
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau seperti saat ini Waduk Jatiluhur surut hingga 10 meter.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSejak memasuki bulan Agustus fenomena El Nino ini semakin kuat sehingga terjadi penurunan kapasitas di sumber-sumber air.
Baca Selengkapnyakrisis air terjadi lantaran penurunan kualitas air baku di IPA Hutan Kota PAM Jaya
Baca SelengkapnyaStudi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.
Baca Selengkapnya