'Dalam Tap MPR dan UU Pemda, kepala daerah harus jaga etika'
Merdeka.com - Panitia Hak Angket mengundang pakar hukum tata negara, Irman Putra Sidin. Irman diminta datang untuk memberikan pandangan terkait tindakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang mengirimkan RAPBD 2015 ke Kemendagri secara sepihak.
Irman juga dimintai pendapat soal buruknya etika komunikasi Ahok, sapaan Basuki. Menurutnya, sebagai pejabat publik apalagi kepala daerah harus menjadi teladan dengan cara menunjukkan sikap dan perbuatan yang beretika.
DPRD memang mempersalahkan gaya bicara Ahok yang tak santun. Mereka gerah lama-lama dituding Ahok macam-macam.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
Berikut penjelasan Irman soal etika Ahok dilihat dari perspektif tata negara:
Bagaimana soal norma dan etika gubernur?
Melanggar TAP MPR No.6 2001 bahkan dalam UU Pemda, kepala daerah itu harus menjaga etika. Jadi seharusnya kewajiban seorang kepala daerah harus menjaga etika. Kalau DPRD kemudian mempermasalahkan itu, ada yang etis pada pemerintah daerah maka ini bisa jadi menuju pada pemberhentian dan itu harus diverifikasi oleh Mahkamah Agung, benar atau tidak dia melanggar etika yang dituduhkan.
Untuk kasus Ahok?
Ya tergantung alat bukti yang didapatkan tim hak angket.
Bapak melihatnya gimana?
Nanti panitia angket yang mengumpulkan buktinya.
Soal keputusan RAPBD 2015 terbitkan pergub?
Itu rezim anggaran. APBD yang mentok, itu diatur dikeluarkan pergub itu rezim anggaran yang sekarang angket ini rezim pengawasan.
Pergub yang dikeluarkan Ahok bisa enggak?
Bisa saja itu di-UU diatur
Hak angket ini sudah pantas belum?
Saya kira sudah layak untuk diseriusin oleh DPRD. Alasannya, saya kira indikasi ke arah sana sedang ditentukan bahwa ada pelanggaran.
Hak angket melebar?
Bisa saja. Kalau tidak salah memang ada dua dari awal, tentang etika dan APBD.
Tapi APBD bisa cair?
Itu rezim anggaran yang dikeluarkan oleh pergub. Sekarang panitia angket ini rezim pengawasan yang bisa berujung pada kepala daerah.
Apa DPRD tidak kontradiktif?
Yang dia curigai ada yang dikirim tidak pernah dibahas. Padahal kata rakyat semua yang jadi perda APBD ini adalah harus disetujui oleh rakyat melalui wakil wakilnya di DPRD. Dalam rangka itulah makanya kemudian diselidiki itu.
Rezim anggaran tidak berpengaruh pada rezim pengawasan yang sedang berjalan sekarang?
Itu soal lain.
Artinya kekuasaan Ahok pada (anggaran) absolut?
Tidak juga sekarang yang berjalan kan fungsi kontrol namanya DPRD.
Kalau enggak melibatkan DPRD?
Tidak mungkin tidak melibatkan DPRD. DPRD harus terlibat jika ada pelanggaran. Ini yang sedang berjalan.
Soal anggaran siluman?
Tidak usah bicara dana siluman. Ada anggaran yang tidak disetujui oleh gubernur, bisa dia tidak setuju.
Jadi terkait kisruh ini masih memungkin tidak ada titik temu?
Tergantung hasil angket nanti.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok mengaku ditugaskan untuk membantu PDIP dalam pemenangan pilkada.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok keluar ruangan sambil berlari usai mendengar pidato Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaAhok mengaku belum menerima pesan WhatsApp dari Cagub Jakarta Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono, menyatakan partainya tidak mendukung wacana hak angket terkait dugaan kecurangan pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBobby masih menyembunyikan kriteria seperti apa yang bakal menjadi pasangan di Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaAhok sudah berkomunikasi dengan politisi PDIP Landen Marbun dan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon.
Baca SelengkapnyaDia enggan menanggapi lebih lanjut polemik yang disampaikan oleh Agus. Terlebih, pada 2017 dirinya tidak mengetahui persoalan tersebut.
Baca SelengkapnyaTak Hadiri Kampanye Ganjar walau Kader PDIP, Wali Kota Makassar: Kepala Daerah Harus Baik untuk Semua
Baca Selengkapnya