Cegah calo lahan makam, Ahok terapkan sistem non cash
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan sistem pembayaran elektronik untuk pembelian lahan pemakaman. Ini untuk menghalangi adanya oknum-oknum calo pemakaman yang diduga berada di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dirinya mendapatkan cerita dari kawannya soal calo pemakaman. Dari situ dia mengetahui, ternyata ada uang pelicin untuk mendapatkan lokasi pemakaman yang bagus.
"Kemarin baru teman saya bapaknya meninggal. Dia senyum-senyum sama saya, dia bilang, itu staf saya dapat kuburan di depan tuh pasti nyogok, kalau enggak nyogok enggak mungkin dapat di depan," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/1).
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Siapa yang dimakamkan di makam mewah itu? Sebuah tulisan di batu nisan yang tertulis di segel memberikan petunjuk tentang kemungkinan identitas sosok yang dimakamkan di tempat tersebut: 'Batu nisan dari Pangeran Ming Ru Hou’an,' yang mengisyaratkan garis keturunan bangsawan dan gelar bergengsi.
-
Siapa pemilik makam? Melihat sifat benda-benda yang ditemukan itu, para arkeolog yakin barang-barang ini milik keluarga kelas atas.
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Pemakaman ini diyakini menjadi kuburan bagi kaum bangsawan kaya raya dan tokoh penting berkuasa di zaman Romawi.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang dikuburkan di makam itu? Arkeolog menemukan makam seorang wanita di antara belasan kuburan laki-laki.
Dia mengungkapkan, kawannya tersebut datang ke rumah duka dan ingin mendapatkan lokasi pemakaman ayahnya. Di sana terjadi transaksi antara oknum yang berperan sebagai calo dengan warga yang ingin membeli tanah untuk pemakaman.
"Dapat di depan tuh yang bagus. Elu diam-diam ya ini pasti staf gue nyogok orang lu. Kalau enggak nyogok, enggak dapat kuburan di depan," cerita Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, pihaknya akan melakukan antisipasi dengan melakukan transaksi non cash. Sebab dengan cara ini dapat mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi oknum jual beli pemakaman di DKI Jakarta.
"Makanya mesti ditegasin, pelan-pelan diurut lebih baik semua dibuat non cash. Kalau udah non cash, baru bisa ditelusurin. Kami udah tindak tegas terus mafia itu. Minta transfer langsung uangnya, jalan aja," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaDia menyebut pihaknya menemukan ratusan ribu rekening tersebut berasal dari beberapa hal.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAHY menjelaskan, dalam menangkap mafia tanah perlu langkah mendadak atau surprise. AHY juga menegaskan upaya tersebut semata untuk melindungi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSehingga, hak tanah mereka tak dirampas mafia tanah.
Baca SelengkapnyaNusron berkelakar, Aria Bima merupakan CEO bisnis makelar dan perantara (bimantara) yang terlibat mafia tanah.
Baca SelengkapnyaBahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca Selengkapnya