Deretan Gubernur DKI yang Pernah Didampingi Lebih dari Satu Wagub
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mewacanakan jumlah wakil gubernur alias wagub DKI Jakarta lebih dari satu. Usulan ini mengemuka saat DPRD menggelar rapat lanjutan membahas pembentukan Rancangan Tata Tertib (Tatib) periode 2019-2024.
Pimpinan sementara DPRD DKI Jakarta, Pantas Nainggolan, mengatakan usulan itu muncul karena Jakarta pernah memiliki empat Wagub di era Sutiyoso yang didukung otonomi khusus DKI sebagai ibu kota negara. Selain itu, munculnya usulan tersebut karena melihat gubernur yang sering menyampaikan keluhan dan membutuhkan wagub lebih dari satu. Namun usulan itu tak dimasukkan dalam pembahasan tata tertib atau tatib.
"Tapi sekali lagi ini hanya sekadar usulan. Jadi prinsipnya kita tidak ingin melanggar aturan. Tetapi kalau ada peluang untuk memperbaiki aturan ya kenapa tidak," katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
-
Kapan Tjokropranolo jadi Gubernur DKI Jakarta? Hingga pada tahun 1977, ia dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 1977-1982..
-
Siapa Gubernur Jawa Barat pertama? Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama
-
Kapan Soetardjo menjabat Gubernur Jawa Barat? Setelah kemerdekaan dikumandangkan, adanya pembentukan sistem pemerintahan daerah maka Soetardjo ditetapkan menjadi Gubernur Jawa Barat berdasarkan UU No. 1 Tahun 1945.
-
Dimana Soetardjo menjabat Gubernur Jawa Barat? Ia lahir di sebuah desa bernama Kunduran, yang berada di Blora, Jawa Tengah. Lahir pada 22 Oktober 1892, Soetardjo menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat yang bertempat tinggal di Gedung Sate.
-
Kapan masa jabatan Heru Budi sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta berakhir? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bakal habis masa jabatan pada 17 Oktober 2024.
-
Siapa Gubernur pertama Jawa Timur? Tokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Menurut Pantas, UU Daerah Khusus Ibu Kota yang menjadi acuan dalam usulan ini bersifat lex specialis dari UU Nomor 29 Tahun 2007, lex generalis dari UU Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagian yang tidak diatur secara otentik di dalam UU Nomor 27, dalam UU 29 dinyatakan berlaku ketentuan umum sesuai yang tertera dalam UU Nomor 23.
"Jadi melalui masukan-masukan tadi kita ada keinginan untuk lebih menambah kekhususan DKI itu. Tidak hanya kekhususan yang otonominya diletakkan di tingkat provinsi, tetapi juga di yang lain-lain. Salah satunya seperti OPD (organisasi perangkat daerah). OPD dikaitkan sama dengan daerah lain sementara kebutuhan DKI untuk OPD kita harapkan yang lebih efektif, efisien," ungkapnya.
Dari penelusuran merdeka.com, sejak tahun 2007 atau setelah kepemimpinan kedua Sutiyoso, DKI Jakarta hanya memiliki seorang wakil gubernur yakni Fauzi Bowo. Keduanya menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sejak 2002 hingga 2007.
Namun sebelum didampingi Foke sapaan Fauzi Bowo, Sutiyoso atau Bang Yos pernah dibantu empat orang dalam memimpin Jakarta di bidangnya masing-masing. Pertama ada Wagub Abdul Kahfi yang membidangi Pemerintahan, Boedihardjo Soekmadi sebagai Wagub Bidang Pembangunan, Djailani sebagai Wagub membidangi Kesejahteraan Masyarakat, dan terakhir Fauzi Alvi sebagai Wagub yang membidangi Ekonomi Keuangan. Keempatnya membantu Bang Yos memimpin Ibu Kota periode pertama sejak 6 Oktober 1997 sampai 7 Oktober 2007.
Selain Bang Yos, rupanya Gubernur Henk Ngantung yang memimpin DKI dari tahun 1964 hingga 1965 juga pernah didampingi dua wakil gubernur. Gubernur ke-6 DKI itu didampingi Wagub Soewondo dan Satoto Hoepoedio.
Kemudian era Gubernur Soemarno Sosroatmodjo. Memimpin DKI sejak tahun 1965 hingga 1966, Gubernur Soemarno didampingi tiga wagub.
