Curhat Boy Sadikin gagal jadi wagub karena Ahok
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo. Isinya, usulan nama calon wakil gubernur DKI Jakarta yang akan mendampinginya 3 tahun ke depan.
Setelah melalui dinamika politik yang panjang, Ahok, sapaan Basuki, akhirnya memutuskan memilih mantan Wali Kota Blitar, Djarot Saiful Hidayat. Terpilihnya kader PDIP ini secara otomatis menggugurkan nama Ketua Tim Percepatan Pembangunan DKI Jakarta, Sarwo Handayani yang berulang kali disebut-sebut Ahok pantas mendampinginya.
Bila melihat ke belakang, penentuan calon wakil gubernur ini sedikit rumit. PDI Perjuangan sebagai pengusung sebenarnya telah mempersiapkan nama Ketua DPD DKI, Boy Sadikin. Tapi sayang, Ahok menolaknya sejak awal.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
Ahok pun sempat mengancam, lebih baik memilih Sarwo bila tak ada calon lain yang disodorkan PDIP selain Boy. Bukan karena ada permasalahan pribadi, tapi Ahok menilai Boy kurang berpengalaman memimpin suatu kota.
Dia sampai melobi Mega habis-habisan. Sampai akhirnya disetujui dan Boy menerima kekalahannya.
Meski tak masalah, Boy sempat mengungkapkan bagaimana panasnya internal selama penentuan cawagub ini bergulir. Berikut cerita Boy soal cawagub DKI hingga akhirnya dia malah mengantarkan nama Djarot pada Ahok untuk diserahkan ke Presiden Jokowi:
DPP dan DPD dukung saya
PDIP sebagai partai pengusung Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012 lalu sudah menyiapkan sejumlah nama untuk di tempatkan sebagai wakil gubernur DKI. Dari sekian banyak, paling santer terdengar adalah nama anak Ali Sadikin, Boy Sadikin.Sayang, Ahok, sapaan Basuki kurang menyetujui karena berbagai hal."Yang diusulkan yang berpengalaman, yang pengalaman dari mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH dan mantan Wali Kota Blitar, Djarot. Kalau ini tidak terima Pak Ahok akan lari ke Yani," ungkap Boy kemarin.Boy menambahkan, kemunculan namanya sebenarnya usulan dari DPP PDIP dan DPD PDIP DKI. Meski kemudian muncul Djarot, Boy memilih tidak akan memaksakan kehendak."Iya tarik menarik kan biasa. Tapi kan DPP sama DPD kan tidak memaksakan kehendak. Alasan dari Pak Ahok memilih Djarot normal. Akhirnya ditemukan, kelebihan saya apa? Kelebihan Pak Djarot apa? Kekurang saya sama Pak Djarot juga dibahas," jelasnya.
Mega persilakan Ahok memilih
Semakin mendekati hari penyerahan nama cawagub, nama Boy semakin kuat. Tapi Ahok tak kalah geriliya menemui Mega untuk memohon agar cawagub pilihannya Djaro Saiful, bisa terpilih.Dia mengakui beberapa kalli menemui Mega. Bahkan sampai datang ke kediaman Mega di Jl Teuku Umar.Hingga pada akhirnya, kata Boy, mau tak mau harus mengikuti keinginan Ahok sekalipun nama cawagub yang disodorkan partai banteng berbeda dengan usulan awal. Djarot akhirnya diputuskan menjadi cawagub DKI, apalagi menurut Ahok, Megawati sebagai ketum sudah memberikan restu."Bu Mega kan tidak memaksa tapi juga menanyakan, Ahok seneng sama siapa? Cocok sama siapa? Jadi ada diskusi gak langsung memaksa karena harus menghormati hak Pak Ahok," ujar Boy Sadikin.
Boy: Saya tidak sampai merengek minta jadi wagub
Dukungan dari DPP dan DPD tak semata-mata menguatkan posisinya sebagai cawagub. Semua keputusan bergantung pada Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.Melihat pendekatan Ahok pada Mega cukup baik, dia tak mau memaksakan kehendak. Dia memilih fokus mengurus DPD PDIP meski telah memberikan sumbangsih besar untuk dua kemenangan Jokowi, di Pilgub DKI dan Pilpres."Saya kan gak minta-minta sampai merengek meminta. Tapi kalau diperintahkan mau gak? Mau. Tapi saya juga harus tanya Pak Ahok, dia mau gak? Kalau Ahok gak mau ya saya kembali ke DPP," tutupnya.
Ahok ngaku incar Djarot sejak Jokowi nyapres
Ahok memilih Djarot karena pengalamannya. Saat Jokowi sibuk nyapres, Ahok sudah melirik Djarot Saiful sebagai wakil gubernur. Namun, partai tempat Djarot bernaung, PDI Perjuangan tidak mengizinkan."Ya dari awal aku udah milih Djarot. Aku kan kenal baik dia sejak 2006. Khawatirnya nanti kalau Pak Jokowi jadi presiden kan pasti berhenti. Jadi saya pikir yang cocok mirip-mirip Pak Jokowi siapa? Djarot," ungkapnya.Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, dia sudah meminta Djarot untuk menjadi calon pendampingnya. Namun restu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak mengiringi. Sebab DPP PDI Perjuangan telah memutuskan Boy Sadikin sebagai calon."Iya memang dari awal sudah Pak Djarot. Cuma kan partainya waktu itukan enggak kasihkan, Pak Djarot gak berani. Karena partai gak mau mutusin. Terus DPD DKI kan maunya kan Boy macam-macam," jelas Ahok.Mengenai nama Sarwo Handayani, lanjut Ahok, bukan sebagai wacana dalam pencalonan Wagub DKI Jakarta. Sebab sebenarnya, Yani adalah ancaman yang diberikan kepada PDI Perjuangan jika memang tidak mengizinkan Djarot menjadi Wagub DKI Jakarta."Enggak-enggak-enggak. Saya berpikir kalau partai PDI Perjuangan gak ngasih Pak Djarot saya pilih Bu Yani," tegasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaAhok memutuskan untuk mundur dari Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaPDIP Tak Arahkan Ahok untuk Mundur dari Komisaris Utama Pertamina
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan, Presiden Jokowi dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca Selengkapnya