Cerita makam di Kampung Pulo, tempat warga ziarah di malam Jumat
Merdeka.com - Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sasaran normalisasi Kali Ciliwung oleh Pemprov DKI Jakarta. Peristiwa kericuhan sempat mewarnai proses pembongkaran rumah-rumah di Kali Ciliwung ini, Kamis (20/8) kemarin.
Terletak tak jauh dari Kali Ciliwung, kampung yang dihuni oleh ribuan jiwa ini ternyata menyimpan cerita menarik nan unik di dalamnya. Salah satu di antaranya adalah adanya makam keramat yang diyakini mampu membawa kharomah atau berkah bagi para pengunjung.
Makam Mualim Kosim adalah salah satu yang dikeramatkan oleh warga Kampung Pulo. Makam ini terletak di Gang 1, Kampung Pulo. Selama hidupnya, Mualim Kosim merupakan seorang pengajar agama Islam.
-
Di mana makam dukun itu ditemukan? Lokasi penemuan ini adalah Kompleks Arkeologi Pacopampa, yang terletak di dataran tinggi utara Peru.
-
Siapa tokoh ulama yang dimakamkan dekat sumur? Letak sumur diketahui tak jauh dari makam ulama di zaman dulu bernama Syekh Abdul Wafa.
-
Dimana lokasi penemuan makam? Awal tahun ini, sejumlah artefak yang mencakup potongan kayu dan beragam item lainnya ditemukan di sebuah makam di distrik Wulong, yang terletak sekitar 870 mil (1.400 kilometer) barat daya Beijing.
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Pemakaman ini diyakini menjadi kuburan bagi kaum bangsawan kaya raya dan tokoh penting berkuasa di zaman Romawi.
-
Kenapa warga sekitar menganggap kuburan itu sebagai pengingat? Warga sekitar mengaku bahwa mereka sudah terbiasa tinggal bersebelahan dengan kuburan. Bahkan mereka mengatakan hal itu bisa menjadi sebuat pengingat akan kematian.
-
Dimana makam tersebut berada? Situs yang terletak di kota bersejarah Huainan tersebut adalah makam terbesar, tingkat tertinggi, dan paling kompleks secara struktural dari Negara Bagian Chu kuno, dan berusia lebih dari 2.200 tahun, kata National Cultural Heritag.
Menurut cerita Marwahdi (26), seorang pengajar di majelis talim AS Shobariyah Jalan Jatinegara Barat Kampung Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, kepercayaan tentang Mualim Kosim yang mampu membawa berkah baru diketahui pada tahun 1970. Ketika itu, seorang warga dari Kalimantan secara tak sengaja bertemu dengan Mualim Kosim ketika naik haji ke Mekkah.
"Warga baru tahu kharomah (kehebatan) Mualim tahun 1970. Ada orang dari Kalimantan naik haji dan ketemu beliau. Orang Kalimantan itu diajari ngaji. Setelah belajar ngaji, ia diberikan alamat oleh beliau," tutur Marhwadi, Jumat (21/8).
Lanjut dia, sepulang naik haji dan berbekal alamat yang diberikan Mualim Kosim, orang itupun datang ke Jatinegara dan menemukan tertuanya alamat itu adalah sebuah kuburan.
"Jadi orang itu kaget ternyata alamat yang diberikan adalah makam. Keluarga Mualim Kosim juga baru percaya," papar dia.
Cerita yang sama disampaikan Nurhayati (75). Kata dia, Mualim Kosim adalah seorang ulama besar yang menyebarkan ajaran agama Islam kepada warga Kampung Pulo. Namun demikian, Nurhyati menyebut, makam Kosim tidak dikeramatkan hanya diyakini sebagai penjaga ajaran atau etika hidup bagi para warga.
"Sebenarnya tidak dikeramatkan. Dia seorang ulama, jadi dia memberikan petuah agar menjauhi hal maksiat. Itu terjadi sampai beliau sudah meninggal puluhan tahun lalu," tutur Nurhyati.
Cerita yang tak pernah dilupakan Nurhayati adalah kejadian di mana mualim Kosim menampakkan diri berupa Kuda Terbang, menegur orang yang melakukan maksiat di makamnya. Orang tersebut pun sakit-sakitan dan meninggal beberapa tahun kemudian.
"Warga ingatkan mereka jangan minum dan judi di makam. Tapi mereka bilang, masa orang mati bisa hidup kembali. Nah, pada malam Jumat mereka ditegur Mualim Kosim. Ia hadir seperti kuda terbang dan bercahaya. Orang itu karena kaget melarikan diri, ada yang luka dan meninggal kemudian," papar Nurhyati yang mengaku pernah belajar agama dengan Ustad Junaedi, kerabat Mualim Kosim.
Sementara itu, menurut Marhwadi, hingga kini Makam Mualim Kosim selalu dikunjungi oleh orang yang minta berkah melalui doa Mualim Kosim.
"Setiap malam Jumat banyak orang kunjung ke sini baik orang luar. Minta berkah begitu," pungkas dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepekang menjelang bulan suci Ramadan, TPU Karet Bivak mulai ramai dengan peziarah.
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaZiarah kubur merupakan tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim menjelang bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaTradisi Mando’a Pusaro merupakan tradisi ziarah ke makam Tuanku Madinah yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaZiarah kubur menjadi satu kegiatan yang lazim dilakukan umat Islam.
Baca SelengkapnyaTempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaMakamnya banyak dikunjungi orang yang ingin cari jodoh, kekayaan, hingga jabatan
Baca SelengkapnyaCara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan berdagang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Baca SelengkapnyaTak hanya soal keindahan alamnya, ternyata Karimunjawa juga punya berbagai peninggalan sejarah.
Baca Selengkapnya