Culasnya mafia makam di DKI manfaatkan duka untuk cari untung
Merdeka.com - Istilah "mahalnya mati di Jakarta" bisa jadi benar adanya. Bagaimana tidak, lahan makam kian sempit.
Alhasil, berbagai cara dilakukan ahli waris agar jasad keluarga mendapatkan tempat yang layak. Kondisi inilah yang dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk memperoleh pundi-pundi uang.
Duka ahli waris dijadikan 'alat' oleh mafia makam agar praktik culasnya berjalan mulus. Mereka memperjualbelikan makam dengan.harga fantastis.
-
Bagaimana Muzdalifah mendapatkan penghasilan Rp7 miliar per tahun? Dilansir dari sumber yang sama, saking luasnya lahan yang dimiliki, salah satu perusahaan telekomunikasi menyewa lahannya untuk dijadikan lokasi tower. Biaya sewanya mencapai Rp7 miliar per tahun, pantesan tajir ya!
-
Kenapa mbah putri ngalah dan bayar 10.000? Mangkel mergo tukang becake ra gelem ngedukke rego, akhire simbah putri ngalah, karo munggah lungguh becak.
-
Siapa yang mendapatkan uang jajan Rp 10 juta? Devano menerima tunjangan bulanan sampai dengan Rp 10.000.000 dari orang tuanya.
-
Siapa yang punya rumah mewah dengan harga Rp50 miliar? Menariknya, Sarita Abdul Mukti juga memiliki kediaman lain yang juga dijual dengan harga yang mencapai Rp50 miliar.
-
Bagaimana orang terkaya di Indonesia mendapat kekayaan? Michael Hartono menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Praktik curang mafia makam yang baru-baru ini terungkap adalah banyaknya liang lahat fiktif. Artinya, makam ada namun jasadnya belum ada. Ada dua kemungkinan terkait makam fiktif tersebut, memang dipesan warga, atau sengaja disamarkan agar ahli waris yang membutuhkan mau menawar dengan harga tinggi.
Kasus makam fiktif, sudah jauh hari diungkap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
"Banyak sekali makam yang fiktif-fiktif. 'Dicup' dulu tahu enggak," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai kota, Jln Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (9/6).
Jika ada warga yang ingin memakamkan, oknum PNS itu akan memberitahu tidak ada lahan kosong. Kecuali bagi mereka yang bersedia membayar lebih, maka akan langsung diarahkan ke lahan kosong itu.
"Jadi ada batu nisan yang belum pasti itu ada isinya. Makanya kalau ada yang nyogok, ditaruh di depan," jelas Ahok.
Temuan itu pula yang membuatnya merombak struktur kepemimpinan di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Kepala Dinas Ratna Diah digantikan dengan Djafar Muchlisin. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imam Masykur merupakan target ke-15 dari komplotan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu satu terduga pelaku pembunuhan DDY.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaKPK sebelumnya mencekal 10 orang terkait dugaan kasus korupsi pengadaan lahan di lingkungan BUMD DKI Jakarta tersebut.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal dari penangkapan sejumlah anggota gangster beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaTersangka lainnya, yang seorang mitra perusahaan, juga sudah dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Baca SelengkapnyaKepada korban, pelaku meminta agar amplop yang berisi mata uang asing itu tak dibuka sebelum turun dari mobil.
Baca SelengkapnyaDia menyebut pihaknya menemukan ratusan ribu rekening tersebut berasal dari beberapa hal.
Baca SelengkapnyaBahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca SelengkapnyaTersangka disebut menerima sejumlah uang dari pelaku lainnya
Baca Selengkapnya