Dikira Penjambret, IK Tewas Usai Dikeroyok Satpam Rumah Sakit
Merdeka.com - Hanya karena wajahnya mirip dengan pelaku pencurian ponsel, warga Johar Baru berinisial IK (40) dikeroyok oknum sekuriti Rumah Sakit (RS) di Jakarta Pusat. Akibatnya, korban meninggal dunia dengan luka parah di bagian kepala.
Kerabat korban, Achmad Syarifudin, menceritakan kejadian itu. Bermula ketika mendapat kabar lewat ponsel bahwa adik ipar meninggal dunia secara mengenaskan pada Minggu, 24 Oktober 2021 pagi.
Pada 23 Oktober pagi, rumah adik iparnya itu kedatangan lima orang pelaku. Mereka diketahui sekuriti dan manajemen dari Rumah Sakit Abdul Radjak, Salemba.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
Kehadiran mereka untuk menginformasikan kondisi adik ipar yang sedang terbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri di Rumah Sakit Abdul Radjak. Mendengar penjelasan rumah sakit, adiknya lantas syok.
"Di situ disampaikan ke istri korban, bahwa suaminya kecelakaan. Ibu harus tanda tangani surat agar besok segera dioperasi. Kagetlah istrinya, padahal tadi pas berangkat tidak apa-apa kok tiba-tiba kek gini," ucap Dindin saat dihubungi, Rabu (27/10).
Dindin mengungkapkan, pihak manajemen lantas memboyong adiknya ke rumah sakit. Di lantai dua Rumah Sakit Abdul Radjak, Salemba, pihak rumah sakit kembali menginterogasi adik kandungnya itu.
"Ditanyakan segala macem, suami kerja apa, anaknya berapa, kemudian istri korban bertanya 'emang kenapa suami saya' di jawab suami ibu kecelakaan," kata Dindin menceritakan kembali.
Kemudian, adiknya dipaksa mendatangani surat persetujuan operasi yang rencana dilakukan pada esok hari. Dengan berat hati, adiknya menuruti permintaan dari pihak rumah sakit.
"Istri korban akhirnya tanda tangan," ujar dia.
Dindin menerangkan, adik kandungnya meminta izin pihak rumah sakit untuk menemui sang suami di UGD. Dindin mengatakan, diam-diam adiknya mengambil foto.
"Kondisinya koma waktu itu belum meninggal," ujar dia.
Dindin menerangkan, foto itu dikirim ke keluarga besar melalui singkat WhatsApp Messenger. Ia sendiri terima pada Minggu sekitar pukul 08.00 WIB.
Dindin lihat-lihat ada yang janggal dengan kondisi tubuh korban. Memar pada mata dan kepala tak seperti luka kecelakaan lalu lintas.
"Kalau kecelakaan itu paling tidak ada memar, memar di badan. Ini timbul kecurigaan dari pihak keluarga," ucap dia.
Apalagi, yang memberitahukan kondisi adik ipar adalah pihak rumah sakit bukan kepolisian.
Dindin mengatakan, ia memutuskan berangkat ke rumah sakit pada Minggu sore. Dindin mencari-cari informasi dari beberapa karyawan rumah sakit. Hasilnya, nihil.
"Siapa yang antar korban ke rumah sakit, kalau memang kecelakaan. Saya kemudian minta jadwal piket di UGD, tidak dikasih. Saya minta lihat CCTV juga tidak dikasih," terang dia.
Dindin terus mendesak agar mendapatkan informasi benar ke karyawan. Orang itu bergeming setelah Dindin menyatakan membawa kasus ini ke kepolisian.
"Saya bilang di situ, saya mau ke kantor polisi, baru karyawan itu menelepon manajemen sama danru sekuriti," ujar dia.
Dindin mengatakan, ingin bertemu dengan perwakilan manajemen dan sekuriti di lantai dua. Ia meminta penjelasan secara rinci. Di situ, Dindin kaget bukan kepalang bahwa adik iparnya tewas akibat dianiaya oleh sejumlah orang.
Menurut keterangan sekuriti, wajah adik ipar sempat terekam CCTV pernah melakukan pencurian telepon gengam milik seorang pasien pada 18 Oktober 2021.
"Di situ dijelaskan pihak rumah sakit, si korban dicurigai oleh mereka melakukan tindak pidana. Ada pencurian handphone keluarga pasien. Kemudian korban ditahan oleh sekuriti di pos dengan kondisi tangan diborgol," ujar dia.
Dindin mempertanyakan sejumlah luka yang ada di tubuh adik iparnya dan jawaban pihak sekuriti membuatnya naik pitam.
"Saya tanya kenapa bisa babak belur, dia bilang itu dipukulin massa. Dari situ saya bilang, saya info ke ke keluarga besar. Kalau gak terima siap-siap diminta keterangan sama pihak kepolisian," ucap dia.
Dindin menerangkan, ia telah membuat laporan ke Polres Metro Jakpus pada Senin 25 Oktober 2021 kemarin. Adiknya telah di BAP. Demikian juga dengan hasad adiknya, telah diautopsi oleh pihak kepolisian.
"Sudah diselidiki pihak kepolisian," kata Dindin.
Dindin mengatakan, informasi terakhir yang diterima ada seorang sekuriti yang mengaku telah menganiaya adik ipar.
"Katanya ada yang mengaku pukul si korban pada bagian kepala sebelah kiri sampai keluar darah," ujar dia.
Dindin berharap, kasus ini diusut tuntas oleh pihak berwajib. Ia yakin korban meninggal secara tak wajar. Selain dari luka, sepeda motor korban juga tak mengalami kerusakan.
Sebelumnya, Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto menerangkan, pihaknya sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap penyebab kematian IK (41). Hasil rekam medis menyatakan, ada pendarahan pada bagian kepala.
"Diduga (meninggal) karena pendarahan di kepala," kata dia kepada awak media, Selasa (26/10/2021).
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum terjadi pembunuhan, keduanya terlibat cekcok mulut dan korban mengeluarkan kata-kata kasar yang membuat tersangka sakit hati.
Baca SelengkapnyaKasus kecelakaan Iptu Jarot telah naik ke penyidikan.
Baca SelengkapnyaSopir angkutan umum di Kota Tasikmalaya berinisial YS (48) meninggal dunia usai dianiaya DP (34) dan YR (29)
Baca SelengkapnyaKorban dinyatakan meninggal dunia, akibat kehabisan darah karena luka sobek pada kepala bagian belakang dan dahi.
Baca SelengkapnyaKetika itu, mereka mampir ke rumah rekannya di Jalan Amd Ciracas, Jaktim.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu pertama kali dilaporkan oleh anak korban pada keluarga besar.
Baca SelengkapnyaKematian tahanan Irohmin (22) di Rutan Klas I Pakjo Palembang beberapa hari lalu masih menyisakan pertanyaan bagi keluarga.
Baca Selengkapnya