Dikasih obat penenang, bayi Bonbon bisa alami kerusakan ginjal
Merdeka.com - Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap kasus eksploitasi dan perdagangan anak di kawasan Blok M. Sebanyak 17 PMKS berhasil diamankan ke Polres Jakarta Selatan. Satu diantaranya merupakan bayi berusia 6 bulan.
Adalah Bonbon bayi malang yang saat diamankan tengah dalam pelukan seorang wanita dengan inisial SM yang kini menjadi tersangka. SM ditetapkan setelah terbukti menggunakan memberikan obat penenang kepada Bonbon. Jenis obat yang digunakan yaitu riklona clonazeplam.
Dalam sehari Bonbon harus menelan dua kali obat penenang itu. Setiap pagi dan sore SM memberikan 1/4 tablet riklona clonazeplam.
-
Kenapa pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Mereka memanfaatkan kondisi pelajar yang masih labil dengan iming-iming bisa tidur nyenyak setelah mengonsumsi obat ini,' jelasnya.
-
Bagaimana pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Awalnya mereka menyebarkan informasi dari mulut ke mulut, menawarkan obat ini dengan janji tidur yang nyenyak,' tambahnya.
-
Kenapa anak bahaya minum obat dewasa? Anak-anak memiliki sistem pencernaan, metabolisme, dan fungsi hati yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka mungkin tidak dapat memetabolisme obat dengan efisiensi yang sama seperti orang dewasa.
-
Siapa yang jadi target penjualan obat di Tasikmalaya? Kasat Narkoba Polres Tasikmalaya, AKP Beni Firmansyah, menjelaskan bahwa ketiga tersangka menargetkan pelajar sebagai pasar untuk obat terlarang yang mereka jual.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Mengapa orang menyalahgunakan obat? Hal ini menyebabkan obat digunakan bukan sebagai sarana kesehatan namun untuk pencarian sensasi, rekreasi, atau untuk menghindari masalah emosional.
"Secara fisik itu bisa menyerang ginjal karena dia bisa merusak. Yang paling cepat itu mengenai lambung karena itu obat keras," kata humas asosiasi psikologi forensik dan klinis, kasandra purtanto di Polres Jakarta Selatan, Jumat (25/3).
Kata dia, efek jangka panjang dari penggunaan obat keras terhadap bayi bisa menyebabkan penurunan pada kemampuan berpikir anak. Nantinya anak jadi sulit untuk berpikir.
"Seharusnya anak itu bisa berekspresi, bisa belajar dengan baik. Tapi karena ini otaknya jadi lemot jadi enggak bisa mikir cepat," tambah dia.
Dia menjelaskan, obat tersebut biaya dikonsumsi oleh orang dewasa. Untuk mendapatkan jenis obat penenang tersebut juga memerlukan resep psikiater. Karena itu obat jenis ini tidak mudah ditemukan di apotek-apotek kebanyakan.
"Pakai resep, harus pakai resep. Dan itu hanya boleh dikeluarkan oleh psikiater saja. Dokter umum juga enggak boleh pakai obat itu," jelas dia.
Menurut dia, penggunaan obat ini tidak dijual bebas. Sehingga jika ada yang menjual bebas ia menduga ada sindikat penjualan obat secara bebas. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Obat dewasa sering kali memiliki dosis yang lebih tinggi daripada yang aman bagi anak-anak.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, N juga dijerat dengan pasal berlapis yakni berkaitan dengan UU PKDRT dan UU Kesehatan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaObat-obatan tersebut dikonsumsi cukup lama dan dilakukan secara terus menerus.
Baca SelengkapnyaSetelah menjalani pemeriksaan, hasilnya mampu membuat dokter sedih hingga gregetan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi minuman kemasan bisa menyebabkan diabetes yang memicu penyakit ginjal dan perlu diatasi dengan cuci darah.
Baca SelengkapnyaMeski dianggap lebih baik, namun konsumsinya yang berlebihan dapat membawa dampak buruk. Apalagi dengan banyaknya pemanis buatan dalam makanan anak-anak.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui pada penyidik jika apa yang dilakukannya, yaitu memberikan obat jenis Deksametason dan Pronicy pada bayi adalah hal yang biasa dikalangan teman.
Baca SelengkapnyaTerungkapnya kasus ini berawal dari postingan Instagram dengan akun @linggra.k.
Baca SelengkapnyaKonsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat meningkatkan risiko diabetes
Baca SelengkapnyaPuluhan pasien anak menjalani proses cuci darah atau hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Baca SelengkapnyaPerkara ini bermula pada Oktober 2022. Saat memasuki usia 16 bulan, korban seringkali muntah. Dia berinisiatif memberikan obat.
Baca Selengkapnya