Dijual buat dijadikan PSK, gadis ini selamat karena pura-pura gila
Merdeka.com - Seorang gadis belia berinisial HY (17) pura-pura mengidap gangguan jiwa agar dirinya tidak dijadikan pekerja seks komersial (PSK). HY melarikan diri yayasan penyalur tenaga kerja Setia Karya yang berdiri di Jalan Ketapang Baru I Nomor 4 RT 03 RW 03 Kelurahan Kebon Kosong Kecamatan Jakarta Pusat.
Cerita perempuan asal Jepara Jawa Tengah itu awalnya ingin mengadu nasib sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di ibu kota Jakarta. "Dia dari Jepara ke sini untuk jadi asisten rumah tangga. Dia daftar ke yayasan milik tersangka Rahmad. Setelah itu ia dijual ke kafe di kawasan prostitusi Dadap, Tanggerang sebagai pelayan kafe yang juga bisa diajak tamu untuk berhubungan badan. Karena tidak mau, dia pura-pura gila," ujar Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Martiana di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (17/11).
Karena disangka gila, HY pun akhirnya dipulangkan pemilik kafe sekaligus mucikarinya, Gondrong (37) ke yayasan Setia Karya. "HY disangka gila, makanya dia dipulangkan dengan ojek ke Kemayoran. Setelah sampai di yayasan itu, dia (korban) disekap lagi sama Rahmad," papar Martiana.
-
Siapa yang diusir pemilik toko? Pemilik toko makanan di Vietnam ini terlihat begitu marah. Ia bahkan mengusir satu keluarga dari tokonya. Pemilik toko ini tidak gentar mengusir paksa keluarga Israel tersebut.
-
Siapa yang sempat 'dibuang' oleh majikannya? Nenek Satikem sempat 'dibuang' oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
-
Siapa yang dipecat dari pekerjaannya? Pada 19 September, bank tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja Shi dan pengeluaran dirinya dari Partai Komunis China setelah dilakukan penyelidikan terkait masalah tersebut, menurut laporan dari media China, Securities Times.
-
Siapa yang dituduh sebagai pelakor? Dituding Jadi Pelakor Momen tersebut bermula ketika Dinar Candy dituduh sebagai pelakor oleh Ayu Soraya, istri sah Ko Apex.
-
Kenapa pria itu kabur dari pekerjaannya? 'Kerja tadinya, kerja proyek tapi nggak dibayar sudah sebulan. Yaudah kabur, nggak betah, lama-lama nggak betah,' kata pemuda tersebut kepada Polisi.
Akhirnya HY memutuskan untuk kabur dari yayasan tersebut dengan memanjat atap rumah dan meminta pertolongan supir bajaj untuk diantar ke Polsek Kemayoran pada Senin pagi, tanggal 26 Oktober 2015 lalu. Setelah membuat laporan di mapolsek, HY kemudian diantar ke Mapolres Metro Jakarta Pusat untuk mendapat perlindungan aparat.
"Dia dibawa oleh petugas piket Polsek Kemayoran, ceritanya dia manjat rumah Rahmad, naik ke genteng jam 4 subuh lalu setopin bajaj minta diantar ke kantor polisi terdekat," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu korban, ST mengaku sangat menyayangkan sikap kepolisian yang melepas GH bersama alat bukti berupa handphone.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban mengaku diimingi kerja di klinik kecantikan oleh perekrut sebelum dijadikan PSK.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaPembongkaran berawal dari adanya laporan Anak Baru Gede (ABG) hilang. Hasilnya, muncikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK) ditangkap.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar, Irjen Suharyono mengatakan korban disekap dengan mulutnya ditutup, kemudian korban pingsan
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaSeorang wanita muda berinisial MJS (19) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Dia dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaDesakan pelaku menjual ginjal itu dikatakan korban saat diperiksa polisi terkait penyelidikan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaSetelah kabur pasien tersebut diduga diperkosa oleh seorang pria. Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/12) malam.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial CI itu ditangkap di perjalanan saat melakukan pelarian.
Baca SelengkapnyaKondisi BA saat ini masih depresi berat dan dirawat di rumah aman Kota Salatiga.
Baca SelengkapnyaD pun menjual korban melalui berbagai aplikasi kencan (dating apps) dan aplikasi pesan singkat dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Baca Selengkapnya