Derita ibu di Kalijodo, anak putus kuliah hingga susah untuk mudik

Merdeka.com - Rencana penertiban kawasan tempat hiburan malam Kalijodo oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ternyata mempengaruhi kehidupan Anis, seorang ibu rumah tangga yang sudah tinggal di Kalijodo selama 20 tahun. Meski sudah tinggal 20 tahun, Anis tidak mendapatkan unit rumah susun (rusun) karena tidak memiliki surat kepemilikan bangunan.

"Enggak (dapat rusun). Iya (saya) ngontrak," ujar Ibu Anis di Kalijodo sambil merapikan barang rumah tangganya yang akan dijual ke tukang barang bekas, Kamis (25/2).

Karena hal tersebut, Ibu Anis memutuskan untuk pulang kampung ke Jepara. Tapi tidak ada ongkos yang diberikan kepadanya.

"Ongkos bodo amat. Katanya (ada) tiket, juga enggak dapat. Sudah daftar (rumah susun) terus terang saya mau pulang kampung. Sudah daftar ke dinas sosial abis dari situ ke Pulogadung kan ongkos saya susah jauh," imbuh Ibu Anis.

Sebelumnya dia pernah membelikan tiket untuk anaknya membeli pulang kampung seharga Rp 270 ribu untuk satu orang. Ia menganggap harga tersebut termasuk mahal sehingga ia harus menjual barang rumah tangganya untuk mengumpulkan uang.

"Nungguin duit buat ongkos. Jual kayu kek apa," tambah Ibu Anis sambil mengangkuti barang-barang keluar rumah.

Kedua anak Ibu Anis sudah sampai di kampung halaman. Namun ia masih tetap di rumahnya sambil menunggu keluarnya surat kepindahan anak keduanya.

"Udah sampe ke kampung semua tinggal tunggu surat pindahan sekolah. Ada yang kecil kelas 2 SD. Entar kalau enggak bawa surat kelas satu lagi di sana. Kasihan sudah umur 7 tahun. Susah sampe 5 hari ini belom jadi," keluhnya.

Namun, anak pertamanya terpaksa harus putus kuliah dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan. "Yang gede semester satu, kuliah putus jadinya. Cari mana saya kerjanya di sini jual -jual kopi lah di kampung mana bisa terusin. Enggak kuliah lagi," tambahnya.

"Yang kuliah putuslah biaya enggak ada. Orang ambil empat tahun kan masih lama. Di kampung mah jauh," tutupnya.