Pertama adalah Soewondo Sapi'ie yang membidangi Pemerintahan Umum dan Sosial Politik. lalu Prajogo yang membidangi Perkembangan Kota dan Pekerjaan Umum. Dan terakhir Sapi'ie yang membidangi Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi.
Selanjutnya era Gubernur Tjokropranolo pada tahun 1977 hingga 1982. Dia didampingi empat wagub yakni Sardjono Soeprapto, Haki Chourmain, Piek Mulyadi Adikusumo dan Asnawi Manaf.
Lalu era kepemimpinan Gubernur R Soeprapto yang juga didampingi lebih dari satu wakil gubernur pada tahun 1984 hingga 1987. Dia didampingi Eddie Marzuki Nalapraya yang khusus membidangi Pemerintahan. Anwar Ilham yang membidangi Kesejahteraan Masyarakat dan Bunyamin Ramto yang membidangi Ekonomi dan Pembangunan.
Kemudian Gubernur Wiyogo Atmodarminto. Dia memimpin DKI sejak tahun 1987 hingga 1992 dengan didampingi empat wakil gubernur.
Basofi Sudirman yang khusus membidangi Pemerintahan. Anwar Ilham yang membidangi Kesejahteraan Masyarakat. Bunyamin Ramto yang membidangi Ekonomi dan Pembangunan serta Herbowo.
Dan era Gubernur Soerjadi Soedirdja. Dia memimpin DKI sejak 1992 hingga 1997 didampingi M Idroes, Muhammad Rais, dan RS Museno.
Dikonfirmasi soal wacana lebih dari satu wakil gubernur, Kemendagri menolak. Alasannya, tidak boleh ada keistimewaan kursi wakil gubernur untuk Jakarta.
"Jumlah Wagub untuk seluruh Indonesia sama (1 orang). Sebagaimana pengaturan kontestasi pilkada yang mensyaratkan berpasangan," jelas Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik kepada merdeka.com, Rabu (11/9).
Akmal mengatakan, jumlah kursi wakil gubernur antara DKI atau 33 provinsi lain harus sama. Karena, aturan yang mengatur tentang hal tersebut juga sama.
"Jadi tidak ada perbedaan untuk DKI atau bukan DKI, perlakuan regulasinya sama," tambah dia.
Tak hanya Kemendagri, sejumlah anggota fraksi partai di DPRD sudah menyampaikan sikapnya terkait wacana itu. Salah satunya Anggota Fraksi Partai Gerindra, Syarifudin. Menurut Syarif, DPRD tak bisa membahas usulan ini karena berkaitan dengan UU dan bukan domain DPRD merevisi UU.
Tetapi, dia menyebut usulan ini perlu dipertimbangkan dengan revisi UU Nomor 29 Tahun 2007. Usulan ini juga tak bisa dibahas dalam pembahasan tatib DPRD.
"Enggak bisa, bukan domainnya. Domainnya ngatur itu pusat, DPR RI," jelasnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Teguh Setyabudi menggantikan Heru sebagai Pj Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaFoke mengaku punya kewajiban memberikan informasi diketahuinya kepada Pramono dan Rano agar menjadi bekal bagi keduanya ketika terpilih menjadi pemimpin Jakarta
Baca SelengkapnyaWalaupun usulan itu disadarinya akan berbenturan dengan sistem pilkada yang sudah mengharuskan Gubernur dipilih bersama Wakil.
Baca SelengkapnyaHeru akan kembali bertugas sebagai Kepala Sekretariat Presiden setelah diberhentikan sebagai Pj Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaTujuh pejabat tersebut dilantik pada Kamis, 28 November 2024 di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Bacagub Jakarta, Ridwan Kamil (RK), di Setu Babakan, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPosisi Pj Gubernur Jawa Barat kini ditempati Bey Machmudin menggantikan Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaMeski Heru Budi tidak diusulkan oleh DPRD, tetapi masih bisa diajukan melalui Kementerian Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaKarier tiga Perwira TNI-Polri ini melenggang jauh hingga tersemat 4 bintang di pundaknya. Siapa sangka, ketiganya sempat menduduki jabatan tertinggi di Solo.
Baca SelengkapnyaAgus Fatoni saat ini menjabat Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri.
Baca SelengkapnyaHeru Budi menempati posisi sebagai staf khusus Mensesneg Prasetyo Hadi. Politikus Gerindra ini dikenal sebagai orang dekat Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Agus Martowardojo juga mempunyai dua Wamenkeu, yakni Anny Ratnawati sebagai Wamenkeu I dan Mahendra Siregar sebagai Wamenkeu II.
Baca Selengkapnya